Achmad
Chusairi
Pendidikan
Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Fakultas
Ilmu Keolahragaan Unnes
Email
: tamami_jaya@yahoo.com
Abstrak
Achmad
Chusairi.
2012. Skripsi. Upaya Meningkatkan Efektivitas Menimang Bola Sepak Takraw Dengan
Modifikasi Bola Pada Siswa Kelas V SDN 2 Sukosono Kedung Jepara Tahun Pelajaran
2011/2012 , jurusan PJKR. Fakultas Ilmu Keolahragaan. Universitas Negeri
Semarang.
Latar belakang penulisan skripsi ini
adalah kurang maksimalnya pembelajaran menimang bola sepak takraw karena
banyaknya siswa yang merasa takut pada pembelajaran sepak takraw, persepsi
siswa khususnya pada pembelajaran sepaktakraw merasakan bola yang terkesan
keras, dan siswa lebih menyukai pembelajaran olahraga permainan sepakbola.
Permasalahan yang menjadi pusat perhatian dalam penelitian ini adalah:Apakah
ada peningkatan kemampuan menimang bola sepak takraw dengan modifikasi bola
pada siswa kelas V SDN 2 Sukosono Kecamatan Kedung Kabupaten Jepara?. Tujuan
dari penelitian ini adalah:untuk mengetahui peningkatan kemampuan menimang bola
sepak takraw melalui modifikasi bola pada siswa kelas V SDN 2 Sukosono
Kecamatan Kedung Kabupaten Jepara dilihat dari aspek kognitif, afektif,
psikomotor dan fisik.
Penelitian ini melibatkan seluruh siswa
kelas V SDN 2 Sukosono yang hadir dalam penelitian yaitu berjumlah 45 siswa
yang terdiri dari 28 siswa putra dan 17 siswa putri. Teknik analisa data
menggunakan penilaian lembar observasi aktifitas guru, penilaian lembar
observasi aktifitas siswa, Instrumen analisis ketrampilan, sikap dan
pengetahuan
Berdasarkan hasil penelitian dapat
digambarkan bahwa pelaksanaan pembelajaran menimang bola sepak takraw dengan
modifikasi bola di SDN 2 Sukosono tahun pelajaran 2011/2012, pada siklus I
hasil aktivitas guru dalam mengajar menimang bola sepak takraw dengan modifikasi bola telah mencapai 78%
sedangkan untuk siklus II telah mencapai 90% dengan kualifikasi keberhasilan
sangat baik (A). Persentase keberhasilan belajar siswa dalam melakukan
ketiga aspek ketrampilan pada siklus I yaitu sebesar 79%, dan pada
pelaksanaan siklus II mengalami kenaikan sebesar 96% dan dikategorikan tuntas,
aspek sikap dan pengetahuan pad siklus I sebesar 80,5% dan pada siklus II
sebesar 85% kategori tuntas. Sehingga dalam pengamatan aktivitas siswa dalam
mengikuti proses pembelajaran pada pelaksanaan siklus I hasil belajar mencapai
78% dan hasil pengamatan siklus II mencapai 86%. Penentuan untuk indikator
keberhasil dalam belajar yaitu 80%, sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa
aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran dikatakan berhasil dan tergolong
dalam kriteria tinggi. Peneliti juga mengajukan saran yaitu: 1) Bagi siswa,
agar meningkatkan semangat belajar dalam situasi dan kondisi apapun, 2) Bagi
guru, guru supaya memunculkan ide-ide kreatif untuk meningkatkan kualitas
belajar mengajar, bertanya dan bertanya kuncinya.
Abstract
Achmad Chusairi. 2012. Thesis. Efforts to
Improve Effectiveness Takraw Soccer Ball Rocking With The Ball Modifications
Grade V 2 Sukosono Kedung Jepara SDN Academic Year 2011/2012, majoring PJKR.
Faculty of Sport Science. Semarang State University.
The background of this thesis writing is less maximum sepak takraw ball cradled learning because of the many students who are afraid of learning sepak takraw, particularly on students' perceptions of learning sepaktakraw seem to feel the ball hard, and students prefer learning the game of football sports. The problems are the center of attention in this study is: Is there an increase in the ability of sepak takraw ball fondling balls with modifications in class V SDN 2 Sukosono Kedung Jepara district?. The purpose of this study is: to know the ball fondling upgrade through modification sepak takraw ball in the fifth grade students of SDN 2 Sukosono Kedung Jepara District viewed from the cognitive, affective, psychomotor and physical.
