Blogger Widgets TAMAMI JAYA: January 2015
SELAMAT DATANG Di Web tamamijaya.blogspot.com Jalan DR.Wahidin 76 Dema'an Jepara

Wednesday, 28 January 2015

CARA MENGHITUNG MASA KERJA PNS



Pada dasarnya masa kerja itu ada dua macam yaitu masa kerja golongan dan masa kerja keseluruhan.  Masa kerja keseluruhan dihitung apabila seorang PNS pada saat pengangkatannya ( CPNS ) dimulai dari golongan II. Sedangkan  bila seorang PNS yang pada saat pengangkatan sudah golongan III biasanya antara masa kerja golongan dan masa kerja keseluruhan akan sama.

1.  Cara Menghitung Masa Kerja Golongan  :
Dihitung dari Masa Kerja yang tertulis pada SK Kenaikan Pangkat Terakhir sampai dengan bulan / tahun berjalan.
CONTOH  :  Seorang  PNS punya SK Kenaikan Pangkat terakhir : 01 April 2006 dengan masa kerja golongan ( tercantum dalam SK ) 15 tahun 01 bulan.
Cara Menghitung Masa Kerja Golongan Pada Bulan April Tahun  2013 adalah :
01  –  04  –  2006    =     15  tahun  01  bulan
01  –  04  –  2013     =    07  tahun  00  bulan
00  – 00  –       07     =    22  tahun   01  bulan (  HASIL  )
Jadi Masa Kerja PNS tersebut pada bulan APRIL  2013 adalah 22 tahun 01 bulan.

2.  Cara Menghitung Masa Kerja Keseluruhan  :
Dihitung mulai TMT CPNS sampai dengan bul;an terakhir penghitungan, ditambah dengan masa kerja yang diperoleh saat pengangkatan.
CONTOH  :  Seorang  PNS mempunyai  SK  CPNS  TMT : 01 APRIL 1986, dengan masa kerja diperoleh sebelumnya ( tercantum ) dalam SK cpns 05  tahun  03  bulan.
Cara Menghitung Masa Kerja Keseluruhan adalah sebagai berikut :
01  –  04  –  1986
01  –  04  –  2013
00  –  00  –  27 tahun 00 bulan, ditambah dengan masa kerja sebelumnya ( 05 tahun 03 bulan ).
HASILNYA  :  Masa Kerja Keseluruhan PNS tersebut per  01 April 2013 adalah  32 tahun  03  bulan.
Apabila seorang PNS mengajukan Peninjauan Masa Kerja dan disetujui oleh yang berwenang, maka masa kerjanya otomatis juga akan bertambah.

Seorang PNS Golongan I / d naik pangkat ke Golongan II / a masa kerja golongannya akan dikurangi 6 ( enam ) tahun.
Contoh :  Gol. I/d MKG 16 tahun 1 bulan, bila naik pangkat ke gol. II/a maka MKG-nya menjadi 10 tahun 1 bulan
Sedangkan seorang  PNS Golongan  II/ d yang naik pangkat ke Golongan III / a Masa Kerja Golongannya akan dikurangi 5 ( lima) tahun.
Contoh : gol. II/d MKG 22 tahun 7 bulan, bila naik pangkat ke Gol. III/a maka MKG-nya menjadi 17 tahun 7 bulan.

Sunday, 25 January 2015

BENTENG PORTUGIS



Pada tahun 1619, kota Jayakarta (Sunda Kelapa) dimasuki VOC Belanda, dan saat ini Sunda Kelapa yang diubah namanya menjadi Batavia dianggap sebagai awal tumbuhnya penjajahan oleh Imperialis Belanda di Indonesia. Sultan Agung Raja Mataram sudah merasakan adanya bahaya yang mengancam dari situasi jatuh nya kota Jayakarta ke tangan Belanda. Untuk itu Sultan Agung mempersiapkan angkatan perangnya guna mengusir penjajah Belanda. Tekad Raja Mataram ini dilaksanakan berturut-turut pada tahun 1628 dan tahun 1629 yang berakhir dengan kekalahan di pihak Mataram. Kejadian ini membuat Sultan Agung  berpikir bahwa VOC  Belanda hanya bisa dikalahkan lewat serangan darat dan laut secara bersamaan, padahal Mataram tidak memiliki armada laut yang kuat, sehingga perlu adanya bantuan dari pihak ketiga yang juga berseteru dengan VOC yaitu Bangsa Portugis

