Berdiri: 25 Mei 1965
Persatuan Sepakbola Indonesia Jayapura atau disingkat Persipura Jayapura, adalah sebuah klub sepakbola profesional Indonesia yang bermarkas di Jayapura, Papua. Saat ini tim berjuluk "Mutiara Hitam" merupakan salah satu kontestan papan atas Superliga.
Terkait polemik hari jadi Persipura, ada kisah menarik yang mungkin bisa
membantu meluruskan sejarah klub berjuluk Mutiara Hitam tersebut. Sebenarnya,
sebelum Persipura berdiri ditahun 1965 / 1963 (sebagaimana dikatakan oleh para
pengurus pertama Persipura), di Irian sendiri sudah berdiri sebuah klub
sepakbola. PSKS namanya. PSKS (Persatuan Sepakbola Kotabaru dan Sekitarnya)
adalah nama perserikatan (bond) dari provinsi Irian Barat (Irian Jaya/Papua).
Kotabaru merupakan penyebutan lain dari kota Jayapura pada jaman itu.
Sayangnya, tidak ada catatan kapan tepatnya klub PSKS ini didirikan. Yang jelas,
pada bulan November 1962 PSKS mengadakan pertandingan segitiga di Kotabaru
(Irian Barat). Dalam pertandingan segitiga itu, PSKS berhasil mengalahkan Tim
Pasukan Pakistan 1-0 dan Tim Kontinent Indonesia 6-0. Sementara Tim Kontinent
Indonesia bermain imbang 2-2 dengan Tim Pasukan Pakistan.
Dalam hari-hari berikutnya, PSKS berkunjung ke Pulau Jawa untuk memperkenalkan diri. Pelatih PSKS, Albert Mandosir pun mengatakan: “Maksud kami datang ke Jakarta dan kota-kota lainnya bukanlah untuk mencari kemenangan, tetapi untuk memperkenalkan diri dan belajar tentang teknik sepak bola dari saudara-saudara kami yang begitu lama terpisah.”
Nah, jika yang dimaksud hari lahir Persipura adalah saat pertama berdirinya klub, maka pengurus Persipura harus mempertimbangkan dan menelusuri hari lahir PSKS karena kemungkinan besar PSKS inilah cikal bakal dari Persipura. Dalam beberapa informasi lainnya, banyak yang menyebut tahun berdirinya Persipura adalah 1950, dan bukannya di tahun 1960-an sebagaimana yang diyakini oleh para pengurus Persipura.
Dalam artikel yang ditulis oleh Ds Mesach Koibur, (Ketua Umum Persipura tahun 2010), dia meminta agar para pencinta tim berjuluk Mutiara Hitam ini tidak melupakan sejarahnya.
“Sejarah itu dibuat oleh pelaku, bukan penerusnya. Karena penerus hanya memberikan makna, bukan merubah,” katanya.
Bertempat di Aula Sosial GKI (Saat ini menjadi Mess GKI Jayapura) pada 25 Mei 1965, beberapa utusan dari perwakilan Perserikatan (Kesebelasan) seperti dari, Sorong, Manokwari, Biak, Yapen Waropen, PSK Kayu Pilo, Tobati, Nafri, Asei, dan Ayapo hadir mengikuti doa pengucapan syukur atas terbentuknya sebuah perserikatan sepakbola yang saat ini menjadi Persipura.
Saat itu, fokus tim merupakan mantan Voetbal Bond Hollandia (VBH) yang sudah ada sejak tahun 1952 hingga 1955, ketika bersekolah di Primaire Middlebare School (PMS) Kotaraja. Bersama rekan-rekan sesama pencinta sepakbola, seperti Ds Mesach Koibur, Barnabas Youwe, Hendrik Puy, Frans Ondi, David Hamadi, Izaskar Maryen ditambah teman-teman dari Lagere Technise School (LTS). Ada dua kesebelasan yang didirikan, yakni Pelikan dan DOS (Door Oefening Sterk). Pelikan dan DOS juga menjadi anggota VBH aktif ikut kompetisi dan sangat disegani.
Dalam masa-masa yang sulit, para tokoh sepakbola yang juga pendeta muncul sebuah ide menolong, mengorganisir pemuda-pemuda Papua lewat Kepanduan dan Sepakbola.
Menyangkut sepakbola atas dasar pengalaman di PMS Kotaraja di VBH dan negeri Belanda, terjadi kesepakatan dari para tokoh ini untuk membentuk semacam Voetbal Bond Hollandia dan saudara Barnabas Youwe diberi tanggung jawab untuk mengadakan kontak dengan berbagai pihak (kesebelasan) serta mengorganisir Pelatihan-pelatihan.