The study included all fifth grade students of SDN 2 Sukosono are present in the study are 45 students comprising 28 boys and 17 girls students. Data analysis techniques using assessment activities teacher observation sheet, observation assessment of student activity sheets, instrument analysis skills, attitudes and knowledge
Based on the results of this study illustrated that the implementation of learning sepak takraw ball cradled the ball in SDN 2 modification Sukosono school year 2011/2012, on the first cycle activity results in teachers teaching sepak takraw ball fondling balls with modifications has reached 78%, while for the second cycle has been reached 90% very well qualified success (A). The percentage of successful students in doing all three aspects of the skills in the first cycle is equal to 79%, and on the implementation of the second cycle increased by 96% and completely categorized, attitudes and knowledge aspects pad cycle of 80.5% and on the second cycle by 85% category completely. Thus, in observation of student activity in following the learning process on the implementation of the first cycle of learning outcomes achieved 78% and the second cycle observations reach 86%. Determination for success indicator in the study is 80%, so it can be concluded that the activities of students in participating in learning is successful and relatively high in the criteria. Researchers also proposed suggestions are: 1) For students, in order to increase the spirit of learning under any circumstances, 2) For the teachers, so that teachers bring creative ideas to improve the quality of teaching and learning, asking and asking key.
The background of this thesis writing is less maximum sepak takraw ball cradled learning because of the many students who are afraid of learning sepak takraw, particularly on students' perceptions of learning sepaktakraw seem to feel the ball hard, and students prefer learning the game of football sports. The problems are the center of attention in this study is: Is there an increase in the ability of sepak takraw ball fondling balls with modifications in class V SDN 2 Sukosono Kedung Jepara district?. The purpose of this study is: to know the ball fondling upgrade through modification sepak takraw ball in the fifth grade students of SDN 2 Sukosono Kedung Jepara District viewed from the cognitive, affective, psychomotor and physical.
The study included all fifth grade students of SDN 2 Sukosono are present in the study are 45 students comprising 28 boys and 17 girls students. Data analysis techniques using assessment activities teacher observation sheet, observation assessment of student activity sheets, instrument analysis skills, attitudes and knowledge
Based on the results of this study illustrated that the implementation of learning sepak takraw ball cradled the ball in SDN 2 modification Sukosono school year 2011/2012, on the first cycle activity results in teachers teaching sepak takraw ball fondling balls with modifications has reached 78%, while for the second cycle has been reached 90% very well qualified success (A). The percentage of successful students in doing all three aspects of the skills in the first cycle is equal to 79%, and on the implementation of the second cycle increased by 96% and completely categorized, attitudes and knowledge aspects pad cycle of 80.5% and on the second cycle by 85% category completely. Thus, in observation of student activity in following the learning process on the implementation of the first cycle of learning outcomes achieved 78% and the second cycle observations reach 86%. Determination for success indicator in the study is 80%, so it can be concluded that the activities of students in participating in learning is successful and relatively high in the criteria. Researchers also proposed suggestions are: 1) For students, in order to increase the spirit of learning under any circumstances, 2) For the teachers, so that teachers bring creative ideas to improve the quality of teaching and learning, asking and asking key.
PENDAHULUAN
Sumber daya alam yang banyak dan
melimpah pada suatu negara belum merupakan jaminan bahwa negara tersebut akan
makmur, bila pendidikan sumber daya manusianya ditelantarkan. Suatu negara yang
mempunyai sumber daya alam yang banyak, bila tidak ditangani oleh sumber daya
manusia yang berkualitas, pada suatu saat pasti akan mengalami kekecewaan.
Upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia merupakan tugas besar dan
berjangka waktu yang panjang karena masalahnya menyangkut pendidikan bangsa.
Meningkatkan kualitas sumber daya manusia harus melalui proses pendidikan yang
baik dan terarah serta terprogram, sehingga tujuan pendidikan yang diharapkan
dapat tercapai. Salah satu pendukung utama tercapainya tujuan pendidikan adalah
suasana kelas yang baik dalam arti seluas-luasnya. Di kelaslah segala aspek
pengajaran bertemu dan berproses, sehingga diharapkan di kelas akan terwujud
suasana belajar mengajar yang efektif dan menyenangkan serta dapat memotivasi
siswa untuk belajar dengan baik sesuai kemampuan.