Benteng ini dibangun pada tahun 1632 oleh Kerajaan Mataram pada masa pemerintahan Sultan Agung Hanyokrokusumo yang bekerjasama dengan Bangsa Portugis yang pada saat itu berseteru dengan VOC Belanda. Benteng ini merupakan hasil perjanjian antara Mataram dengan Portugis. Fungsi benteng ini  sebagai pusat pertahanan dan menjaga lintas pelayaran dari ancaman VOC karena pada saat itu Mataram berseteru dengan VOC. Benteng ini strategis untuk kepentingan militer zaman dahulu dengan menempatkan beberapa meriam dengan kemampuan jarak tembak 3 Km.Fungsi dari keberadaan Benteng ini sebagai markas tentara Portugis dan untuk menghalau kapal-kapal niaga VOC yang melintas bahkan yang ingin mendarat di pantai utara Jawa.Kenyataannya Malaka yang sebagai kota utama Portugis dapat direbut VOC pada tahun 1641 , dan tahun 1642 Bangsa Portugis angkat kaki dari Benteng ini.

Benteng Portugis Jepara secara administratif terletak di Desa Banyumanis, Kecamatan Donorojo, Kabupaten Jepara. Pada awalnya benteng ini berada di wilayah Kecamatan Keling, tetapi setelah adanya pemekaran wilayah pada tahun 2008/2009 maka keberadaan Benteng Portugis ini sekarang masuk dalam wilayah Kecamatan Donorojo.
Batas-batas wilayah yang mengelilingi Benteng Portugis Jepara adalah sebagai berikut :
  • Jalan raya jurusan Jepara-Keling dan pemukiman penduduk di sebelah selatan
  • Laut Jawa di sebelah barat
  • Laut Jawa di sebelah timur
  • Laut Jawa dan Pulau Mandalika di sebelah utara
Secara geografis Benteng Portugis Jepara berada pada koordinat UTM E 463236,41 dan S 9277713,49

Benteng ini sekarang hanya berupa reruntuhan tembok berbentuk persegi empat yang terletak di atas bukit tepat di seberang selatan Pulau Mandalika. Di dalam tembok hanya berupa lahan kosong yang ditumbuhi beberapa pohon yang sengaja dibiarkan untuk tempat berteduh pengunjung. Di area dalam sebelah utara terdapat satu bangunan yang juga digunakan sebagai temat berteduh pengunjung. Selain itu terdapat beberapa replika meriam yang ditempatkan di sisi utara dan timur benteng yang langsung berbatasan dengan laut lepas.

Benteng Portugis dibangun diatas sebuah bukit yang menjorok ke arah laut (tanjung) yang diapit oleh dua teluk di sebelah barat dan timur. Tebing bukit sisi barat, dan utara merupakan tebing yang terjal dengan beberapa singkapan batuan padas. Sedangkan sisi timur agak landai dan jalan masuk ke benteng melalui tebing bukit sisi selatan yang secara morfologinya tidak terlalu terjal. Secara geologi bukit tersebut merupakan bukit padas dengan lapisan tanah permukaan yang tipis berkisar 20 hingga 30 cm yang merupakan hasil pelapukan batuan padas tersebut.
Benteng Portugis dibangun pada bagian puncak bukit sisi utara. Benteng ini sekarang hanya tinggal pagarnya yang terbuat dari batu padas yang disemen (semen ini masih perlu diteliti campurannya, apakah semen sekarang atau semen dahulu).
Benteng tersebut memiliki 3 buah pintu yang terdiri dari satu pintu utama di sisi selatan benteng, satu pintu di sisi barat dan satu pintu di sisi utara. Pada benteng sisi utara terdapat 3 buah lubang berbentuk huruf u yang dimungkinkan merupakan tempat meletakkan meriam dengan arah hadap ke laut. Di tengah-tengah benteng terdapat struktur berbentuk persegi empat yang terbuat dari tumpukan fragmen batu padas. Bangunan ini tidak diketahui apakah memiliki atap yang permanent atau tidak. Bangunan ini menghadap ke barat (pantai sebelah barat) dengan pintu utama berada di sisi barat dan terletak di ujung utara tembok bangunan. Tinggi tembok bangunan sisi utara pada ujung barat adalah ± 160 Cm dan ujung timur yang menempel pada bukit memiliki ketinggian ± 200 Cm. Tembok sisi barat memiliki tinggi ± 200 Cm, sedangkan tembok sisi selatan ketinggiannya sama dengan tembok sisi utara. Pada tembok sisi utara dan sisi selatan terdapat beberapa lobang dengan diameter ± 25 Cm dengan interval jarak antar lobang ± 60 Cm dan jarak tinggi dari tanah adalah ± 160 Cm.

