Persiapan Tim
POPDA SD Kecamatan Kedung menuju Pentas POPDA tingkat Kabupaten Jepara 2015
memang kurang ideal. Setelah terlambatnya jadwal seleksi tingkat kecamatan yang
mepet. Permasalahan mereka semakin lengkap dengan adanya agenda Try out ujian
sekolah siswa kelas 6 yang bersamaan dengan jadwal pembinaan maupun jadwal
pelaksanaan POPDA tingkat kabupaten sendiri.
Dengan segudang
masalah tersebut, pelatih/oficial cabang olahraga yang menangani persiapan atlit
terpilih dituntut bekerja lebih keras agar timnya meraih hasil maksimal di
pentas akbar POPDA SD tingkat kabupaten Jepara 2015.
“Tanda kehancuran
kontingen Kedung sudah terlihat dari persiapan tim yang tumpang tindih dengan
agenda try out sekolah,” ujar Karnyoto, S.Pd guru olahraga SDN 1 Karangaji
sekaligus pelatih Senam Artistic dan pelatih klub Bulutangkis Maestro
Pelatih yang
sering disapa Pak Nyo’ ini juga menambahkan perlunya pengaturan jadwal di tahun
yang akan datang oleh pemangku kebijakan. Hal ini diyakininya bisa membuat timnya
bisa meraih hasil yang menggembirakan.
Dengan tumpang tindihnya
jadwal pembinaan dan agenda siswa kelas 6 di sekolah masing-masing menjadikan
proses pembinaan pada atlit terganggu.
“Kami kurang jam
terbang,” Papar Ahmad Muktadir, S.Pd guru olahraga SDN 1 Bugel yang menangani
atlit Tenis Meja. Siswa yang terpilih dalam pembinaan kurang berkomunikasi
dengan pihak sekolah yang bersangkutan, karena pada hari pembinaan siswa jarang
diantar ke tempat pembinaan. Pak Tadir juga berharap di masa mendatang diantara
siswa yang pernah dibinanya akan muncul sosok petenis meja handal sekelas Anton
Suseno.
“Faktor
administrasi siswa mengganggu persiapan kami,” ujar Sarana, S.Pd guru olahraga
SD Negeri Jondang yang menangani cabang Bolavoli mini.
Data siswa pada
akte lahir, raport dan Nomer Induk Siswa Nasional (NISN) banyak yang berbeda.
Apalagi pada raport, panitia pelaksana Popda menegaskan bahwa foto anak harus
terkena stempel, padahal aturan perkenaan stempel dari pihak sekolah distempel
pada sebelah tanda tangan kepala sekolah tanpa memperhatikan stempel mengenai
foto siswa atau tidak karena jarak tempat foto siswa yang agak jauh.
Yang paling utama
dalam persiapan POPDA SD kecamatan Kedung adalah minimnya dukungan sekolah
tempat siswa belajar, dengan tidak tepatnya siswa datang ke tempat pembinaan
karena pihak sekolah ada yang menganggap latihan di tempat pembinaan di hari
terakhir saja.
Padahal atlit
butuh proses untuk berkembang bukan bertanding atau berlomba saja tanpa mau
berlatih.
2 comments:
Setuju dengan komitmen bapak ahmad muktadir
Pak Muktadir joooooooos
Post a Comment