A.PENDAHULUAN
1.Latar Belakang
Masalah
Sumber daya alam yang
banyak dan melimpah pada suatu negara belum merupakan jaminan bahwa negara
tersebut akan makmur, bila pendidikan sumber daya manusianya ditelantarkan.
Suatu negara yang mempunyai sumber daya alam yang banyak, bila tidak ditangani
oleh sumber daya manusia yang berkualitas, pada suatu saat pasti akan mengalami
kekecewaan. Upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia merupakan tugas
besar dan berjangka waktu yang panjang karena masalahnya menyangkut pendidikan
bangsa. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia harus melalui proses
pendidikan yang baik dan terarah serta terprogram, sehingga tujuan pendidikan
yang diharapkan dapat tercapai. Salah satu pendukung utama tercapainya tujuan
pendidikan adalah suasana kelas yang baik dalam arti seluas-luasnya. Di
kelaslah segala aspek pengajaran bertemu dan berproses, sehingga diharapkan di
kelas akan terwujud suasana belajar mengajar yang efektif dan menyenangkan
serta dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan baik sesuai kemampuan. Berbagai cara digunakan untuk meningkatkan mutu lembaga
pendidikannya dari Kurikulum sampai ke hal yang menyangkut tata tertib
sekolahnya, dari kelas yang dilaksanakan di lingkup ruangan yang dibatasi
tembok sampai kelas yang dilakukan di alam terbuka, semua demi meningkatkan
mutu pendidikan maupun menarik perhatian calon peserta didik. Begitu juga
dengan mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, tidak hanya
identik dengan mata pelajaran lari-lari atau mengeluarkan tenaga saja tetapi
sudah saatnya Pendidikan jasmani harus sejajar dengan mata pelajaran yang lain. Dalam hal ini seorang guru pendidikan jasmani
dituntut untuk lebih kreatif dalam mengemas paket mata pelajaran pendidikan
jasmani, termasuk berusaha untuk memberdayakan dan mengoptimalkan penggunaan
sarana dan prasarana yang ada. Seorang guru pendidikan jasmani yang kreatif
akan mampu menciptakan sesuatu yang baru, atau memodifikasi yang sudah ada
tetapi disajikan dengan cara yang semenarik mungkin, sehingga anak didik akan
merasa senang mengikuti pelajaran penjas yang diberikan. Banyak hal-hal
sederhana yang dapat dilakukan oleh guru pendidikan jasmani untuk kelancaran
jalannya pendidikan jasmani, diantaranya dengan pendekatan modifikasi.
Pendekatan modifikasi ini dimaksudkan agar materi yang ada dalam kurikulum
dapat disajikan sesuai dengan tahap-tahap perkembangan kognitif, afektif dan
psikomotorik anak. Proses
pendidikan dapat berjalan dan berhasil dengan baik seperti yang diharapkan juga
ditentukan oleh banyak faktor baik internal maupun eksternal yang harus
didukung oleh semua pihak baik sekolah, pemerintah, maupun masyarakat, terutama
dalam penyampaian materi yang diberikan oleh pendidik terhadap anak didiknya
dengan baik. Sesuai dengan hal tersebut bahwa seorang pendidik (guru)
setidaknya harus menggunakan suatu metode pembelajaran
pendidikan jasmani yang tepat agar peserta didik usia sekolah dasar yang masih
rawan dan memerlukan pembinaan serta bimbingan dapat tumbuh dan berkembang
sesuai dengan tingkat karakteristiknya.
Kenyataan di lapangan, saat pembelajaran
pendidikan jasmani masih saja ditemui kegiatan belajar mengajar yang hasil
pembelajarannya kurang maksimal. Paling tidak ada dua macam faktor yang
menyebabkan rendahnya tingkat minat dan kemampuan dalam mengikuti pembelajaran
lompat jauh siswa SD Negeri 2 Sukosono Kec.Kedung Kab.Jepara, yaitu faktor eksternal
dan faktor internal. Yang termasuk faktor eksternal, di antaranya pengaruh
lingkungan, yakni lingkungan pedesaan yang sebagian besar orangtuanya dari
golongan menengah kebawah dan berprofesi buruh yang dituntut untuk memenuhi
kebutuhan primer sehingga kurang memperhatikan kemajuan belajar siswa.
Akibatnya, siswa tidak terbiasa untuk melakukan aktifitas jasmani dan lebih
tertarik untuk membantu orangtuanya.
Dari faktor internal, faktor-faktor yang
berpengaruh di antaranya pendekatan pembelajaran, metode, media, atau sumber
pembelajaran. Jika kondisi pembelajaran semacam itu dibiarkan berlarut-larut,
bukan tidak mungkin kemampuan aktifitas
jasmani dikalangan siswa akan terus berada pada tataran yang rendah. Para siswa
akan terus-menerus mengalami kesulitan dalam mengekspresikan kemampuan dan
minatnya. Begitu juga dengan KBM di SD Negeri 2 Sukosono, siswa kurang aktif
dalam bergerak khususnya saat mengikuti mata pelajaran olahraga pokok bahasan Atletik
lompat jauh. Dengan berbagai alasan kalau melompat kakinya sakit, takut kena
terpeleset, bisa melukai lutut, sehingga dalam proses pembelajaran lompat jauh
guru penjas mengalami kesulitan jika tidak mengemas materi lompat jauh dengan
cara yang efektif dan menyenangkan. Dan untuk itu perlu solusi yang tepat,
salah satunya dengan cara pendekatan bermain, sehingga upaya untuk mengatasi
permasalahan dalam pencapaian hasil belajar lompat jauh tersebut mudah-mudahan
dapat teratasi. Maka perlu dikaji dan diteliti lebih mendalam baik secara
teoritik maupun praktik melalui Penelitian Tindakan Kelas. Sebagai subyek yang
akan diteliti dalam penelitian ini adalah siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri
Sukosono Kecamatan Kedung Kabupaten Jepara tahun pelajaran 2013/2014.