Disekeliling benteng telah dibangun jalan setapak dari paving blok yang saling berhubungan dan kesemuanya mengarah ke pantai di utara dan timur bukit sebagai jalan turun atau naik pengunjung baik dari arah pantai menuju ke benteng maupun sebaliknya. Pada halaman dalam benteng pernah dibangun beberapa permainan anak-anak tetapi oleh manajer yang sekarang permainan ini telah dilepas dan dipindah di areal dekat loket karcis tanda masuk. Bangunan baru yang ada adalah sebuah gardu pandang yang dibangun halaman dalam benteng pojok barat laut.
Dibawah bukit sisi barat dan ditepi pantai terdapat bangunan yang mirip dengan Benteng Portugis yang berada di puncak bukit. Bangunan ini dibangun menempel pada tebing bukit yang mirip dengan sebuah goa. Goa disini bukan berarti sebuah goa horizontal maupun goa vertikal yang dalam tetapi terbentuk dari adanya patahan pada lapisan batuan padas sehingga membentuk sebuah rongga. Karena membentuk sebuah rongga maka beberapa warga menyebutnya sebagai goa.

Kawasan Wisata Benteng Portugis sebagai salah satu situs arkeologis dan  merupakan salah satu Benda Cagar Budaya di Jepara. Kawasan ini mempunyai nilai sejarah yang penting bagi perkembangan Kabupaten Jepara dan potensi alam yang menarik, sehingga kawasan disini perlu dilestarikan dan ditata dalam perencanaan untuk dikemas dan dipresentasikan sebagai sarana pariwisata yang mempunyai nilai edukatif dan rekreatif, agar dapat meningkatkan ekonomi lokal kawasan sekaligus dan meningkatkan jati diri Kabupaten Jepara.
Hal ini tentunya dapat diintegrasikan dengan prioritas program di sektor transportasi, kelautan, kebersihan dan pertamanan, kependudukan serta penataan bangunan dan lingkungan guna mendukung sektor pariwisata dan budaya di Kawasan Wisata Benteng Portugis.

Di Benteng Portugis ini terdapat 2 ( dua ) buah gua , yaitu gua vertical letaknya di atas Benteng disebelah sudut kanan Benteng dan gua lainnya berada di pinggir pantai sebelah barat yang menghubungkan Benteng Portugis dengan gua tritip berjarak 2 Km dari Benteng Portugis dan Gua Lawa batu gedek yang berada di pegunungan depan Benteng Portugis.Disebelah barat Benteng terdapat Benteng Pengintai berukuran 2,5 x 4 meter yang berfungsi sebagai tempat pengintaian musuh dan penempatan senapan laras panjang tentara Portugis di lubang-lubang kecil yang berjejer di Benteng Pengintai tersebut.
Selain Benteng Portugis sebagai Destinasi wisata sejarah dan budaya, juga memiliki potensi keindahan alam yang besar dan terlengkap di Kabupaten Jepara. Potensi alam yang mendukung Destinasi wisata Benteng Portugis antara lain wisatawan dapat melihat pemandangan bukit , gunung cagar alam Clering , laut , dan pantai ,serta hamparan batuan sedimen yang jarang dijumpai di pantai lain dan merupakan ICON Destinasi wisata Benteng Portugis serta dapat melihat keindahan Pulau Mondoliko yang letaknya tepat berada di utara Benteng Portugis.
Dengan didukung oleh sumber daya alam yang besar pemandangan di sekitar Destinasi Wisata Benteng Portugis sangat menarik dan menakjubkan. Keindahan alam tersebut dapat kita jadikan sebagai slogan wisata “ BACK TO NATURE “ . Keindahan alam yang mendukung ini , sangat disukai wisatawan mancanegara yang setiap tahunnya mengalami peningkatan arus kunjungan ke Destinasi wisata Benteng Portugis.

