R.A.Kartini tokoh penggagas
emansipasi wanita yang masih sering diperingati sebagai hari besar nasional
setiap tanggal 21 April. Berbagai jejak rekam beliau dapat diketahui oleh
khalayak umum di Museum Kartini. Di museum ini, anda dapat mengenal lebih dekat
tentang sosok Kartini yang begitu gigih dalam memperjuangkan status sosial
wanita di Indonesia.
Museum Kartini
adalah tempat penyimpanan benda-benda R.A. Kartini semasa hidupnya. Tidak hanya
itu, terdapat juga benda peninggalan kakaknya, yaitu RMP Sosrokartono dan
beberapa benda-benda kuno yang ditemukan di wilayah Kabupaten Jepara.
Museum ini terletak
di Jalan Alun-alun No. 1 Desa Panggang, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah.
Museum Kartini terletak di Desa Panggang, Kecamatan Jepara,
tepatnya di Alun-alun No.1, Jepara, di sebelah utara Pendopo Kabupaten Jepara.
Museum R.A. Kartini
buka setiap hari mulai pukul
: 08.00 – 16.00 WIB
Bangunan Museum
Museum ini terdiri dari 3 buah bangunan yang jika di lihat dari atas bangunan tersebut berbentuk huruf K, T dan N yang merupakan singkatan dari Kartini.
Museum ini terdiri dari 3 buah bangunan yang jika di lihat dari atas bangunan tersebut berbentuk huruf K, T dan N yang merupakan singkatan dari Kartini.
Bangunan Museum merupakan bangunan baru dan lokasinya dekat
Pendopo Kabupaten persis bersebelahan dengan Alun-alun kota Jepara, dengan
harapan akan lebih menarik masyarakat.
Luas bangunan museum 890 meter persegi, berdiri di atas
tanah seluas 5.210 meter persegi. Bangunan tersebut terdiri dari tiga gedung:
- Gedung K, seluas 590 meter persegi
- Gedung T, seluas 130 meter persegi
- Gedung N, seluas 190 meter persegi
Gedung N sekarang difungsikan sebagai tempat kegiatan seni.
Sejarah Singkat
R.A. Kartini sebagai perintis emansipasi wanita Indonesia. Untuk mengenang jasa, pengabdian, dan perjuangannya, maka pada tahun 1975 Pemerintah Daerah Tingkat II Jepara, atas usulan wakil rakyat dan bantuan dari Presiden Soeharto, telah didirikan museum pada tanggal 30 Maret 1975, pada masa pemerintahan Bupati Soewarno Djojomardowo, S.H. Diresmikan pada tanggal 21 April 1977 oleh Bupati Kepala Daerah Tingkat II Jepara, Soedikto, S.H. Museum Kartini merupakan museum lokal yang dikelola oleh Pemerintah Kabupaten Jepara.
R.A. Kartini sebagai perintis emansipasi wanita Indonesia. Untuk mengenang jasa, pengabdian, dan perjuangannya, maka pada tahun 1975 Pemerintah Daerah Tingkat II Jepara, atas usulan wakil rakyat dan bantuan dari Presiden Soeharto, telah didirikan museum pada tanggal 30 Maret 1975, pada masa pemerintahan Bupati Soewarno Djojomardowo, S.H. Diresmikan pada tanggal 21 April 1977 oleh Bupati Kepala Daerah Tingkat II Jepara, Soedikto, S.H. Museum Kartini merupakan museum lokal yang dikelola oleh Pemerintah Kabupaten Jepara.
Museum ini selain menyajikan benda-benda peninggalan R.A.
Kartini juga menyajikan benda-benda warisan budaya yang didapat di daerah
Kabupaten Jepara.
Koleksi
Museum Kartini merupakan tempat penyimpanan benda-benda peninggalan R.A. Kartini semasa hidupnya serta benda peninggalan kakaknya yaitu RMP Sosrokartono. Selain itu juga menyimpan benda-benda kuno hasil temuan di wilayah Kabupaten Jepara.
Museum Kartini merupakan tempat penyimpanan benda-benda peninggalan R.A. Kartini semasa hidupnya serta benda peninggalan kakaknya yaitu RMP Sosrokartono. Selain itu juga menyimpan benda-benda kuno hasil temuan di wilayah Kabupaten Jepara.