Dari uraian di atas terutama yang
menyangkut pentingnya penyampaian materi serta dengan pertimbangan supaya pembelajaran
lebih efektif dan menyenangkan, maka peneliti merasa perlu untuk mengkaji
tentang pembelajaran lompat jauh dengan judul “Peningkatan pembelajaran lompat
jauh melalui pendekatan bermain pada siswa kelas V SDN 2 Sukosono Kedung Jepara
Tahun Pelajaran 2013/2014”
2.Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang dan
alasan memilih judul tersebut, maka permasalahan yang dimunculkan adalah
sebagai berikut: Apakah dengan pendekatan
bermain dapat meningkatkan minat dan kemampuan lompat jauh pada siswa kelas V
SD Negeri 2 Sukosono Kedung Jepara tahun pelajaran 2013/2014.
3.Pemecahan Masalah
Dari analisa masalah di atas, peneliti
bermaksud meningkatkan pembelajaran lompat jauh dengan menggunakan metode pendekatan bermain.
Bermain
bagi anak mampu meningkatkan afiliasi dengan teman sebaya, mengurangi tekanan,
meningkatkan perkembangan kognitif, meningkatkan daya eksplorasi, memberi
tempat berteduh yang aman bagi perilaku
yang secara potensial berbahaya. Permainan meningkatkan kemungkinan bahwa
anak-anak akan berkomunikasi dan berinteraksi dengan satu sama lain. Selama
interaksi ini, anak-anak mempraktekkan peran yang mereka laksanakan dalam hidup
masa depannya.
Bermain
juga dimaksudkan untuk membangun suasana belajar yang dinamis, penuh semangat,
dan antusiasme. Karakteristik permainan adalah menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan (fun) serta serius tapi santai (sersan). Bermain digunakan untuk
penciptaan suasana belajar dari pasif ke aktif, dari kaku menjadi gerak
(akrab), dan dari jenuh menjadi riang (segar). Metode ini diarahkan agar tujuan
belajar dapat dicapai secara efisien dan efektif dalam suasana gembira meskipun
membahas hal-hal yang sulit atau berat.Sebaiknya bermain digunakan sebagai
bagian dari proses belajar, bukan hanya untuk mengisi waktu kosong atau sekedar
permainan. Bermain sebaiknya dirancang menjadi suatu ‘aksi’ atau kejadian yang
dialami sendiri oleh peserta, kemudian ditarik dalam proses refleksi untuk
menjadi hikmah yang mendalam (prinsip, nilai, atau pelajaran-pelajaran).
Wilayah perubahan yang dipengaruhi adalah ranah sikap-nilai.
4.Tujuan
Penelitian
Berawal dari permasalahan tersebut di atas, penulis bertujuan untuk mengetahui
sejauh mana pembelajaran lompat jauh melalui pendekatan bermain dapat meningkat.
Dengan pendekatan bermain diharapkan dapat meningkatkan minat dan kemampuan
gerak siswa, serta dengan pendekatan bermain dapat menarik dan menumbuhkan motivasi serta menjadikan rasa senang pada semua siswa untuk mengikuti pembelajaran lompat jauh.
Sehingga terjadi peningkatan kemampuan aktivitas lompat jauh pada siswa kelas V
SD Negeri 2 Sukosono Kecamatan Kedung Kabupaten Jepara tahun pelajaran
2013/2014.
5.Manfaat
Penelitian
1.
Secara teoritis
Secara umum hasil penelitian ini
diharapkan dapat memberikan sumbangan kepada pembelajaran penjas khususnya yang
berkaitan dengan peningkatan pembelajaran lompat jauh.
2.
Secara praktis
a. Bagi
sekolah :
Dapat
meningkatkan pemberdayaan metode ini agar kemampuan siswa lebih baik dan perlu dicoba untuk
diterapkan pada mata pelajaran yang lain.
b. Bagi
guru :
1)
Dapat dijadikan referensi dalam melaksanakan proses
pembelajaran
2)
Dapat menjadi bahan masukan dalam mengambil keputusan
tentang pembelajaran atau perbaikan pembelajaran.
3)
Dapat menjadi bahan pertimbangan bagi guru penjas dalam
menyusun program pembelajaran penjas selanjutnya.
c. Bagi
siswa :
1)
Dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran
lompat jauh
2)
Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk ikut
serta dalam penilaian atas diri sendiri
B.KAJIAN PUSTAKA DAN
HIPOTESIS TINDAKAN
1.Kajian Pustaka
1.1.Hakikat Pendidikan Jasmani
Pendidikan jasmani menurut
UNESCO lewat ICSPE adalah
suatu proses pendidikan seseorang sebagai individu maupun anggota masyarakat
yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani,
dalam rangka memperoleh peningkatan kemampuan dan keterampilan jasmani, pertumbuhan, kecerdasan dan pembentukan watak.
1.2.Hakikat Pembelajaran
a.Pengertian Belajar
Banyak definisi tentang belajar
diantaranya sebagai berikut :
Skinner ( dalam Barlow,1985) belajar
sebagai suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung
secara progresif.
M. Shobry Sutikno dalam bukunya Menuju
Pendidikan Bermutu (2004) belajar adalah proses usaha yang dilakukan oleh
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai sebagai
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Dari beberapa definisi di atas dapat
disimpulkan bahwa belajar adalah perubahan yang terjadi di dalam diri seseorang
setelah melakukan aktifitas tertentu. Pupuh Fathurroman dan M. Shobry Sutikno
(2010:6)
Dalam kegiatan pembelajaran yang
diterapkan guru berarti pula penyediaan pengalaman belajar bagi siswa. Terkait
hal tersebut, guru perlu memahami pola pengalaman belajar siswa dan kemungkinan
hasil belajar yang dicapainya, dalam ” Kerucut Pengalaman Belajar” berikut ini
Berdasarkan diagram tersebut dapat
dipahami bahwa :
1. Apabila
kita melakukan kegiatan membaca maka kita ingat 10% dari yang kita baca.
2. Apabila
kita melakukan kegiatan mendengar maka kita ingat 20% dari yang kita dengar.
3. Apabila
kita melakukan kegiatan melihat maka kita ingat 30% dari yang kita lihat.