Sekolah-sekolah Menengah seperti STM merupakan perhatian utama mendapatkan pemain. Ternyata ada respon yang positif dari semua pihak, sehingga dibentuk sebuah wadah untuk mempersatukan semua perserikatan.
Atas dasar itulah maka pada pertemuan 25 Mei 1965 secara resmi dibuat Deklarasi berdirinya Persatuan Sepakbola Jayapura dan sekitarnya yang disingkat Persipura.
Dalam perkembangannya, Persipura Jayapura mengemban visi yang mulia, yakni menjadi pusat pengkaderan tenaga-tenaga profesional sebagai orang Papua, serta dapat diakui harkat, martabat, dan harga dirinya, sehingga terhindar dari rasa minder, frustrasi dan masa depan yang suram.
Untuk mencapai semua itu, maka Persipura mulai menunjukkan misinya sepagai tim yang siap menciptakan SDM berkualitas melalui kerjasama dengan pemerintah, PSSI, dan Internasional. Tidak hanya itu, Persipura juga siap mengorganisir kompetisi antar perserikatan secara teratur demi mendapatkan pemain muda yang potensial dan profesional.
Setelah melalui perjalanan panjang, untuk kali pertamanya Ds. Mesach Koibur ditetapkan sebagai ketua dan sebagai Sekretaris saudara Barnabas Youwe merangkap Pelatih. Anggota-anggota terdiri dari semua Ketua Perserikatan. Sangat sederhana tapi yang penting bisa bergerak dan berjalan.
Adanya ketua bukan berarti semua keuangan lancar, tetapi dengan modal semangat, para pengurus ini mengaku optimistis mampu membangkitkan potensi sepakbola di tanah Papua.
Apalagi sang Sekretaris yang merangkap Pelatih yang selama 24 jam terus berkeliling menghubungi dan menggerakan semua anggota diseluruh Jayapura ini. Mottonya yang selalu diketengahkan penuh humor adalah “One For Eleven, Eleven For One”
Kita bersyukur karena Keputusan Pemerintah Kabupaten Jayapura yang mengabdikan namanya menjadi Stadion Barnabas Youwe.
Menyangkut perlengkapan (seragam) suatu ketika kami dipanggil Residen Soekarnapura, Nawawi yang kemudian menjabat Wakil Gubernur DKI Jakarta, beliau bertanya “Kami dengar Pak Koibur ada bentuk kesebelasan sepak bola, apa yang bisa saya bantu ?” Saya jawab “Kami perlu pakaian seragam, bola dan sepatu bola”. Bantuan inilah yang kemudian dipakai untuk try out pertama kali Persipura ke Maluku dan Sulawesi Utara dengan hasil menang dan menang.
Dengan demikian banyak pihak-pihak mulai buka mata serta melirik masuk ke Pengurus Persipura. Tentang lapangan sepak bola milik Persipura adalah lapangan sepak bola Argapura yang selalu dijaga dan kalau mau pakai harus minta izin Ketua Persipura.
Karena Stadion Mandala Jayapura yang menjadi kandangnya sedang direnovasi, tim kebanggaan warga Papua ini terpaksa harus mengungsi ke Stadion Andi Mattalatta, Mattoangin, Makassar, hingga selesainya venue mereka tersebut diperbaiki dan siap digunakan.
Meski telah cukup lama berdiri, prestasi tim asal Papua ini baru mulai terlihat di era sepakbola semi-profesional. Tepatnya setelah tampil sebagai juara Liga Indonesia 2005. Maklum saja karena di era Perserikatan, Persipura hanya mampu menjadi runner-up pada musim 1980.
Kala itu Persipura dikalahkan Persiraja Banda Aceh 3-1, di laga pamungkas yang berlangsung cukup dramatis di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, yang kemudian tampil menjadi juara. Setelah itu prestasi Persipura terus melorot, hingga terlempar ke Divisi Satu.
Memang di level tingkat dua sepakbola nasional kala itu Persipura tampil dua kali juara pada musim 1979 dan 1994. Namun tetap saja hal itu tidak mampu menujukkan eksistensi mereka di pentas sepakbola nasional, hingga akhirnya tampil sebagai juara Divisi Utama.
Memasuki era sepakbola profesional dengan digulirkannya Superliga pada musim perdana 2008/09, tim asal Papua ini menunjukkan penampilan luar biasa untuk merebut gelar juara. Itu seiring dengan semakin membaiknya penampilan beberapa pemain lokal binaan Mutiara Hitam, ditunjang kehadiran pemain asing berkualitas.