Berbagai cara digunakan untuk meningkatkan mutu lembaga pendidikannya dari
Kurikulum sampai ke hal yang menyangkut tata tertib sekolahnya, dari kelas yang
dilaksanakan di lingkup ruangan yang dibatasi tembok sampai kelas yang
dilakukan di alam terbuka, semua demi meningkatkan mutu pendidikan maupun
menarik perhatian calon peserta didik. Begitu juga dengan mata pelajaran Pendidikan
Jasmani Olahraga dan Kesehatan, tidak hanya identik dengan mata pelajaran
lari-lari atau mengeluarkan tenaga saja tetapi sudah saatnya Pendidikan jasmani
harus sejajar dengan mata pelajaran yang lain.
Dalam hal ini seorang guru pendidikan jasmani dituntut
untuk lebih kreatif dalam
mengemas paket mata pelajaran pendidikan jasmani, termasuk berusaha untuk
memberdayakan dan mengoptimalkan penggunaan sarana dan prasarana yang ada.
Seorang guru pendidikan jasmani yang kreatif akan mampu menciptakan sesuatu
yang baru, atau memodifikasi yang sudah ada tetapi disajikan dengan cara yang
semenarik mungkin, sehingga anak didik akan merasa senang mengikuti pelajaran
penjas yang diberikan. Banyak hal-hal sederhana yang dapat dilakukan oleh guru
pendidikan jasmani untuk kelancaran
jalannya pendidikan jasmani, diantaranya dengan pendekatan modifikasi. Pendekatan modifikasi ini
dimaksudkan agar materi yang ada dalam kurikulum dapat disajikan sesuai dengan
tahap-tahap perkembangan kognitif, afektif dan psikomotorik
anak. Proses pendidikan
dapat berjalan dan berhasil dengan baik seperti yang
diharapkan juga ditentukan oleh banyak faktor baik internal maupun eksternal
yang harus didukung oleh semua pihak baik sekolah, pemerintah, maupun
masyarakat, terutama dalam penyampaian materi yang diberikan oleh pendidik
terhadap anak didiknya dengan baik. Sesuai dengan hal tersebut bahwa seorang
pendidik (guru) setidaknya harus menggunakan suatu metode
pembelajaran pendidikan jasmani yang tepat agar peserta didik usia sekolah
dasar yang masih rawan dan memerlukan pembinaan serta bimbingan dapat tumbuh
dan berkembang sesuai dengan tingkat karakteristiknya.
Kenyataan di lapangan, saat pembelajaran pendidikan
jasmani masih saja ditemui kegiatan belajar mengajar yang hasil pembelajarannya
kurang maksimal. Paling tidak ada dua macam faktor yang menyebabkan rendahnya
tingkat kemampuan siswa dalam melakukan gerak menimang bola Sepak takraw siswa
SD Negeri 2 Sukosono Kec.Kedung Kab.Jepara, yaitu faktor eksternal dan faktor
internal. Yang termasuk faktor eksternal, di antaranya pengaruh lingkungan,
yakni lingkungan pedesaan yang sebagian besar orangtuanya dari golongan
menengah kebawah dan berprofesi buruh yang dituntut untuk memenuhi kebutuhan
primer sehingga kurang memperhatikan kemajuan belajar siswa. Akibatnya, siswa
tidak terbiasa untuk melakukan aktifitas jasmani dan lebih tertarik untuk
membantu orangtuanya.
Dari faktor internal, faktor-faktor yang berpengaruh
di antaranya pendekatan pembelajaran, metode, media, atau sumber pembelajaran.