4. Apabila
kita melakukan kegiatan melihat dan mendengar maka kita ingat 50% dari yang
kita lihat dan dengar.
5. Apabila
kita melakukan kegiatan mengatakan maka kita ingat 70% dari yang kita katakan.
6. Apabila
kita melakukan kegiatan mengatakan dan melakukan maka kita ingat 90% dari yang
kita katakana dan lakukan.
Dari uraian diagram di atas, ketika akan
menentukan strategi pembelajaran, guru harus berpikir dari bawah ke atas, bukan
dari atas ke bawah. (Mansur Muslich,2007:75-76)
1.Pengertian
Belajar Gerak
Dikemukakan oleh Rusli Lutan dalam
Muhammad Arif Wibowo(2010:14) bahwa belajar gerak meliputi tiga tahap antara
lain tahap orientasi yaitu penguasaan informasi, tahap pemantapan gerak melalui
latihan bersumber dari informasi yang telah diperoleh, tahap otomatisasi yaitu
dapat melakukan gerak secara otomatis.
Berdasarkan pendapat diatas dapat
disimpulkan bahwa belajar gerak merupakan suatu proses yang di dalamnya terjadi
penyampaian informasi, pemberian latihan dan perubahan yang terjadi akibat
latihan dan akan dikuasai suatu gerak yang matang kemudian dari gerakan yang
matang akan menguasai gerak yang relatif permanen dan gerak akan dikuasai
secara otomatis.
Kategori gerak meliputi tiga macam yakni
lokomotor, manipulatif, dan stabilitas.
1.1.Gerak
lokomotor adalah setiap gerak yang dilakukan, dalam keadaan tubuh dipindahkan
posisinya ke arah mendatar (horizontal),atau ke arah gerak(vertical), dari satu
titik ke titik lainnya dalam sebuah ruang. Contohnya ; berjalan, berlari,
berjingkat, melompat, meluncur,dan memanjat.
1.2.Gerak
manipulatif yang melibatkan otot-otot besar adalah aktifitas jasmani yang
melibatkan upaya pengerahan daya yang diarahkan pada suatu obyek, dan upaya
menerima daya dari obyek. Contohnya: melempar, menangkap, menendang, memukul,
memantul, memvoli, dan menggelundung.
1.3.Gerak
stabilitas yakni gerak dikatakan stabil, karena badan seseorang menetap pada
satu posisi. Namun, ia bergerak pada sumbu horizontal atau vertical. Contohnya
: membungkuk, memutar, mengayun, memelintir (kategori gerak satu poros ),
keseimbangan tegak, berguling, berhenti (kategori posisi tubuh statis dan
dinamis).Rusli Lautan (2003 :40-43)
1.3.Metode Pembelajaran
Metode atau Strategi merupakan usaha
untuk memperoleh kesuksesan dan keberhasilan dalam mencapai tujuan. Dalam dunia
pendidikan strategi dapat diartikan sebagai a
plan, method, or series of activities designed to achieves a particular educational goal (J. R.
David, 1976). Sedangkan menurut kamus Purwadarminta ( 1976 ), secara umum
metode adalah cara yang telah teratur dan terpikir baik – baik untuk mencapai
suatu maksud. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, metode adalah
cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna
mencapai tujuan yang ditentukan.
Metode berasal dari bahasa Inggris yaitu Method artinya melalui, melewati, jalan
atau cara untuk memperoleh sesuatu. Strategi pembelajaran dapat diartikan
sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu. Strategi pembelajaran merupakan rencana
tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan
berbagai sumber daya atau kekuatan dalam pembelajaran yang disusun untuk
mencapai tujuan tertentu. Dalam hal ini adalah tujuan pembelajaran.
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/09/12/pengertian-pendekatan-strategi-metode-teknik-taktik-dan-model-pembelajran
(accesed 06/05/12)
Menurut Hamzah B.Uno (2008:17) Metode
pembelajaran diklasifikasikan lebih lanjut menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu :
1. Strategi
pengorganisasian (organizational strategy)
2. Strategi
penyampaian (delivery strategy)
3. Strategi
pengelolaan (management strategy)
Metode-metode mengajar pun belum
menjamin hasil baik, kalau kita menggunakannya secara stereotip, artinya
menggunakan suatu metode tertentu dalam setiap situasi. Situasi belajar
senantiasa berlainan. Anak-anak tahun ini lain daripada tahun yang lalu. Guru
harus selalu mencari cara-cara baru untuk menyesuaikan pengajarannya dengan
situasi baru yang dihadapinya. Itu sebabnya mengajar bersifat kreatif yang
memerlukan inventivitas guru.
1.4.Pengertian Bermain
Bermain sangat di sukai oleh
anak-anak, karena sifat dari bermain sendiri adalah menyenangkan. Menurut Yudha
M. Saputra (2001: 6) menyatakan ”bermain adalah kegiatan yang menyenangkan”. Sedangkan
Aip Syarifudin (2004: 17) mengartikan ”bermain adalah bentuk kegiatan yang
bermanfaat/produktif untuk menyenangkan diri”. Selanjutnya menurut M. Furqon
(2008: 4) menyatakan bahwa Bermain adalah aktifitas yang menyenangkan, serius
dan sukarela, di mana anak berada dalam dunia yang tidak nyata atau
sesungguhnya. Bermain bersifat menyenangkan karena anak diikat oleh sesuatu hal
yang menyenangkan, dengan tidak banyak memerlukan pemikiran. Bermain juga
bersifat serius karena bermain memberikan kesempatan untuk meningkatkan
perasaan anak untuk menguasai sesuatu dan memunculkan rasa untuk menjadi
manusia penting. Bermain bersifat tidak nyata karena anak berada di luar
kenyataan, dengan memasuki suatu dunia imajiner. Bermain memberikan suatu arena di mana anak
masuk dan terlibat untuk menghilangkan dirinya, namun secara berlawanan asas
anak kadangkadang menemukan dirinya dari bermain.