Bisa ditebak, skuad yang saat ini dipimpin pelatih Jacksen F Tiago asal Brasil bisa terus melaju dan kembali merebut titel yang hilang pada musim 2009/10 lalu.
Persipura tampil di Liga Champions Asia musim 2010, meski terhenti di fase grup. Kalah 4-1 dan 8-0 dari Jeanbuk, kalah 3-1 dan 5-1 dari Kashima, serta kalah 8-0 dan menang 2-0 atas Changcun. Pada 2011, Persipura tampil di AFC Cup. Mereka mampu melaju hingga babak perempat-final, namun kemudian terhenti di tangan klub Irak, Arbil SC.
Di tengah dualisme kompetisi kasta tertinggi sepakbola nasional pada musim 2011/12, Persipura tetap memilih untuk mengikuti Indonesia Super League (ISL) di bawah pengelolaan PT. Liga Indonesia.
Alamat: Jl. Balai Kota No.1 Indonesia
Telepon: +62 (0) 967 583742 / 523234
Faksimile: +62 (0) 967 583742
Laman Resmi: http://www.persipurajayapura.com
Ketua: Drs. MR. Kambu, M.Si
Direktur: Rudy Maswi
Stadion: Mandala
Sejarah Singkat
Persatuan Sepakbola Indonesia Jayapura atau disingkat Persipura Jayapura, adalah sebuah klub sepakbola profesional Indonesia yang bermarkas di Jayapura, Papua. Saat ini tim berjuluk "Mutiara Hitam" merupakan salah satu kontestan papan atas Superliga.
Dalam hari-hari berikutnya, PSKS berkunjung ke Pulau Jawa untuk memperkenalkan diri. Pelatih PSKS, Albert Mandosir pun mengatakan: “Maksud kami datang ke Jakarta dan kota-kota lainnya bukanlah untuk mencari kemenangan, tetapi untuk memperkenalkan diri dan belajar tentang teknik sepak bola dari saudara-saudara kami yang begitu lama terpisah.”
Nah, jika yang dimaksud hari lahir Persipura adalah saat pertama berdirinya klub, maka pengurus Persipura harus mempertimbangkan dan menelusuri hari lahir PSKS karena kemungkinan besar PSKS inilah cikal bakal dari Persipura. Dalam beberapa informasi lainnya, banyak yang menyebut tahun berdirinya Persipura adalah 1950, dan bukannya di tahun 1960-an sebagaimana yang diyakini oleh para pengurus Persipura.
Dalam artikel yang ditulis oleh Ds Mesach Koibur, (Ketua Umum Persipura tahun 2010), dia meminta agar para pencinta tim berjuluk Mutiara Hitam ini tidak melupakan sejarahnya.
“Sejarah itu dibuat oleh pelaku, bukan penerusnya. Karena penerus hanya memberikan makna, bukan merubah,” katanya.
Bertempat di Aula Sosial GKI (Saat ini menjadi Mess GKI Jayapura) pada 25 Mei 1965, beberapa utusan dari perwakilan Perserikatan (Kesebelasan) seperti dari, Sorong, Manokwari, Biak, Yapen Waropen, PSK Kayu Pilo, Tobati, Nafri, Asei, dan Ayapo hadir mengikuti doa pengucapan syukur atas terbentuknya sebuah perserikatan sepakbola yang saat ini menjadi Persipura.
Saat itu, fokus tim merupakan mantan Voetbal Bond Hollandia (VBH) yang sudah ada sejak tahun 1952 hingga 1955, ketika bersekolah di Primaire Middlebare School (PMS) Kotaraja. Bersama rekan-rekan sesama pencinta sepakbola, seperti Ds Mesach Koibur, Barnabas Youwe, Hendrik Puy, Frans Ondi, David Hamadi, Izaskar Maryen ditambah teman-teman dari Lagere Technise School (LTS). Ada dua kesebelasan yang didirikan, yakni Pelikan dan DOS (Door Oefening Sterk). Pelikan dan DOS juga menjadi anggota VBH aktif ikut kompetisi dan sangat disegani.
Dalam masa-masa yang sulit, para tokoh sepakbola yang juga pendeta muncul sebuah ide menolong, mengorganisir pemuda-pemuda Papua lewat Kepanduan dan Sepakbola.