Jika kondisi pembelajaran semacam itu dibiarkan berlarut-larut, bukan tidak
mungkin kemampuan aktifitas jasmani
dikalangan siswa akan terus berada pada tataran yang rendah. Para siswa akan
terus-menerus mengalami kesulitan dalam mengekspresikan kemampuan menimang
bola. Begitu juga dengan KBM di SD Negeri 2 Sukosono, siswa kurang aktif dalam
bergerak khususnya saat mengikuti mata pelajaran olahraga pokok bahasan
permainan bola besar sepak takraw. Dengan berbagai alasan kalau menyundul
sakit, takut kena hidung, bisa merusak
sepatu, sehingga dalam proses pembelajaran permainan sepak takraw guru penjas
mengalami kesulitan jika tidak mengemas materi permainan sepak takraw dengan
cara yang efektif dan menyenangkan. Dan untuk itu perlu solusi yang tepat,
salah satunya dengan cara memodifikasi alatnya, sehingga upaya untuk mengatasi
permasalahan dalam pencapaian hasil belajar menimang bola sepak takraw tersebut
mudah-mudahan dapat teratasi. Maka perlu dikaji dan diteliti lebih mendalam
baik secara teoritik maupun praktik melalui Penelitian Tindakan Kelas. Sebagai
subyek yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah siswa kelas V Sekolah
Dasar Negeri Sukosono Kecamatan Kedung Kabupaten Jepara tahun pelajaran
2011/2012.
Sepak Takraw adalah suatu jenis permainan yang
menggunakan bola yang terbuat dari rotan (sintetic), yang dimainkan di atas
lapangan datar dibatasi oleh jaring/net seperti permainan Bulutangkis.
Pemainnya terdiri dari dua pihak yang berhadapan, masing-masing terdiri dari 3
(tiga) orang. Dalam permainan ini yang dipergunakan terutama kaki dan semua
anggota badan kecuali tangan. Tujuan dari permainan ini adalah mengembalikan
bola sedemikian rupa sehingga dapat jatuh di lapangan lawan atau menyebabkan
lawan membuat pelanggaran atau bermain salah.
Dalam permainan
Sepak Takraw timangan (sepakan) adalah sangat penting, karena dapat dikatakan
bahwa kemampuan menimang bola sangat dominan mulai dari permulaan permainan
sampai membuat angka dapat dilakukan dengan timangan (sepakan).
Modifikasi
berasal dari kata modif yang berarti pengubahan atau perubahan
(Poerwadarminta,2003:751).
Modifikasi pembelajaran dapat dikaitkan dengan
kondisi lingkungan pembelajarannya. Modifikasi lingkungan pembelajaran ini
dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa klasifikasi seperti Peralatan,
Penataan ruang gerak dalam belajar, Jumlah siswa yang terlibat, dan Organisasi
atau formasi belajar.
METODE
PENELITIAN
Penelitian ini adalah jenis penelitian tindakan kelas, prosedur atau
langkah–langkah yang dilakukan dalam penelitian ini dilaksanakan dalam kegiatan
yang berbentuk siklus penelitian. Dalam penelitian ini menggunakan dua siklus,
setiap siklusnya terdapat satu pertemuan.
Prosedur penelitian terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan awal,
pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Hal tersebut harus direncanakan
secara matang dan sistematis untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan
keinginan.
Subyek penelitian adalah siswa kelas V
sebanyak 45 siswa yang terdiri dari 28 siswa putra dan 17 siswa putri.
Tempat penelitian tindakan kelas ini
adalah di SD Negeri 2 Sukosono yang beralamat Rt 19/05 Desa Sukosono kode pos
59463, kecamatan Kedung, Kabupaten Jepara. Penulis mengambil lokasi atau tempat ini
dengan pertimbangan bekerja pada sekolah tersebut, sehingga
memudahkan dalam mencari data,peluang waktu yang luas dan subyek penelitian
yang sangat sesuai dengan profesi penulis.
Waktu pelaksanaan penelitian
dilakukan mulai bulan Mei s.d Juli 2012. Waktu dari perencanaan sampai penulisan
laporan hasil penelitian tersebut pada semester II Tahun pelajaran 2011/ 2012.
HASIL
PEMBAHASAN
Penelitian
yang telah dilaksanakan di SDN 2 Sukosono Kecamatan Kedung Kabupaten Jepara
pada siswa kelas V merupakan suatu penelitian tindakan kelas (classroom action research). Penelitian
tindakan yang telah dilakukan ini terdiri dari dua siklus, yang setiap
siklusnya terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan
refleksi. Hasil penelitian yang dilakukan pada siswa kelas V yang berjumlah 45
melalui pembelajaran menimang bola sepak takraw yang dimodifikasi terhadap
respon minat siswa pada pembelajaran penjasorkes, diperoleh hasil bahwa minat
siswa kelas V SDN 2 Sukosono termasuk dalam kategori minat sangat tinggi yaitu
91%, yang dapat dilihat dalam diagram respon minat siswa.