Berdasarkan pendapat di atas dapat
disimpulkan bahwa aktifitas jasmani siswa yang dilakukan dengan rasa senang dan
mempunyai tujuan pegembangan mempunyai dampak yang positif pada pertumbuhan dan
perkembangan anak. Sehingga melalui
bermain dapat memberikan pengalaman belajar yang sangat berharga untuk siswa.
Siswa dan bermain merupakan dua
hal yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Bermain bagi siswa merupakan
kebutuhan hidup seperti halnya kebutuhan akan makan, minum, tidur, dan
lain-lain. Melalui bermain anak dapat mengaktualisasikan diri dan mempersiapkan
diri untuk menjadi dewasa. Seperti halnya atletik adalah nuansa permainan
menyediakan pengalaman gerak yang kaya yang membangkitkan motivasi pada siswa
untuk berpartisipasi. Menurut Yudha M. Saputra (2001: 9-10) kegiatan atletik
bernuansa permainan mengandung beberapa ciri sebagai berikut:
1.
siswa terlibat dalam tugas gerak yang berfariasi dengan
irama tertentu.
2.
mengakibatkan kegemaran berlomba/bersaing secara
sehat.
3.
menyalurkan hasrat siswa untuk mencoba menggunakan
alat-alat berlatih.
4.
tugas gerak yang mengandung resiko yang sepadan dengan
kemampuan siswa dan menjadi tantangan.
5.
menguji ketangkasan untuk melaksanakan tugas-tugas
gerak yang baru.
Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (2003: 698) bahwa ”bermain adalah melakukan sesuatu untuk
bersenang-senang”. Sedangkan menurut Agus Mahendra (2004: 4) yaitu ”bermain
adalah dunia anak, sambil bermain mereka belajar, dalam belajar, anak-anak
adalah ahlinya”.
Dari pengertian di atas dapat
disimpulkan yang dimaksud bermain adalah dunia anak yang menjadi aktifitas
jasmani dengan cara melakukan sesuatu untuk bersenang-senang. Fungsi Bermain
Anak yang bermain akan melakukan aktifitas bermain dengan sukarela dan akan
melakukan aktifitas bermain tersebut dengan kesungguhan, demi memperoleh
kesenangan dari aktifitas tersebut. Menurut Sukintaka (1992: 7) ”bermain dengan
rasa senang, untuk memperoleh kesenangan, kadang memerlukan kerjasama dengan
teman, menghormati lawan, mengetahui kemampuan teman, patuh pada peraturan, dan
mengetahui kemampuan dirinya”.
Selanjutnya menurut Yudha M. Saputra (2001: 6) dengan bemain dapat
memberikan pengalaman belajar yang sangat berharga untuk siswa, kegiatan
bermain dapat meningkatkan siswa dengan sasaran aspek yang dapat di kembangkan
menurut lima aspek. Aspek-aspek tersebut adalah:
1. manfaat bermain untuk perkembangan
fisik.
2. manfaat bermain untuk perkembangan
motorik.
3. manfaat bermain untuk perkembangan
sosial.
4. manfaat bermain untuk perkembangan
emosional.
5. manfaat bermain untuk perkembangan
keterampilan olahraga.
1.5.Pendekatan Bermain
Pendekatan bermain merupakan
bentuk pembelajaran yang dikonsep dalam bentuk permainan. Menurut Wahjoedi
(1999: 121) bahwa ”pendekatan bermain adalah pembelajaran yang diberikan dalam
bentuk atau situasi permainan”. Sedangkan Yoyo Bahagia dan Adang Suherman
(1999/2000: 35) berpendapat,”strategi pembelajaran permainan berbeda dengan
strategi pembelajaran skill, namun bisa dipastikan bahwa keduanya harus
melibatkan modifikasi atau pengembamgan agar sesuai dengan prinsip DAP
(developmentally Appropiate Pactice) dan body scalling (ukuran fisik termasuk
kemampuan fisik)”. Berdasarkan pendapat
dari ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa, pendekatan bermain merupakan bentuk
pembelajaran yang dikonsep dalam bentuk permainan. Dalam pelaksanaan
pembelajaran bermain menerapkan suatu teknik cabang olahraga ke dalam bentuk
permainan. Melalui permainan, diharapkan akan meningkatkan motifasi dan minat
siswa untuk belajar menjadi lebih tinggi, sehingga akan diperoleh hasil belajar
yang optimal. Pendekatan bermain
merupakan bentuk pembelajaran yang mengaplikasikan teknik ke dalam suatu
permainan. Tidak menutup kemungkinan teknik yang buruk atau rendah
mengakibatkan permainan kurang menarik. Untuk itu seorang guru harus mampu
mengatasinya. Rusli Lutan dan Adang Suherman (2000: 35-36) menyatakan, manakala
guru menyadari bahwa rendahnya kualitas permainan disebabkan oleh rendahnya
kemampuan skill, maka guru mempunyai beberapa pilihan sebagai berikut:
1.
Guru dapat terus melanjutkan aktivitas permainan untuk
beberapa lama sehingga siswa menangkap gagasan umum permainan yang
dilakukannya.
2.
Guru dapat kembali pada tahapan belajar yang lebih
rendah dan membiarkan siswa berlatih mengkombinasikan keterampilan tanpa
tekanan untuk menguasai strategi.
3.
Guru dapat merubah keterampilan pada level yang lebih
simpel dan lebih dikuasai sehingga siswa dapat konsentrasi belajar strategi
bermain.
Petunjuk seperti di atas harus
dipahami dan dimengerti oleh seorang guru.
Jika dalam pelaksanaan permainan kurang menarik karena teknik yang masih
rendah, maka seorang guru harus dengan segera mampu mengatasinya. Selama
pembelajaran berlangsung seorang guru harus mencermati kegiatan pembelajaran
sebaik mungkin. Kesalahan-kesalahan yang dibiarkan selama pembelajaran
berlangsung akan mengakibatkan tujuan pembelajaran tidak tercapai.
1.6.Lompat Jauh
Lompat jauh adalah suatu
bentuk gerakan melompat dengan mengangkat kedua kaki ke depan atas dalam upaya
membawa titik berat badan selama mungkin melayang di udara yang dilakukan
dengan cepat melalui tolakan satu kaki untuk mencapai jarak sejauh-jauhnya.