Sumber :
kebudayaan.kemdikbud.go.id
wikipedia.org

Wisata Sejarah di Jepara KLIK DI SINI

Friday, 23 January 2015

Museum R.A. Kartini



R.A.Kartini tokoh penggagas emansipasi wanita yang masih sering diperingati sebagai hari besar nasional setiap tanggal 21 April. Berbagai jejak rekam beliau dapat diketahui oleh khalayak umum di Museum Kartini. Di museum ini, anda dapat mengenal lebih dekat tentang sosok Kartini yang begitu gigih dalam memperjuangkan status sosial wanita di Indonesia. 
Museum Kartini adalah tempat penyimpanan benda-benda R.A. Kartini semasa hidupnya. Tidak hanya itu, terdapat juga benda peninggalan kakaknya, yaitu RMP Sosrokartono dan beberapa benda-benda kuno yang ditemukan di wilayah Kabupaten Jepara. 
Museum ini terletak di Jalan Alun-alun No. 1 Desa Panggang, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah.
Museum Kartini terletak di Desa Panggang, Kecamatan Jepara, tepatnya di Alun-alun No.1, Jepara, di sebelah utara Pendopo Kabupaten Jepara.
Museum R.A. Kartini buka setiap hari mulai pukul : 08.00 – 16.00 WIB

Bangunan Museum
Museum ini terdiri dari 3 buah bangunan yang jika di lihat dari atas bangunan tersebut berbentuk huruf K, T dan N yang merupakan singkatan dari Kartini. 
Bangunan Museum merupakan bangunan baru dan lokasinya dekat Pendopo Kabupaten persis bersebelahan dengan Alun-alun kota Jepara, dengan harapan akan lebih menarik masyarakat.
Luas bangunan museum 890 meter persegi, berdiri di atas tanah seluas 5.210 meter persegi. Bangunan tersebut terdiri dari tiga gedung:
  1. Gedung K, seluas 590 meter persegi
  2. Gedung T, seluas 130 meter persegi
  3. Gedung N, seluas 190 meter persegi
Gedung N sekarang difungsikan sebagai tempat kegiatan seni.

Sejarah Singkat
R.A. Kartini sebagai perintis emansipasi wanita Indonesia. Untuk mengenang jasa, pengabdian, dan perjuangannya, maka pada tahun 1975 Pemerintah Daerah Tingkat II Jepara, atas usulan wakil rakyat dan bantuan dari Presiden Soeharto, telah didirikan museum pada tanggal 30 Maret 1975, pada masa pemerintahan Bupati Soewarno Djojomardowo, S.H. Diresmikan pada tanggal 21 April 1977 oleh Bupati Kepala Daerah Tingkat II Jepara, Soedikto, S.H. Museum Kartini merupakan museum lokal yang dikelola oleh Pemerintah Kabupaten Jepara.
Museum ini selain menyajikan benda-benda peninggalan R.A. Kartini juga menyajikan benda-benda warisan budaya yang didapat di daerah Kabupaten Jepara.

Koleksi
Museum Kartini merupakan tempat penyimpanan benda-benda peninggalan R.A. Kartini semasa hidupnya serta benda peninggalan kakaknya yaitu RMP Sosrokartono. Selain itu juga menyimpan benda-benda kuno hasil temuan di wilayah Kabupaten Jepara.
Penyajian ruang koleksi dibangi menjadi empat ruangan:

Ruang I
Badan K untuk koleksi peninggalan R.A. Kartini berupa benda-benda serta foto semasa masih hidup
, terdapat banyak sekali benda-benda peninggalan Kartini. Mulai lukisan, ruang kerja semasa dia hidup, hingga beberapa catatan tentang buku Habis Gelap, Terbitlah Terang. Beberapa foto-foto Kartini dan keluarga juga banyak terpampang di dinding-dinding museum. 
Jadi ruang ini berisi koleksi peninggalan RA Kartini berupa benda-benda dan foto-foto miliknya semasa masih hidup antara lain : (Satu) set meja kursi tamu yang masih asli terbuat dari kayu jati dengan ukiran khas motif Jawa kuno, Lukisan wajah beliau pada saat melangsungkan pernikahannya dengan Bupati Rembang, Raden Mas Adipati Djoyodiningrat pada tanggal 12 Nopember 1903, Foto contoh tulisan dalam bahasa Belanda yang ditujukan kepada sahabatnya di negeri Holland, Foto putera satu-satunya yaitu Raden Mas Singgih yang waktu kecilnya bernama Susalit (Jawa : susah wiwit alit atau dalam bahasa Indonesia susah sejak kecil), Foto ayahandanya, RMAA. Sosroningrat yang pernah menjabat sebagai Bupati Jepara yang waktu itu pusat pemerintahannya berada di Pendopo Kabupaten.
Terdapat juga Foto ibu kandungnya, MA. Ngasirah yang berasal dari desa Telukawur Jepara, Meja belajar, Piring dan mangkok, Hasil keterampilan tangan muridnya berupa renda, Alat untuk membatik berupa canting milik RA Kartini, Silsilah RA Kartini, Serambi belakang pendopo Kabupaten, Botekan, sebuah tempat untuk menyimpan jamu sebagai persiapan pada saat RA Kartini akan dilahirkan, Mesin jahit kepunyaan muridnya yang sampai sekarang masih dapat dioperasikan.

Ruang II
Masih berada di gedung pertama, namun berbeda ruang, berisi benda-benda peninggalan R.M. Panji Sosroakartono, kakak kandung dari Kartini.
Di ruang ini kita akan menjumpai benda-benda peninggalan maupun foto-foto dari kakak kandungnya, Drs. RMP. Sosrokartono. Tokoh yang turut berjuang dalam pergerakan kemerdekaan Indonesia sekaligus sebagai motivator dan pendorong bagi cita-cita mulia RA Kartini, menguasai 26 jenis bahasa dan pandai dalam bidang pengobatan dengan menggunakan “Air Putih” sebagai media perantara. Beliau terkenal dengan sebutan “Joko Pring” atau “Mandor Klungsu” dan orang-orang sering memanggil beliau dengan julukan “Ndoro Sosro”. Selain itu beliau terkenal lewat ilmunya “Catur Murti” yaitu perpaduan antara ucapan, perasaan, pikiran, dan perbuatan. Menurut ajaran ilmu tersebut bilamana orang menguasai dan mampu memadukan keempat unsur di atas niscaya orang itu akan menjadi manusia yang sejati (Jawa : Mumpuni). Beberapa benda peninggalan dan foto-foto yang ada di ruangan ini antara lain: Kursi-kursi untuk antri para pasien yang kondisinya masih asli; kursi sofa untuk istirahat; tempat pengobatan sekaligus tempat pembaringan terakhir pada saat beliau wafat; foto gambar gunung Lawu dan Merapi yang diambil tidak melalui pesawat terbang maupun satelit, namun dari suatu tempat tertentu dengan kekuatan ilmu yang dimilikinya; ruang semedi; meja marmer asli; gambar huruf Alif yang terpasang pada bingkai sebagai tanda untuk mengetahui berhasil atau tidaknya dalam mengobati pasien; dll.

Ruang III
Kaki K bawah untuk penyajian
(1) Benda-benda yang bernilai sejarah dan purbakala yang ditemukan di wilayah Jepara, antara lain arkeologi, keramik, dll.
Benda-benda yang ada di ruangan ini meliputi benda-benda purbakala periode abad VII yaitu peninggalan Ratu Shima.
Ratu Shima adalah penguasa kerajaan Kalingga di daerah Keling Kabupaten Jepara dan benda-benda kuno bernilai sejarah yang ditemukan di wilayah Jepara, antara lain:
Foto beberapa barang kerajaan yang terbuat dari emas dan platina, patung arca trimurti dan siwa mahaguru, yoni dan lingga, kepingan mata uang gopeng yang terbuat dari logam, potongan ornament batu berukir yang sekarang ini masih dapat dilihat pada dinding masjid Mantingan Jepara, Seperangkat gamelan kuno, bak mandi dan guci untuk menyimpan air yang terbuat dari tanah liat, beberapa barang keramik yang ditemukan di sekitar perairan Karimunjawa, dll.
(2) Selain benda-benda di atas disajikan pula beberapa contoh barang hasil kerajinan dari Jepara yang terkenal yaitu: Ukir-ukiran, tenun ikat tradisional dari desa Troso, monel (logam baja putih) yang tidak berkarat atau stenlis steel, keramik, rotan dan anyaman bambu.