Penyajian ruang koleksi dibangi menjadi empat ruangan:
Ruang I
Badan K untuk koleksi peninggalan R.A. Kartini berupa benda-benda serta foto semasa masih hidup, terdapat banyak sekali benda-benda peninggalan Kartini. Mulai lukisan, ruang kerja semasa dia hidup, hingga beberapa catatan tentang buku Habis Gelap, Terbitlah Terang. Beberapa foto-foto Kartini dan keluarga juga banyak terpampang di dinding-dinding museum.
Badan K untuk koleksi peninggalan R.A. Kartini berupa benda-benda serta foto semasa masih hidup, terdapat banyak sekali benda-benda peninggalan Kartini. Mulai lukisan, ruang kerja semasa dia hidup, hingga beberapa catatan tentang buku Habis Gelap, Terbitlah Terang. Beberapa foto-foto Kartini dan keluarga juga banyak terpampang di dinding-dinding museum.
Jadi ruang ini berisi
koleksi peninggalan RA Kartini berupa benda-benda dan foto-foto miliknya semasa
masih hidup antara lain : (Satu) set meja kursi tamu yang masih asli terbuat
dari kayu jati dengan ukiran khas motif Jawa kuno, Lukisan wajah beliau pada
saat melangsungkan pernikahannya dengan Bupati Rembang, Raden Mas Adipati
Djoyodiningrat pada tanggal 12 Nopember 1903, Foto contoh tulisan dalam bahasa
Belanda yang ditujukan kepada sahabatnya di negeri Holland, Foto putera
satu-satunya yaitu Raden Mas Singgih yang waktu kecilnya bernama Susalit (Jawa
: susah wiwit alit atau dalam bahasa Indonesia susah sejak kecil), Foto
ayahandanya, RMAA. Sosroningrat yang pernah menjabat sebagai Bupati Jepara yang
waktu itu pusat pemerintahannya berada di Pendopo Kabupaten.
Terdapat juga Foto ibu
kandungnya, MA. Ngasirah yang berasal dari desa Telukawur Jepara, Meja belajar,
Piring dan mangkok, Hasil keterampilan tangan muridnya berupa renda, Alat untuk
membatik berupa canting milik RA Kartini, Silsilah RA Kartini, Serambi belakang
pendopo Kabupaten, Botekan, sebuah tempat untuk menyimpan jamu sebagai
persiapan pada saat RA Kartini akan dilahirkan, Mesin jahit kepunyaan muridnya
yang sampai sekarang masih dapat dioperasikan.
Ruang II
Masih berada di gedung pertama, namun berbeda ruang, berisi benda-benda peninggalan R.M. Panji Sosroakartono, kakak kandung dari Kartini.
Masih berada di gedung pertama, namun berbeda ruang, berisi benda-benda peninggalan R.M. Panji Sosroakartono, kakak kandung dari Kartini.
Di ruang ini kita akan
menjumpai benda-benda peninggalan maupun foto-foto dari kakak kandungnya, Drs.
RMP. Sosrokartono. Tokoh yang turut berjuang dalam pergerakan kemerdekaan
Indonesia sekaligus sebagai motivator dan pendorong bagi cita-cita mulia RA
Kartini, menguasai 26 jenis bahasa dan pandai dalam bidang pengobatan dengan
menggunakan “Air Putih” sebagai media perantara. Beliau terkenal dengan sebutan
“Joko Pring” atau “Mandor Klungsu” dan orang-orang sering memanggil beliau
dengan julukan “Ndoro Sosro”. Selain itu beliau terkenal lewat ilmunya “Catur
Murti” yaitu perpaduan antara ucapan, perasaan, pikiran, dan perbuatan. Menurut
ajaran ilmu tersebut bilamana orang menguasai dan mampu memadukan keempat unsur
di atas niscaya orang itu akan menjadi manusia yang sejati (Jawa : Mumpuni). Beberapa
benda peninggalan dan foto-foto yang ada di ruangan ini antara lain:
Kursi-kursi untuk antri para pasien yang kondisinya masih asli; kursi sofa
untuk istirahat; tempat pengobatan sekaligus tempat pembaringan terakhir pada
saat beliau wafat; foto gambar gunung Lawu dan Merapi yang diambil tidak
melalui pesawat terbang maupun satelit, namun dari suatu tempat tertentu dengan
kekuatan ilmu yang dimilikinya; ruang semedi; meja marmer asli; gambar huruf
Alif yang terpasang pada bingkai sebagai tanda untuk mengetahui berhasil atau
tidaknya dalam mengobati pasien; dll.