Gambar4.1. Data Deskripsi Minat
siswa kelas V SDN 2 Sukosono
Pembahasan
Siklus Pertama
Siklus
pertama dilaksanakan pada tanggal 9 Juni 2012 dengan alokasi waktu 4x35 menit.
Pada pelaksanaan siklus pertama guru menyampaikan materi tentang keterampilan gerak
menimang bola sepak takraw yang dilakukan melalui modifikasi bola.
Setelah
melaksanakan siklus pertama, peneliti melakukan diskusi dan refleksi.
Aktivitas
Siswa
Siklus pertama ini,
dilaksanakan pada saat proses pembelajaran pendidikan jasmani berlangsung.
Penilaian pembelajaran dilakukan dengan melihat hasil observasi terhadap
aktifitas siswa dalam menimang bola.
Tabel
4.1 Hasil Penelitian Aktivitas Siswa pada Siklus Pertama
No.
|
Aspek Penelitian
|
Hasil Penelitian
|
Indikator Ketercapaian
|
1.
|
Aktivitas
siswa dalam mengikuti pembelajaran
gerak menimang bola sepak takraw melalui modifikasi bola
|
78%
|
80%
|
Pada penilaian terhadap
aktifitas terhadap hasil pembelajaran untuk aktivitas siswa mencapai 78%.
Dari penilaian hasil
pembelajaran tersebut, belum dikategorikan tuntas, karena belum melampaui
indikator ketercapaian yaitu 80%. Sehingga guru atau peneliti harus melanjutkan
ke siklus kedua untuk mencapai target indikator ketercapaian aktivitas
pembelajaran siswa yang sudah ditentukan guru atau peneliti.
Ketrampilan
siswa
Berdasarkan pada hasil
perhitungan siklus pertama pencapaian per gerak dasar pada siswa kelas V yang
berjumlah 45 siswa mencapai 89% untuk aspek melempar dikatakan tuntas, untuk
aspek menimang mencapai 70% tergolong tidak tuntas, dan 79% untuk aspek menangkap tidak tuntas.
Dari ke tiga penilaian
analisis aspek melempar dikatakan tuntas karena pencapaian hasil belajar
mencapai > 80%, dari perhitungan aspek menimang dan menangkap tidak
dikatakan tuntas karena < 80%. Total prosentase untuk aspek ketrampilan pada
siklus pertama mencapai 79% tergolong tidak tuntas. Pada siklus pertama
perolehan nilai siswa untuk aspek melempar mencapai 89%, terdiri dari 17 siswa
(38%) tidak tuntas, 28 siswa (62%) tuntas. Untuk aspek menimang mencapai 70%,
terdiri dari 30 siswa (67%) tidak tuntas, 15 siswa (33%) tuntas. Dan untuk
kategori aspek menangkap mencapai 79%, terdiri dari 18 siswa (40%) tidak tuntas
dan 27 siswa (60%) tuntas.
Sikap
dan Pengetahuan siswa
Berdasarkan pada hasil
perhitungan siklus pertama pencapaian per aspek
pada siswa kelas V yang berjumlah 45 siswa mencapai 86,0% untuk aspek
afektif (Perilaku berkarakter) dikatakan tuntas, untuk aspek afektif
(Ketrampilan sosial) mencapai 88,4% tergolong tuntas, untuk aspek kognitif
(Produk) mencapai 69,5% tergolong tidak tuntas, dan 78,0% untuk aspek kognitif (Proses) tidak tuntas.