Menyangkut sepakbola atas dasar pengalaman di PMS Kotaraja di VBH dan negeri Belanda, terjadi kesepakatan dari para tokoh ini untuk membentuk semacam Voetbal Bond Hollandia dan saudara Barnabas Youwe diberi tanggung jawab untuk mengadakan kontak dengan berbagai pihak (kesebelasan) serta mengorganisir Pelatihan-pelatihan.
Sekolah-sekolah Menengah seperti STM merupakan perhatian utama mendapatkan pemain. Ternyata ada respon yang positif dari semua pihak, sehingga dibentuk sebuah wadah untuk mempersatukan semua perserikatan.
Atas dasar itulah maka pada pertemuan 25 Mei 1965 secara resmi dibuat Deklarasi berdirinya Persatuan Sepakbola Jayapura dan sekitarnya yang disingkat Persipura.
Dalam perkembangannya, Persipura Jayapura mengemban visi yang mulia, yakni menjadi pusat pengkaderan tenaga-tenaga profesional sebagai orang Papua, serta dapat diakui harkat, martabat, dan harga dirinya, sehingga terhindar dari rasa minder, frustrasi dan masa depan yang suram.
Untuk mencapai semua itu, maka Persipura mulai menunjukkan misinya sepagai tim yang siap menciptakan SDM berkualitas melalui kerjasama dengan pemerintah, PSSI, dan Internasional. Tidak hanya itu, Persipura juga siap mengorganisir kompetisi antar perserikatan secara teratur demi mendapatkan pemain muda yang potensial dan profesional.
Setelah melalui perjalanan panjang, untuk kali pertamanya Ds. Mesach Koibur ditetapkan sebagai ketua dan sebagai Sekretaris saudara Barnabas Youwe merangkap Pelatih. Anggota-anggota terdiri dari semua Ketua Perserikatan. Sangat sederhana tapi yang penting bisa bergerak dan berjalan.
Adanya ketua bukan berarti semua keuangan lancar, tetapi dengan modal semangat, para pengurus ini mengaku optimistis mampu membangkitkan potensi sepakbola di tanah Papua.
Apalagi sang Sekretaris yang merangkap Pelatih yang selama 24 jam terus berkeliling menghubungi dan menggerakan semua anggota diseluruh Jayapura ini. Mottonya yang selalu diketengahkan penuh humor adalah “One For Eleven, Eleven For One”
Kita bersyukur karena Keputusan Pemerintah Kabupaten Jayapura yang mengabdikan namanya menjadi Stadion Barnabas Youwe.
Menyangkut perlengkapan (seragam) suatu ketika kami dipanggil Residen Soekarnapura, Nawawi yang kemudian menjabat Wakil Gubernur DKI Jakarta, beliau bertanya “Kami dengar Pak Koibur ada bentuk kesebelasan sepak bola, apa yang bisa saya bantu ?” Saya jawab “Kami perlu pakaian seragam, bola dan sepatu bola”. Bantuan inilah yang kemudian dipakai untuk try out pertama kali Persipura ke Maluku dan Sulawesi Utara dengan hasil menang dan menang.
Dengan demikian banyak pihak-pihak mulai buka mata serta melirik masuk ke Pengurus Persipura. Tentang lapangan sepak bola milik Persipura adalah lapangan sepak bola Argapura yang selalu dijaga dan kalau mau pakai harus minta izin Ketua Persipura.
Karena Stadion Mandala Jayapura yang menjadi kandangnya sedang direnovasi, tim kebanggaan warga Papua ini terpaksa harus mengungsi ke Stadion Andi Mattalatta, Mattoangin, Makassar, hingga selesainya venue mereka tersebut diperbaiki dan siap digunakan.
Meski telah cukup lama berdiri, prestasi tim asal Papua ini baru mulai terlihat di era sepakbola semi-profesional. Tepatnya setelah tampil sebagai juara Liga Indonesia 2005. Maklum saja karena di era Perserikatan, Persipura hanya mampu menjadi runner-up pada musim 1980.
Kala itu Persipura dikalahkan Persiraja Banda Aceh 3-1, di laga pamungkas yang berlangsung cukup dramatis di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, yang kemudian tampil menjadi juara. Setelah itu prestasi Persipura terus melorot, hingga terlempar ke Divisi Satu.
Memang di level tingkat dua sepakbola nasional kala itu Persipura tampil dua kali juara pada musim 1979 dan 1994. Namun tetap saja hal itu tidak mampu menujukkan eksistensi mereka di pentas sepakbola nasional, hingga akhirnya tampil sebagai juara Divisi Utama.