Lompat jauh dilakukan dengan tujuan untuk mencapai jarak lompatan yang
sejauh-jauhnya dengan menggunakan tumpuan pada salah satu kaki. Untuk mencapai
jarak lompatan yang sejauh-jauhnya, kamu harus memiliki kekuatan, kecepatan,
dan penguasaan teknik lompatan yang baik.
Gaya lompat jauh yang
sering dipergunakan dalam perlombaan ada tiga, yaitu gaya jongkok, gaya
menggantung, dan gaya berjalan di udara.
a. Teknik lompat jauh
Untuk memperoleh suatu
hasil yang optimal dalam lompat jauh, selain pelompat tersebut harus memiliki
kekuatan, daya ledak, kecepatan, ketepatan, kelentukan, dan koordinasi gerakan,
juga harus memahami dan menguasai teknik gerakan lompat jauh. Adapun teknik
lompat jauh yang harus dikuasai ada beberapa tahapan, yaitu awalan, tolakan,
sikap badan di udara, dan sikap mendarat.
1. Tahap awalan
Awalan atau ancang-ancang
adalah gerakan permulaan dalam bentuk lari untuk mendapatkan kecepatan pada
saat akan melakukan tolakan atau lompatan. Awalan untuk mendapatkan kecepatan
yang setinggi-tingginya sebelum mencapai balok tolakan. Panjang lintasan awalan
untuk melakukan lari tidak kurang dari 45 meter. Untuk mendapatkan hasil
lompatan yang maksimal, setiap melakukan lompatan harus selalu bertumpu pada
balok tolakan dan menggunakan kaki yang terkuat.Cara melakukan awalan adalah
sebagai berikut.
- Lari awalan tergantung dari masing-masing kemampuan pelari.
- Kecepatan berlari ditambah sedikit demi sedikit sebelum sampai pada balok tolakan.
- Kecepatan lari dipertahankan tetap maksimal sampai balok tolakan.
- Pinggang turun sedikit pada satu langkah akhir lari.
2. Tahap tolakan atau
tumpuan
Tolakan adalah perubahan
atau perpindahan gerakan dari gerakan horizontal ke gerakan vertikal yang
dilakukan secara cepat. Sebelumnya pelompat sudah mempersiapkan diri untuk
melakukan gerakan sekuat-kuatnya pada langkah terakhir sehingga seluruh tubuh
terangkat ke atas melayang di udara. Cara melakukan tolakan atau tumpuan
tersebut adalah sebagai berikut.
- Ayunkan paha kaki yang tidak digunakan untuk menumpu secara cepat ke posisi horizontal dan dipertahankan.
- Luruskan sedikit mata kaki, lutut, dan pinggang pada waktu melakukan tolakan.
- Tolakan dilakukan dengan arah ke depan atas (sudut tolakan 45 derajat). dari besarnya kekuatan kaki tolak, dan pelompat dalam meluruskan kaki tumpu selurus-lurusnya dan secepat-cepatnya.
3. Tahap melayang di udara
Sikap badan melayang di
udara, adalah sikap setelah kaki tolak menolakan kaki pada balok tumpuan, yaitu
saat badan melayang di udara bersamaan dengan ayunan kedua lengan ke depan
atas. Tinggi dan jauhnya hasil lompatan tergantung dari besarnya kekuatan kaki
tolak, dan pelompat dalam meluruskan kaki tumpu selurus-lurusnya dan
secepat-cepatnya.
Pada tahap melayang di udara, ada tiga teknik yang berbeda
yang dapat digunakan, tergantung penguasaan
teknik pelompat. Ketiga gaya tersebut, yaitu menggantung, mengambang, dan berjalan
di udara.
4. Tahap mendarat
Sikap mendarat pada lompat
jauh baik gaya jongkok, menggantung, maupun gaya berjalan di udara sama. Pada
waktu akan mendarat kedua kaki lurus ke depan dengan mengangkat paha ke atas,
badan dibungkukkan ke depan, dan kedua tangan ke depan. Mendarat dilakukan pada
tumit terlebih dahulu dan mengeper, kedua lutut dibengkokkan (ditekuk) dan
berat badan ke depan supaya tidak jatuh ke belakang. Kepala ditundukkan dan
kedua tangan ke depan. Cara melakukan pendaratan adalah sebagai berikut.
a. Lengan dan badan
ditarik ke depan bawah, begitu juga kaki ditarik mendekati badan.
b. Luruskan kaki dan tekuk
lagi sedikit sesaat sebelum menyentuh tanah.
c. Pada waktu kedua kaki
telah mendarat di bak pasir, duduklah di atas kedua kaki.
b. Peraturan lompat jauh
Ada beberapa peraturan
yang harus dipenuhi dalam penyelenggaraan lompat jauh, yaitu:
- Lintasan awalan lompat jauh lebar minimal 1,22 m dan panjang minimal 45 m.
- Panjang papan tolakan 1,22 m, lebar 20 cm, dan tebal 10 cm.
- Pada sisi dekat dengan tempat menolak harus diletakkan papan plastisin untuk mengetahui apabila kaki penolak melakukan kesalahan. Papan tolakan harus berwarna putih dan datar dengan tanah, minimal harus ditanam sejauh 1 meter dari tepi depan bak pasir pendaratan.
- Lebar tempat pendaratan minimal 2,75 m dan panjangnya minimal 10 m.
- Permukaan pasir di dalam tempat pendaratan harus datar dengan sisi atas papan tolakan.
- Apabila
peserta lomba lebih dari 8 orang, setiap peserta hanya diperbolehkan melompat
3 kali lompatan. 8 pelompat dengan lompatan terbaik dapat melompat tiga
kali lagi untuk menentukan pemenangnya. Apabila peserta hanya 8 orang atau
kurang, semua peserta harus melompat 6 kali. Cara menentukan pemenangnya,
yaitu dengan mengambil pelompat yang lompatannya paling jauh.