Ruang III
Kaki K bawah untuk penyajian
Kaki K bawah untuk penyajian
(1) Benda-benda yang bernilai sejarah dan purbakala yang
ditemukan di wilayah Jepara, antara lain arkeologi, keramik, dll.
Benda-benda yang ada di ruangan ini meliputi benda-benda
purbakala periode abad VII yaitu peninggalan Ratu Shima.
Ratu Shima adalah penguasa kerajaan Kalingga di daerah
Keling Kabupaten Jepara dan benda-benda kuno bernilai sejarah yang ditemukan di
wilayah Jepara, antara lain:
Foto beberapa barang kerajaan yang terbuat dari emas dan platina, patung arca trimurti dan siwa mahaguru, yoni dan lingga, kepingan mata uang gopeng yang terbuat dari logam, potongan ornament batu berukir yang sekarang ini masih dapat dilihat pada dinding masjid Mantingan Jepara, Seperangkat gamelan kuno, bak mandi dan guci untuk menyimpan air yang terbuat dari tanah liat, beberapa barang keramik yang ditemukan di sekitar perairan Karimunjawa, dll.
(2) Selain benda-benda di atas disajikan pula beberapa contoh barang hasil kerajinan dari Jepara yang terkenal yaitu: Ukir-ukiran, tenun ikat tradisional dari desa Troso, monel (logam baja putih) yang tidak berkarat atau stenlis steel, keramik, rotan dan anyaman bambu.
Foto beberapa barang kerajaan yang terbuat dari emas dan platina, patung arca trimurti dan siwa mahaguru, yoni dan lingga, kepingan mata uang gopeng yang terbuat dari logam, potongan ornament batu berukir yang sekarang ini masih dapat dilihat pada dinding masjid Mantingan Jepara, Seperangkat gamelan kuno, bak mandi dan guci untuk menyimpan air yang terbuat dari tanah liat, beberapa barang keramik yang ditemukan di sekitar perairan Karimunjawa, dll.
(2) Selain benda-benda di atas disajikan pula beberapa contoh barang hasil kerajinan dari Jepara yang terkenal yaitu: Ukir-ukiran, tenun ikat tradisional dari desa Troso, monel (logam baja putih) yang tidak berkarat atau stenlis steel, keramik, rotan dan anyaman bambu.
Ruang IV
Gedung T berisi tulang ikan raksasa ‘Joko Tuwo’ yang panjangnya kurang lebih 16 meter, yang ditemukan di perairan Kepulauan Karimunjawa pada pertengahan bulan April 1989, dalam keadaan mati namun masih ada sisa-sisa dagingnya. Menurut pakar sejarah /arkeologis bahwa ikan ini sebangsa ikan gajah, karena pada bagian kepalanya terdapat semacam gading seperti yang dimiliki hewan gajah serta ada bahasa latin dan spesies khusus untuk hewan tersebut. Namun kebanyakan para pengunjung menyebut ikan itu dengan nama ikan Paus.
Gedung T berisi tulang ikan raksasa ‘Joko Tuwo’ yang panjangnya kurang lebih 16 meter, yang ditemukan di perairan Kepulauan Karimunjawa pada pertengahan bulan April 1989, dalam keadaan mati namun masih ada sisa-sisa dagingnya. Menurut pakar sejarah /arkeologis bahwa ikan ini sebangsa ikan gajah, karena pada bagian kepalanya terdapat semacam gading seperti yang dimiliki hewan gajah serta ada bahasa latin dan spesies khusus untuk hewan tersebut. Namun kebanyakan para pengunjung menyebut ikan itu dengan nama ikan Paus.
No comments:
Post a Comment