Memasuki era sepakbola profesional dengan digulirkannya Superliga pada musim perdana 2008/09, tim asal Papua ini menunjukkan penampilan luar biasa untuk merebut gelar juara. Itu seiring dengan semakin membaiknya penampilan beberapa pemain lokal binaan Mutiara Hitam, ditunjang kehadiran pemain asing berkualitas.
Bisa ditebak, skuad yang saat ini dipimpin pelatih Jacksen F Tiago asal Brasil bisa terus melaju dan kembali merebut titel yang hilang pada musim 2009/10 lalu.
Persipura tampil di Liga Champions Asia musim 2010, meski terhenti di fase grup. Kalah 4-1 dan 8-0 dari Jeanbuk, kalah 3-1 dan 5-1 dari Kashima, serta kalah 8-0 dan menang 2-0 atas Changcun. Pada 2011, Persipura tampil di AFC Cup. Mereka mampu melaju hingga babak perempat-final, namun kemudian terhenti di tangan klub Irak, Arbil SC.
Di tengah dualisme kompetisi kasta tertinggi sepakbola nasional pada musim 2011/12, Persipura tetap memilih untuk mengikuti Indonesia Super League (ISL) di bawah pengelolaan PT. Liga Indonesia.
Catatan
Prestasi
Divisi & Perserikatan
1978/79: Juara Divisi Satu (promosi ke Perserikatan)
1980: Runner-up Perserikatan
1993/94: Juara Divisi Satu (promosi ke Liga Indonesia)
Liga Indonesia
1994/95: Peringkat ke-8 Wilayah Timur
1995/96: Semi-Final
1996/97: 12 Besar
1998/99: Peringkat ke-4 Wilayah Timur
1999/20: Peringkat ke-5 Wilayah Timur
2001: Peringkat ke-7 Wilayah Timur
2002: Delapan Besar
2003: Peringkat ke-5
2004: Peringkat ke-13
2005: Juara
2006: Peringkat ke-9 Wilayah Timur
2007: Semi-Final
Superliga Indonesia
2008/09: Juara
2009/10: Runner-up
2010/11: Juara
2011/12: Runner-up
1978/79: Juara Divisi Satu (promosi ke Perserikatan)
1980: Runner-up Perserikatan
1993/94: Juara Divisi Satu (promosi ke Liga Indonesia)
Liga Indonesia
1994/95: Peringkat ke-8 Wilayah Timur
1995/96: Semi-Final
1996/97: 12 Besar
1998/99: Peringkat ke-4 Wilayah Timur
1999/20: Peringkat ke-5 Wilayah Timur
2001: Peringkat ke-7 Wilayah Timur
2002: Delapan Besar
2003: Peringkat ke-5
2004: Peringkat ke-13
2005: Juara
2006: Peringkat ke-9 Wilayah Timur
2007: Semi-Final
Superliga Indonesia
2008/09: Juara
2009/10: Runner-up
2010/11: Juara
2011/12: Runner-up
2012/13: Juara
Piala Indonesia
2005: 16 Besar
2006: Runner-up
2007: Runner-up
2008/09: Runner-up
2009/10: Semi-Final
Gelar Lain
2009: Juara Community Shield
2009: Juara Piala Keraton
2010: Babak Grup Liga Champions AFC
Piala Indonesia
2005: 16 Besar
2006: Runner-up
2007: Runner-up
2008/09: Runner-up
2009/10: Semi-Final
Gelar Lain
2009: Juara Community Shield
2009: Juara Piala Keraton
2010: Babak Grup Liga Champions AFC
2011: Juara Inter Island Cup
2011: Perempat-final Piala AFC
2012: Play-off Liga Champions AFC
2011: Perempat-final Piala AFC
2012: Play-off Liga Champions AFC
Daftar Pemain & Pelatih
2013/2014
1
|
Kiper
|
16
|
Gelandang
|
|||
20
|
Kiper
|
27
|
Gelandang
|
|||
23
|
Kiper
|
44
|
Gelandang
|
|||
13
|
Bek
|
-
|
Gelandang
|
|||
14
|
Bek
|
-
|
Gelandang
|
|||
16
|
Bek
|
21
|
Striker
|
|||
28
|
Bek
|
24
|
Striker
|
|||
45
|
Bek
|
25
|
Striker
|
|||
4
|
Gelandang
|
33
|
Striker
|
|||
11
|
Gelandang
|
86
|
Striker
|
|||
12
|
Gelandang
|
-
|
Striker
|
|||
13
|
Gelandang
|
-
|
Striker
|
|||
15
|
Gelandang
|
-
|
Manajer/Pelatih
|
diambil : dari
berbagai sumber