Dari keempat penilaian
analisis aspek afektif (Perilaku berkarakter) dan afektif (Ketrampilan sosial)
dikatakan tuntas karena pencapaian hasil belajar mencapai > 80%, dari
perhitungan aspek kognitif (Produk) dan kognitif (Proses) tidak dikatakan tuntas karena < 80%. Total
prosentase untuk aspek sikap dan pengetahuan pada siklus pertama mencapai 80,5%
tergolong tuntas. Pada siklus pertama perolehan nilai siswa untuk aspek afektif
(Perilaku berkarakter) mencapai 86,0%,
terdiri dari 3 siswa (7%) tidak tuntas, 42 siswa (93%) tuntas. Untuk aspek
afektif (Ketrampilan sosial) mencapai 88,4%, terdiri dari 0 siswa (0%) tidak
tuntas, 45 siswa (100%) tuntas. Untuk kategori aspek kognitif (Produk) mencapai
69,5%, terdiri dari 36 siswa (80%) tidak tuntas dan 9 siswa (20%) tuntas. Dan
untuk kategori aspek kognitif (Proses) mencapai 78,0%, terdiri dari 14 siswa
(31%) tidak tuntas dan 31 siswa (69%) tuntas.
Hasil Refleksi Pada Siklus Pertama
Tahap perencanaan pada siklus
pertama tidak mengalami hambatan dan berjalan dengan baik, yaitu RPP (Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran), persiapan sarana dan prasarana serta sumber
pembelajaran, instrument penelitian yang berupa checklist analisa gerak dasar
dan lembar observasi aktivitas pembelajaran terhadap siswa yang sudah diberi petunjuk dengan
jelas.
Sedangkan pada tahap
tindakan, guru atau peneliti mengalami kesulitan dalam mengelola kelas, dalam
menjelaskan dan menyampaikan materi kepada siswa masih kurang maksimal sehingga
dalam pelaksanaan tindakan masih banyak siswa yang belum mengetahui tugas gerak
yang dilakukan tersebut, selain itu kedisiplinan dalam mengelola waktu masih
belum tertata rapi. Selain dalam proses pembelajarannya, dalam hal sarana dan
prasarana juga masih ada kekurangan, yaitu dalam hal pemberian giliran untuk
melakukan tugas gerak masih belum jelas.
Hasil dari diskusi yang
dilakukan dengan rekan sejawat, guru atau peneliti dianjurkan untuk memberikan
ide–ide kreatif untuk mendapatkan perhatian dari siswanya, sehingga siswanya
dapat dikondisikan dengan baik sesuai dengan apa yang tercantum pada RPP.
Selain itu guru atau peneliti juga harus terampil dalam membimbing siswanya
untuk lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran. Sedangkan dalam menetapkan
metode pembelajaran, ada saran untuk
menambah metode pembelajaran dengan variasi-variasi yang menarik pada
siklus pertama agar lebih efektif dalam pelaksanaanya.
Metode yang digunakan pada
siklus kedua harus efektif dan menarik bagi siswa. Penambahan variasi-variasi
metode pembelajaran pada siklus kedua yaitu bisa menggunakan lomba antar
kelompok dan merubah peraturan permainan. Peneliti juga disarankan untuk
meningkatkan interaksi dengan siswa serta meningkatkan kedisiplinan pada siswa,
harapannya tidak ada siswa yang bermain sendiri selama proses pembelajaran
berlangsung.
Pembahasan Siklus Kedua
Siklus kedua dilaksanakan pada tanggal 16
Juni 2012 dengan alokasi waktu 4x35 menit. Pada pelaksanaan siklus kedua guru
menyampaikan materi tentang keterampilan gerak menimang bola sepak takraw yang
dilakukan melalui modifikasi bola.
Aktivitas
Siswa
Siklus kedua ini,
dilaksanakan pada saat proses pembelajaran pendidikan jasmani berlangsung.
Penilaian pembelajaran dilakukan dengan melihat hasil observasi terhadap
aktifitas siswa dalam menimang bola.
Penelitian
yang dilakukan pada siklus kedua juga terdapat empat tahap yaitu pelaksanaan,
tindakan, pengamatan, dan refleksi. Setelah melaksanakan dan menyelesaikan
siklus kedua, peneliti melakukan diskusi serta refleksi, maka diperoleh hasil
pembelajaran terhadap aktivitas siswa seperti terlihat pada tabel.
Tabel
4.2 Hasil Penelitian Aktivitas Siswa pada Siklus kedua
No.
|
Aspek Penelitian
|
Hasil Penelitian
|
Indikator Ketercapaian
|
1.
|
Aktivitas
siswa dalam mengikuti pembelajaran gerak menimang bola sepak takraw melalui
modifikasi bola
|
86%
|
80%
|
Pada penilaian terhadap
aktivitas siswa mencapai 86%.