- 2.Kerangka Berpikir
Dalam kegiatan belajar mengajar sangat penting menciptakan suatu kondisi atau suatu proses yang mengarahkan siswa supaya bersemangat melakukan aktifitas belajar. Dengan proses pembelajaran yang bervariasi dan menumbuhkan daya tarik pada siswa maka diharapkan pada akhirnya juga akan berkorelasi positif terhadap hasil belajar siswa.Supaya proses pembelajaran bermutu dan menarik maka untuk mengatasinya diperlukan kemasan baru dalam bentuk kegiatan yang menarik dan menyenangkan. Sehingga guru harus berusaha seoptimal mungkin merancang pembelajaran gerak yang menggembirakan dan menyenangkan siswa. Dengan menggunakan pendekatan bermain diharapkan pembelajaran atletik khususnya lompat jauh akan berjalan dengan baik. Partisipasi dan minat dalam mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani khususnya lompat jauh akan lebih besar dan bersemangat, sehingga akan tercapai semua tujuan pendidikan yang telah direncanakan.Sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yaitu tercapainya sumber daya manusia seutuhnya. Dalam garis – garis besar program pengajaran bahwa pendidikan jasmani membantu siswa memperbaiki derajat kesehatan dan kesegaran jasmani melalui ketrampilan gerak dasar dan berbagai aktifitas jasmani. Salah satunya melalui pembelajaran lompat jauh.Sehingga kerangka berfikir peneliti adalah menerapkan proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan bermain agar proses pembelajaran bermutu. Kemauan dan partisipasi siswa pada saat pembelajaran meningkat sehingga pada akhirnya tujuan pembelajaran tercapai dengan maksimal.3.Hipotesis TindakanBerdasarkan kajian teoritik dan kerangka berfikir di atas, hipotesis tindakan pada penelitian ini adalah pembelajaran atletik nomor lompat jauh menggunakan pendekatan bermain dapat meningkatkan proses pelaksanaan pembelajaran dan pada akhirnya juga peningkatan hasilbelajar siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 2 Sukosono Kecamatan Kedung Kabupaten Jepara.C.METODE PENELITIAN1.Subyek PenelitianSubyek penelitian adalah siswa kelas V sebanyak 45 siswa yang terdiri dari 28 siswa putra dan 17 siswa putri. Sebagian besar latar belakang ekonomi siswa adalah golongan menengah ke bawah karena mata pencaharian orangtua siswa adalah kaum buruh meubel. Juga aktifitas siswa di sore hari adalah menimba ilmu di sekolah agama (mirip Pondok Pesantren)2.Tempat PenelitianTempat penelitian tindakan kelas ini adalah di SD Negeri 2 Sukosono yang beralamat Rt 19/05 Desa Sukosono kode pos 59463, kecamatan Kedung, Kabupaten Jepara. Penulis mengambil lokasi atau tempat ini dengan pertimbangan bekerja pada sekolah tersebut, sehingga memudahkan dalam mencari data,peluang waktu yang luas dan subyek penelitian yang sangat sesuai dengan profesi penulis.
3.Waktu/ Setting PenelitianWaktu pelaksanaan penelitian dilakukan mulai bulan Oktober s.d Desember 2013. Waktu dari perencanaan sampai penulisan laporan hasil penelitian tersebut pada semester I Tahun pelajaran 2013/ 2014.Langkah-langkah penelitian :1.Perencanaan (planning)a. Perencanaan awal berupa telaah terhadap mata pelajaran Penjasorkes, materi lompat jauhb. Menetapkan standar kompetensi dan kompetensi dasar.c. Menyiapkan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) sesuai indikator yang telah ditetapkan dan sekenario pembelajarannya.d. Menyiapkan alat peraga atau media pembelajaran.e. Menyiapkan alat evaluasi berupa tehnik non tes dan lembar kerja.f. Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati aktivitas siswa.2.Tindakan Pelaksanaan (action)Pelaksanaan tindakan dengan mengimplementasikan dari perencanaan yang telah disiapkan yaitu pelaksanaan pembelajaran menggunakan pendekatan bermain. Dalam pelaksanaaan PTK ini direncanakan dalam 2 siklus. Siklus I yaitu kompetensi dasar 4.2 Mempraktikkan kombinasi pola gerak jalan, lari dan lompat. Siklus II yaitu kompetensi dasar 4.2 Mempraktikkan kombinasi pola gerak jalan, lari dan lompat3.Pengamatan (observation)Pengamatan merupakan cara menghimpun bahan-bahan keterangan (data) yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan/ observasi. (Bahan belajar Mandiri BERMUTU pedoman pengembangan Intrumen Penilaian Hasil Belajar 2010:33)Kegiatan pengamatan dilakukan untuk mengetahui bagaimana reaksi siswa pada kegiatan pembelajaran penjasorkes dengan menggunakan metode bagian. Tujuan dari pengamatan ini adalah untuk acuan kegiatan selanjutnya. Pengamatan menggunakan lembar observasi lembar aktivitas siswa.4.Refleksi (reflection)Refleksi yaitu tindakan mengkaji, melihat, dan mempertimbangkan hasil atau dampak tindakan dari berbagai kriteria. Berdasarkan refleksi tersebut, peneliti bersama kolaborator dapat melakukan variasi, perbaikan untuk rencana berikutnya.Langkah ini dilakukan untuk menganalisa aktivitas siswa dan hasil belajar siswa. Analisa dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dalam pembelajaran.4.Perencanaan PenelitianRancangan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas, prosedur atau langkah–langkah yang akan dilakukan dalam penelitian ini dilaksanakan dalam kegiatan yang berbentuk siklus penelitian. Dalam penelitian ini menggunakan dua siklus, setiap siklusnya terdapat satu pertemuan.1.Siklus Pertama1.Perencanaan (planning)a. Pembuatan Skenario PembelajaranDalam hal ini, peneliti membuat RPP sebagai dasar skenario pembelajaran dengan indikator pembelajaran lompat jauh melalui pendekatan bermainb. Persiapan sarana dan sumber pembelajaran.Mempersiapkan media pembelajaran berupa peluit, stopwatch, cangkul, bak lompat, dan buku panduan lompat jauh.c. Persiapan instrument penelitian untuk