Ruang IV
Gedung T berisi tulang ikan raksasa ‘Joko Tuwo’ yang panjangnya kurang lebih 16 meter, yang ditemukan di perairan Kepulauan Karimunjawa pada pertengahan bulan April 1989, dalam keadaan mati namun masih ada sisa-sisa dagingnya. Menurut pakar sejarah /arkeologis bahwa ikan ini sebangsa ikan gajah, karena pada bagian kepalanya terdapat semacam gading seperti yang dimiliki hewan gajah serta ada bahasa latin dan spesies khusus untuk hewan tersebut. Namun kebanyakan para pengunjung menyebut ikan itu dengan nama ikan Paus.


Sumber:  Brosur ‘Museum R.A. Kartini’

Wisata Sejarah di Jepara KLIK DI SINI


Wednesday, 21 January 2015

Masjid Agung Baitul Makmur



Masjid Agung Jepara terletak di sebelah selatan Alun-alun kota Jepara tepatnya Desa Kauman, Kecamatan Jepara, Kabupaten Jepara. Masjid Agung Jepara di bangun pada masa Pangeran Arya Jepara, Pangeran Arya Jepara adalah anak angkat dari Ratu Kalinyamat. Masjid Agung Jepara di bangun ketika perpindahan pusat pemerintahan Kerajaan Kalinyamat dari Kota Kalinyamat ke Jepara. Dulu Masjid ini semuanya berbahan dasar kayu jati, namun setelah di rehab dan diperbesar bangunan ini konstruksinya berubah menjadi beton dan berdinding tembok seperti masjid modern saat ini. Namun demikian beberapa bagian bangunan masih menyisakan kekunoannya dengan menggunakan kayu sebagai bahan bangunannya. Sebagai contoh ruang masjid bagian depan plafonnya terbuat dari kayu jati lembaran yang dipolitur berkilat. Begitu pula tiang atau soko gurunya, meski terbuat dari dari beton namun bagian luar dililit oleh kayu dan diukir . Sehingga jika kita sholat di dalam masjid ini nuansa kekunoannya akan terasa sekali. Bagian lain yang bernuansakan ukiran kayu adalah plafon serambi luar yang jika kita lihat dari bawah akan terlihat bentuk ukiran yang indah, kayu-kayu besar berukir bisa kita lihat dari bawah dengan jelas. Ukirannyapun beragam ada yang bernuansakan bunga-bunga seperti ukiran asli Jepara, namun ada pula yang berbentuk khot atau tulisan arab yang dapat kita lihat dibagian pintu dan jendela. Khusus untuk pengimaman juga berlapiskan kayu berukir serta dipolitur sehingga indah dilihat. Bagi siapapun yang belum pernah shalat atau mengunjungi masjid ini dan kebetulan singgah ke kota Jepara anda bisa datang ke masjid ini melihat keindahan ukirannya . Selain itu ada fasilitas Hot Spot di seputaran Masjid Agung Jepara ini , sehingga jika anda membawa Laptop atau HP anda bisa berinternet ria di taman sebelah utara Masjid Agung. Selain melihat keindahan Masjid dan shalat bersama , juga bisa beristirahat santai di Taman sebelah Masjid agung yang setiap sorenya tidak sepi dari pengunjung.
Masjid Agung Baitul makmur Kabupaten Jepara
Alamat: Jl RA Kartini No.1 Jepara 59417 RT 2 RW I Kelurahan Kauman Jepara 59417
Surel : masjidagungbaitulmakmurjepara@gmail.com
Site : www.masjidagungbaitulmakmurjepara.wordpress.com
Telephone : 0291 – 594675
Luas Tanah : 3.490 m2
Luas Bangunan : 1.935 m2
Daya Tampung : 2000 jamaah
Diresmikan : September 1990
Pendukung :
·         Perumahan Karyawan
·         Sarana Pendidikan
·         Ruang Koperasi
·         Ruang Klinik
·         Kantor Sekretariat Pengurus
·         Ruang pertemuan