Dari penilaian hasil
pembelajaran tersebut, dapat dikategorikan tuntas, karena sudah melampaui
indikator ketercapaian yaitu 80%.
Ketrampilan siswa
Tujuan diadakan penelitian
diantaranya pada pelaksanaan siklus kedua ini yaitu untuk mengetahui
peningkatan kemampuan menimang bola sepak takraw pada siklus pertama yang diantaranya adalah
rangkaian gerak melempar, menimang dan
menangkap ini, dilakukan dengan rangkaian permainan. Cara penilaiannya yaitu
peneliti dan guru melihat dan menilai analisis gerak dasar siswa dengan
menggunakan instrument penelitian yang sudah dibuat. Penilaian pembelajaran ini
lebih mengarah pada penilaian kemampuan geraknya, jadi peneliti dan guru
kolaborator hanya menilai hasil gerakan yang mengena pada aspek psikomotor dan
fisik. Dengan cara menilai hasil gerakannya maka pembelajaran dapat
dikategorikan tuntas dan tidak tuntas. Untuk melihat hasil belajar gerak dasar
meningkat dan tidak meningkat maka ditetapkan pencapaian standarisasi
pembelajaran yaitu 80% sudah tercapai atau dikatakan tuntas.
Berdasarkan pada hasil
perhitungan siklus kedua pencapaian per gerak dasar pada siswa kelas V yang
berjumlah 45 siswa mencapai 98% untuk aspek melempar dikatakan tuntas, untuk
aspek menimang mencapai 93% tergolong tuntas, dan 97% untuk aspek menangkap juga tuntas.
Dari ke tiga penilaian
analisis aspek ketiganya dikatakan tuntas karena pencapaian hasil belajar
mencapai > 80%.. Total prosentase untuk aspek ketrampilan pada siklus kedua
mencapai 96% tergolong tuntas. Pada siklus kedua perolehan nilai siswa untuk
aspek melempar mencapai 98%, terdiri dari 4 siswa (9%) tidak tuntas, 41 siswa
(91%) tuntas. Untuk aspek menimang mencapai 93%, terdiri dari 11 siswa (24%)
tidak tuntas, 34 siswa (76%) tuntas. Dan untuk kategori aspek menangkap
mencapai 97%, terdiri dari 4 siswa (9%) tidak tuntas dan 41 siswa (91%) tuntas.
Sikap dan Pengetahuan Siswa
Setelah menilai ketrampilan
siswa pada siklus kedua, kemudian peneliti bersama guru kolaborator menilai
aktifitas siswa secara aspek kognitif dan afektif.
Berdasarkan pada hasil
perhitungan siklus kedua pencapaian per aspek
pada siswa kelas V yang berjumlah 45 siswa mencapai 88,0% untuk aspek
afektif (Perilaku berkarakter) dikatakan tuntas, untuk aspek afektif
(Ketrampilan sosial) mencapai 90,0% tergolong tuntas, untuk aspek kognitif
(Produk) mencapai 80,0% tergolong
tuntas, dan 82,0% untuk aspek
kognitif (Proses) tuntas.
Dari keempat penilaian
analisis semua aspek dikatakan tuntas karena pencapaian hasil belajar mencapai
> 80%. Total prosentase untuk aspek sikap dan pengetahuan pada siklus kedua
mencapai 85% tergolong tuntas. Pada siklus kedua perolehan nilai siswa untuk
aspek afektif (Perilaku berkarakter)
mencapai 88,0%, terdiri dari 0 siswa (0%) tidak tuntas, 45 siswa (100%)
tuntas. Untuk aspek afektif (Ketrampilan sosial) mencapai 90,0%, terdiri dari 0
siswa (0%) tidak tuntas, 45 siswa (100%) tuntas. Untuk kategori aspek kognitif
(Produk) mencapai 80,0%, terdiri dari 22 siswa (49%) tidak tuntas dan 23 siswa
(51%) tuntas. Dan untuk kategori aspek kognitif (Proses) mencapai 82,0%,
terdiri dari 8 siswa (18%) tidak tuntas dan 37 siswa (82%) tuntas.