pembelajaran.Mempersiapkan instrument yang sudah dibuat oleh peneliti berupa lembar pengamatan, lembar observasi aktivitas siswa, angket tingkat kepuasan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Instrument yang berupa lembar observasi dan angket tersebut diberikan kepada kolaborator sebelum pembelajaran dimulai untuk dipelajari terlebih dahulu oleh guru kolaborator yang kemudian akan diisi pada saat tindakan berlangsung.Setelah penelitian selesai, peneliti dan guru kolaborator mendiskusikan hasil dari penelitian tersebut dan merencanakan tindakan selanjutnya, apakah akan mengulang pada siklus pertama atau melanjutkan ke siklus kedua.2.Tindakan (Action)a. Guru mempersiapkan siswanya di halaman Sekolah dan siswa dibariskan, kemudian mempresensi siswa.b. Guru memimpin doa sebelum memulai pembelajaran, kemudian menyampaikan materi yang akan diberikan.c. Guru memberikan pemanasan berupa permainan “Cepat dapat” beberapa menit kemudian dilanjutkan dengan streaching.d. Di bagian pertama, guru memberikan contoh gerakan materi inti kepada siswa.1. Siswa dibariskan menjadi empat bersaf,2. Baris pertama jadi pelaku dan baris kedua jadi pengamat, begitu selanjutnya.3. Pelaku melakukan tahapan dari sikap jalan, lari dan lompat4. Pengamat melakukan pengamatan yang obyektif.3.Pengamatan (Observasi)Melakukan pengamatan aktivitas siswa dalam pembelajaran lompat jauh yang dilakukan oleh pengamat.4.Refleksi (Reflection)a. Mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran siklus pertamab. Mengkaji pelaksanaan pembelajaran tindakan siklus pertamac. Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi untuk digunakan pada siklus berikutnyad. Merencanakan perencanaan tindak lanjut untuk siklus kedua.2.Siklus KeduaDalam siklus kedua ini, perubahan model pembelajaran yang diberikan oleh guru penjasorkes. Perubahan yang terjadi yaitu pada siklus pertama, siswa berkompetisi secara individu, sedangkan siklus kedua siswa berkompetisi secara berkelompok yang dibagi menjadi duabelas kelompok, yang setiap kelompoknya terdapat empat anak.1.Perencanaan (planning)a. Pembuatan skenario pembelajaranDalam hal ini, peneliti membuat RPP yang sudah di rubah sebagai dasar skenario pembelajaran dengan indikator jalan, lari dan lompatb. Persiapan sarana dan sumber pembelajaranMempersiapkan media pembelajaran berupa peluit, bendera, stopwatch, cangkul, bak lompat, dan buku panduan lompat jauh.c. Persiapan instrument penelitian untuk pembelajaranMempersiapkan instrument yang sudah di buat oleh peneliti berupa lembar observasi aktivitas siswa dan angket tingkat kepuasan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Instrument yang berupa lembar observasi dan angket tersebut diberikan kepada guru kolaborator sebelum pembelajaran dimulai untuk dipelajari terlebih dahulu oleh guru kolaborator yang nantinya akan diisi oleh guru kolaborator pada saat tindakan berlangsung.Setelah penelitian selesai, peneliti dan guru kolaborator mendiskusikan hasil dari penelitian tersebut dan merencanakan tindakan selanjutnya, apakah akan mengulang pada siklus kedua atau tidak.2.Tindakan (action)a. Guru mempersiapkan siswanya di halaman sekolah dan membariskannya.b. Guru memimpin doa sebelum pembelajaran, kemudian memberikan penjelasan tentang materi yang akan diberikan.c. Guru menggunakan pemanasan dengan pola bermain mengarah ke pembelajaran lompat jauhd. Di bagian pertama guru memberikan contoh gerakan yang harus dilakukan siswa dalam pembelajaran inti.3.Pengamatan (observasi)Melakukan pengamatan aktivitas siswa dalam pembelajaran gerak menimang bola yang dilakukan oleh guru kolaborator atau pengamat.4.Refleksi (reflection)a. Mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran siklus keduab. Mengkaji pelaksanaan pembelajaran dan efek tindakan siklus kedua.c. Evaluasi tindakan II
5.Indikator BelajarPTK ini bertujuan untuk mengukur sejauh mana aktifitas siswa dalam proses KBM lompat jauh dan untuk mengukur tingkat kepuasan siswa dalam proses KBM dengan pendekatan bermain pada siswa kelas V SDN 2 Sukosono. Untuk melihat hasil belajar dari sebuah proses pembelajaran dapat dilihat dari pencapaian hasil pembelajaran yang sudah dilaksanakan dengan hasil dari pembelajaran melalui pendekatan bermain yaitu 80% dapat dikatakan tuntas.6.Jadwal PenelitianJadwal penelitian dapat dipaparkan dengan bentuk Gantt Chart
7.Daftar PustakaBNSP. 2007. Standar Isi Untuk Stuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta : Depdiknas.Mansur Muslich. 2007. KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta: Bumi Aksara.Nana Syaodih Sukmadinata. 2010. Metode Penelitian Pendidikan, Bandung : PT.Remaja RosdakaryaNasution. S. 2004. Didaktik Asas-asas Mengajar. Jakarta: Bumi AksaraNyoman Sumaryadi. 2008. Efektivitas Implementasi Bebijakan Otonomi Daerah. Jakarta: Citra UtamaPoerwadaminta. W. J. S. 2000. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Edisi Ke-3. Jakarta: Balai Pustaka.Pupuh Fathurrohman. dan M. Sobry Sutikno. 2010. Strategi belajar Mengajar, Bandung, PT. Refika Aditama.Slameto. 1988. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi AksaraSurawan Martinus. 2008. Kamus Kata Serapan. Jakarta: Gramedia Pustaka UtamaTim Penyusun Fakultas Ilmu Keolahragaan UNNES. 2011. Buku Panduan Penulisan Skripsi FIK UNNES. Semarang: Percetakan UNNES.Dadan Heryana. 2010. Olahraga dan Kesehatan SD/MI. Jakarta: Acarya Media UtamaUno. H. B. 2008. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi AksaraYudha M. Saputra (2010).”Pendidikan Jasmani dan Olahraga”Jakarta: Universitas Pendidikan Indonesia.(http://Sitimasruroh,blogspot.com/2009/05/desain - robot.html ).