Visi dan Misi
VISI :
TERWUJUDNYA MASJID AGUNG BAITUL MAKMUR YANG MANDIRI DAN BERDAYAGUNA MAMPU MELAKSANAKAN FUNGSINYA SECARA OPTIMAL
MISI :
1.      Mendakwahkan Islam dengan damai dan simpatik
2.      Meningkatkan kwalitas Umat dibidang keimanan ekonomi dan pendidikan
3.      Membina persatuan dan kesatuan

 

Sejarah

Masjid Agung Jepara di bangun pada masa Pangeran Arya Jepara, Pangeran Arya Jepara adalah anak angkat dari Ratu Kalinyamat. Masjid Agung Jepara di bangun ketika perpindahan pusat pemerintahan Kerajaan Kalinyamat dari Kota Kalinyamat ke Jepara.
Dulu Masjid ini semuanya berbahan dasar kayu jati, namun setelah di rehab dan diperbesar bangunan ini konstruksinya berubah menjadi beton dan berdinding tembok seperti masjid modern saat ini.
Saat memasuki area masjid, pengunjung akan disambut sebuah gerbang tembok besar sebagai identitas awal masjid. Dari situ keseluruhan bangunan pun terlihat. Gaya arsitektur rumah ibadah ini mencirikan gaya khas masjid Nusantara dengan atap berbentuk limas susun tiga. Bentuk atap ini adalah hasil renovasi tahun 1686. Sebelum renovasi, atap tersebut bersusun lima. Badan bangunan tampak menyerupai bagian muka rumah Belanda klasik, berbentuk empat persegi panjang di bagian tengah dan sayap di kedua sisinya.
Namun demikian beberapa bagian bangunan masih menyisakan kekunoannya dengan menggunakan kayu sebagai bahan bangunannya. Sebagai contoh ruang masjid bagian depan plafonnya terbuat dari kayu jati lembaran yang dipolitur berkilat. Begitu pula tiang atau soko gurunya, meski terbuat dari dari beton namun bagian luar dililit oleh kayu dan diukir . Sehingga jika kita salat di dalam masjid ini nuansa kekunoannya akan terasa sekali.
Bagian lain yang bernuansakan ukiran kayu adalah plafon serambi luar yang jika kita lihat dari bawah akan terlihat bentuk ukiran yang indah, kayu-kayu besar berukir bisa kita lihat dari bawah dengan jelas. Ukirannyapun beragam ada yang bernuansakan bunga-bunga seperti ukiran asli Jepara, namun ada pula yang berbentuk khot atau tulisan arab yang dapat kita lihat dibagian pintu dan jendela.
Memasuki ruang utama, mata pengunjung akan dimanjakan oleh berbagai ukiran kayu jati yang sangat detail. Tiang penyangga bergaris tengah besar dari beton berlapis kayu jati dihiasi dengan detail ukiran di bagian bawah. Plafon masjid yang keseluruhannya terbuat dari kayu diperindah elemen ukiran di bagian tengah. Mihrab masjid menjadi mahakarya ukir dengan menampilkan kaligrafi surat Al-lkhlas, Al-Falaq, An- Naas, Al-Kafiruun, dan ayat Kursi.
Bagi siapapun yang belum pernah shalat atau mengunjungi masjid ini dan kebetulan singgah ke kota Jepara anda bisa datang ke masjid ini melihat keindahan ukirannya . Selain itu ada fasilitas Hot Spot di seputaran Masjid Agung Jepara ini , sehingga jika anda membawa Laptop atau HP anda bisa berinternet ria di taman sebelah utara Masjid Agung. Selain melihat keindahan Masjid dan shalat bersama , juga bisa beristirahat santai di Taman sebelah masjid Agung yang setiap sorenya tiada sepi dari pengunjung.
Selain sebagai tempat ibadah dan pusat syiar Islam, Masjid Agung Jepara juga menjadi destinasi bagi pengunjung domestik dan internasional yang tertarik menikmati dan meneliti keunikan interiornya. Secara tidak langsung, masjid ini telah menjadi ikon Kabupaten Jepara itu sendiri.

Sumber :
masjidagungbaitulmakmurjepara.wordpress.com
duniamasjid.islamic-center.or.id
wikipedia.org

Wisata Sejarah di Jepara KLIK DI SINI