Tidak dapat dipungkiri bahwa
keberhasilan prestasi suatu lembaga pendidikan dalam kiprahnya dapat dilihat
dari prestasi-prestasi yang diraih baik melalui event perorangan maupun
kelompok. Contoh di tingkat Sekolah Dasar dalam event di lingkungan Dinas
Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten saja setiap tahun diselenggarakan
pertandingan dan perlombaan yang padat, POPDA dan seni, dokter kecil, TUBS,
Gerak jalan sumpah pemuda, Sekolah sehat, dan lain-lain. Belum yang di luar
dinas terkait ada Djarum foundation, lomba ukir FEDEF, Piala bupati, lomba
renang antar SD dan lain-lain. Semua kegiatan itu dapat menjadi tolok ukur
keberhasilan prestasi anak didik.
Dengan adanya agenda kegiatan
yang sangat padat setiap tahunnya, pihak sekolah yang mempunyai pengaturan
manajemen yang baik tidak terlalu terganggu, tetapi sekolah yang asal
menyelenggarakan proses pendidikan secara umum, apalagi sekolah yang jumlah
siswanya kurus dan biaya pendidikan hanya mengandalkan dana BOS jelas mengalami
kendala. Bayangkan lomba di lingkungan terkait yang wajib diikuti dan
melibatkan siswa banyak, pihak sekolah akan memeras otak untuk membagi siswa
yang akan dilombakan. Contoh sekolah yang jumlah siswanya ada 66 orang, berarti
setiap kelas jumlah siswa hanya 11 orang, nah inilah yang lebih memusingkan
pihak sekolah kalau ada kegiatan lomba yang akan melibatkan banyak siswa. Untuk
kegiatan perkemahan yang perlu diikuti siswa putra-putri diikuti 15 siswa dan
15 siswi, perlu dikerahkan kelas 4-5-6, padahal sekolah-sekolah yang lain hanya
perlu kelas 6 saja sudah cukup
Tetapi tolok ukur jumlah siswa
tidak dilihat hanya dari prestasinya, ada sekolah yang kurus karena jumlah
warga di lingkungan itu memang sedikit dan sekolah itu memang satu-satunya yang
ada di lingkungannya. Ada sekolah yang jumlah siswanya gemuk tetapi minim
prestasi, karena memang sekolah itu merupakan satu-satunya yang ada di situ.
Setiap awal tahun pelajaran baru sekolah-sekolah berlomba memaparkan prestasi
yang diraih untuk dipamerkan pada calon siswa dan orangtuanya supaya mereka
tertarik dan masuk di lembaga pendidikannya.
Jadi menurut kami tolok ukur
keberhasilan suatu lembaga pendidikan dapat dilihat dari prestasi-prestasi yang
diraih sekolah tersebut. Semakin banyak prestasi yang diraih berarti menandakan
bahwa sekolah tersebut aktif dalam melakukan kegiatan kesiswaan, dan itu dapat
dipantau oleh wali murid sehingga poin pertama lembaga pendidikan tersebut
sudah dikenal oleh masyarakat.
2 comments:
thanks for share..
Terimakasih buat artikeLnya . .
Post a Comment