7 comments:
terima kasih potingannya...
dan terima kasih saya numpang ngopi PTKnya.....
Sangat bermanfaat dan sudah barang tentu menambah khasanah keilmuan khalayak banyak
izin ngopi ptknya ya ...
Terima kasih postingannya, sangat bermanfaat sekali. Saya ijin copy sebagian.
Thanks for sharing info. Keep up the good work...We hope you will visit scr888 online our blog often as we discuss topics of interest to you
This discussion 918kiss apk download for laptop unexpectedly takes my attention to join inside. Well, after I read all of them, it gives me new idea for my blog. thanks
KISAH CERITA SUKSES
ASSALAMUALAIKUM SAYA INGIN BERBAGI CARA SUKSES SAYA NGURUS IJAZAH saya asal dari jawa timur sedikit saya ingin berbagi cerita masalah pengurusan ijazah saya yang kemarin hilang mulai dari ijazah SD sampai SMA, tapi alhamdulillah untung saja ada salah satu keluarga saya yang bekerja di salah satu dinas kabupaten di wilayah jawa timur dia memberikan petunjuk cara mengurus ijazah saya yang hilang, dia memberikan no hp BPK DR SUTANTO S.H, M.A beliau selaku kepala biro umum di kantor kemendikbud pusat jakarta nomor hp beliau 0823-5240-6469, alhamdulillah beliau betul betul bisa ngurusin masalah ijazah saya, alhamdulillah setelah saya tlp beliau di nomor hp 0823-5240-6469, saya di beri petunjuk untuk mempersiap'kan berkas yang di butuh'kan sama beliau dan hari itu juga saya langsun email berkas'nya dan saya juga langsung selesai'kan ADM'nya 50% dan sisa'nya langsun saya selesai'kan juga setelah ijazah saya sudah ke terima, alhamdulillah proses'nya sangat cepat hanya dalam 1 minggu berkas ijazah saya sudah ke terima.....alhamdulillah terima kasih kpd bpk DR SUTANTO S.H,M.A berkat bantuan bpk lamaran kerja saya sudah di terima, bagi saudara/i yang lagi bermasalah malah ijazah silah'kan hub beliau semoga beliau bisa bantu, dan ternyata juga beliau bisa bantu dengan menu di bawah ini wassalam.....
1. Beliau bisa membantu anda yang kesulitan :
– Ingin kuliah tapi gak ada waktu karena terbentur jam kerja
– Ijazah hilang, rusak, dicuri, kebakaran dan kecelakaan faktor lain, dll.
– Drop out takut dimarahin ortu
– IPK jelek, ingin dibagusin
– Biaya kuliah tinggi tapi ingin cepat kerja
– Ijazah ditahan perusahaan tetapi ingin pindah ke perusahaan lain
– Dll.
2. PRODUK KAMI
Semua ijazah DIPLOMA (D1,D2,D3) S/D
SARJANA (S1, S2)..
Hampir semua perguruan tinggi kami punya
data basenya.
UNIVERSITAS TARUMA NEGARA UNIVERSITAS MERCUBUANA
UNIVERSITAS GAJAH MADA UNIVERSITAS ATMA JAYA
UNIVERSITAS PANCASILA UNIVERSITAS MOETOPO
UNIVERSITAS TERBUKA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
UNIVERSITAS TRISAKTI UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
UNIVERSITAS BUDI LIHUR ASMI
UNIVERSITAS ILMUKOMPUTER UNIVERSITAS DIPONOGORO
AKADEMI BAHASA ASING BINA SARANA INFORMATIKA
UPN VETERAN AKADEMI PARIWISATA INDONESIA
INSTITUT TEKHNOLOGI SERPONG STIE YPKP
STIE SUKABUMI YAI
ISTN STIE PERBANAS
LIA / TOEFEL STIMIK SWADHARMA
STIMIK UKRIDA
UNIVERSITAS NASIONAL UNIVERSITAS JAKARTA
UNIVERSITAS BUNG KARNO UNIVERSITAS PADJAJARAN
UNIVERSITAS BOROBUDUR UNIVERSITAS INDONESIA
UNIVERSITAS MUHAMMADYAH UNIVERSITAS BATAM
UNIVERSITAS SAHID DLL
3. DATA YANG DI BUTUHKAN
Persyaratan untuk ijazah :
1. Nama
2. Tempat & tgl lahir
3. foto ukuran 4 x 6 (bebas, rapi, dan usahakan berjas),semua data discan dan di email ke alamat email bpk sutantokemendikbud@gmail.com
4. IPK yang di inginkan
5. universitas yang di inginkan
6. Jurusan yang di inginkan
7. Tahun kelulusan yang di inginkan
8. Nama dan alamat lengkap, serta no. telphone untuk pengiriman dokumen
9. Di kirim ke alamat email: sutantokemendikbud@gmail.com berkas akan di tindak lanjuti akan setelah pembayaran 50% masuk
10. Pembayaran lewat Transfer ke Rekening MANDIRI, BNI, BRI,
11. PENGIRIMAN Dokumen Via JNE
4. Biaya – Biaya
• SD = Rp. 1.500.000
• SMP = Rp. 2.000.000
• SMA = Rp. 3.000.000
• D3 = 6.000.000
• S1 = 7.500.000(TERGANTUN UNIVERSITAS)
• S2 = 12.000.000(TERGANTUN UNIVERSITAS)
• S3 / Doktoral Rp. 24.000.000
(kampus terkenal – wajib ikut kuliah beberapa bulan)
• D3 Kebidanan / keperawatan Rp. 8.500.000
(minimal sudah pernah kuliah di jurusan tersebut hingga semester 4)
• Pindah jurusan/profesi dari Bidan/Perawat ke Dokter. Rp. 32.000.000
Post a Comment