Hasil Refleksi Pada Siklus Kedua
Tahap perencanaan pada siklus
kedua dalam pembelajaran menimang bola sepak takraw dengan modifikasi bola
dengan lancar dan sesuai dengan skenario pembelajaran, sedangkan pada tahap
tindakan, guru atau peneliti sudah mampu mengatasi permasalahan yang terjadi
pada siklus pertama dan pada siklus kedua ini ada peningkatan aktivitas siswa
dalam mengikuti pembelajaran menimang bola sepak takraw dengan modifikasi bola.
Pada siklus kedua, dapat
disimpulkan bahwa hasil refleksi pada siklus kedua yaitu, hasil perencanaan,
tindakan, pengamatan yang dilakukan guru atau peneliti sudah berjalan dengan
baik dan sudah ada perubahan. Sehingga pada penelitian siklus kedua ini sudah
dikatakan berhasil dan tidak perlu melanjutkan ke siklus berikutnya.
KESIMPULAN
Aktivitas siswa dalam
mengikuti pembelajaran menimang bola sepak takraw dengan modifikasi bola
mencapai 78%, sedangkan pada siklus kedua setelah melakukan perubahan skenario
pembelajaran di RPP, aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran mencapai 86%,
hal ini berarti ada kenaikan sebesar 8% pada pelaksanaan siklus kedua.
Ketercapaian pada
pembelajaran menimang bola sepak takraw dengan modifikasi bola dilihat melalui
ranah afektif, psikomotor, kognitif pada siswa. Ketercapaian dapat diketahui
melalui pengamatan terhadap siswa dalam melakukan ketrampilan melempar,
menimang, dan menangkap. Rangkaian gerakan tersebut dipraktekkan oleh siswa
melalui modifikasi bola yang pada dasarnya melalui rangkaian permainan.
Hasil pengamatan tersebut
mencapai ketuntasan pada siklus pertama sebesar 79% dengan kategori baik (B),
sedangkan pada siklus kedua tingkat keberhasilan belajar gerak mencapai 96%
dengan kategori sangat baik (A).
Sedang hasil pengamatan aspek
sikap dan pengetahuan siswa sudah mencapai ketuntasan pada siklus pertama
sebesar 80,5% dengan kategori baik (B), sedangkan pada siklus kedua tingkat
keberhasilan aspek sikap dan pengetahuan mencapai 85% dengan kategori baik (B)
Maka dengan melihat hasil
belajar gerak siswa, dapat diperoleh ketercapaian aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran
menimang bola sepak takraw dengan modifikasi bola.
DAFTAR PUSTAKA
BNSP. 2007. Standar
Isi Untuk Stuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta : Depdiknas.
Mansur Muslich. 2007. KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan
Kontekstual. Jakarta: Bumi Aksara.
Nana Syaodih Sukmadinata. 2010. Metode Penelitian Pendidikan, Bandung :
PT.Remaja Rosdakarya
Nasution. S. 2004. Didaktik Asas-asas Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara
Nyoman Sumaryadi. 2008. Efektivitas Implementasi Bebijakan Otonomi Daerah. Jakarta: Citra
Utama
Poerwadaminta.
W. J. S. 2000. Kamus Umum Bahasa
Indonesia. Edisi Ke-3. Jakarta: Balai Pustaka.
Pupuh Fathurrohman. dan M. Sobry Sutikno. 2010. Strategi belajar Mengajar, Bandung, PT.
Refika Aditama.
Ratinus Darwis. dan Penghulu Basa. 1992. Olahraga Pilihan Sepak Takraw. Jakarta:
Depdikbud
Slameto.
1988. Evaluasi Pendidikan. Jakarta:
Bumi Aksara
Sudrajat
Prawirasaputra. 2000. Sepak Takraw.
Jakarta: Depdiknas.
Surawan
Martinus. 2008. Kamus Kata Serapan. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama
Tim Penyusun Fakultas Ilmu Keolahragaan UNNES. 2011.
Buku Panduan Penulisan Skripsi FIK UNNES.
Semarang: Percetakan UNNES.
Ucup
Yusup. et al. 2004. Pembelajaran
Permainan Sepak Takraw. Jakarta: Depdiknas.
Uno.
H. B. 2008. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta:
Bumi Aksara
Yudha M. Saputra (2010).”Pendidikan Jasmani dan Olahraga”Jakarta:
Universitas
Pendidikan Indonesia.