Berdiri: 1933
Alamat: Jl.
Sulanjana No. 17 Lantai 3 Indonesia
Telepon: +62
(0) 22 422 1933
Faksimile:
+62 (0) 22 733 3872
Laman
Resmi: http://www.persib.co.id
Ketua: Glenn
T. Sugita (Direktur Utama)
Direktur: Glenn
T. Sugita (Direktur Utama)
Suporter : Bobotoh, Viking
Stadion: Siliwangi
Persib yang merupakan
singkatan dari Persatuan Sepak Bola Indonesia Bandung adalah salah satu
tim sepak bola
Indonesia
yang berasal dari Jawa Barat, khususnya wilayah Bandung. Catatan prestasi tim
ini relatif stabil di papan atas sepak bola Indonesia, sejak era Perserikatan
sampai ke Liga Indonesia masa kini
Sejarah
Sebelum bernama Persib
Bandung, di Kota Bandung
berdiri Bandoeng Inlandsche Voetbal Bond (BIVB) pada
sekitar tahun 1923. BIVB ini merupakan salah satu organisasi
perjuangan kaum nasionalis pada masa itu. Tercatat sebagai Ketua Umum BIVB
adalah Mr.
Syamsudin yang kemudian diteruskan oleh putra pejuang wanita Dewi Sartika, yakni R.
Atot.
Atot pulalah yang
tercatat sebagai Komisaris Daerah Jawa Barat yang pertama. BIVB memanfaatkan lapangan
Tegallega di depan tribun pacuan kuda. Tim BIVB ini beberapa kali mengadakan
pertandingan di luar kota seperti Yogyakarta dan Jatinegara, Jakarta.
Pada tanggal 19 April 1930,
BIVB bersama dengan VIJ Jakarta, SIVB (sekarang Persebaya), MIVB (PPSM Magelang), MVB (PSM Madiun), VVB (Persis Solo), dan PSM (PSIM Yogyakarta) turut membidani kelahiran PSSI
dalam pertemuan yang diadakan di Societeit Hadiprojo Yogyakarta. BIVB dalam
pertemuan tersebut diwakili oleh Mr. Syamsuddin. Setahun kemudian kompetisi
tahunan antar kota/perserikatan diselenggarakan. BIVB berhasil masuk final kompetisi perserikatan
pada tahun 1933 meski kalah dari VIJ Jakarta.
BIVB kemudian
menghilang dan muncul dua perkumpulan lain yang juga diwarnai nasionalisme
Indonesia yakni Persatuan Sepak bola Indonesia Bandung (PSIB) dan National
Voetball Bond (NVB). Pada tanggal 14 Maret 1933, kedua perkumpulan itu sepakat
melakukan fusi dan lahirlah perkumpulan yang bernama Persib yang kemudian
memilih Anwar
St. Pamoentjak sebagai Ketua Umum. Klub-klub yang bergabung ke dalam
Persib adalah SIAP, Soenda, Singgalang, Diana, Matahari, OVU, RAN, HBOM, JOP,
MALTA, dan Merapi.
Persib kembali
masuk final kompetisi perserikatan pada tahun 1934,
dan kembali kalah dari VIJ Jakarta. Dua tahun kemudian Persib kembali masuk
final dan menderita kekalahan dari Persis Solo. Baru pada tahun 1937,
Persib berhasil menjadi juara kompetisi setelah di final membalas kekalahan
atas Persis.
Di Bandung pada
masa itu juga sudah berdiri perkumpulan sepak bola yang dimotori oleh
orang-orang Belanda yakni Voetbal Bond Bandung & Omstreken
(VBBO). Perkumpulan ini kerap memandang rendah Persib. Seolah-olah Persib
merupakan perkumpulan "kelas dua". VBBO sering mengejek Persib.
Maklumlah pertandingan-pertandingan yang dilangsungkan oleh Persib ketika itu
sering dilakukan di pinggiran Bandung, seperti Tegallega dan Ciroyom.
Masyarakat pun ketika itu lebih suka menyaksikan pertandingan yang digelar
VBBO. Lokasi pertandingan memang di dalam Kota Bandung dan tentu dianggap lebih
bergengsi, yaitu dua lapangan di pusat kota, UNI dan SIDOLIG.
Persib memenangkan
"perang dingin" dan menjadi perkumpulan sepak bola satu-satunya bagi
masyarakat Bandung dan sekitarnya. Klub-klub yang tadinya bernaung di bawah
VBBO seperti UNI dan SIDOLIG pun bergabung dengan Persib. Bahkan VBBO (sempat
berganti menjadi PSBS sebagai suatu strategi) kemudian menyerahkan pula
lapangan yang biasa mereka pergunakan untuk bertanding yakni Lapangan
UNI, Lapangan SIDOLIG (kini Stadion Persib), dan Lapangan SPARTA
(kini Stadion Siliwangi).
Situasi ini tentu saja mengukuhkan eksistensi Persib di Bandung.
Ketika Indonesia
jatuh ke tangan Jepang, kegiatan persepak bolaan yang dinaungi
organisasi dihentikan dan organisasinya dibredel. Hal ini tidak hanya terjadi
di Bandung melainkan juga di seluruh tanah air. Dengan sendirinya Persib
mengalami masa vakum. Apalagi Pemerintah Kolonial Jepang pun mendirikan
perkumpulan baru yang menaungi kegiatan olahraga ketika itu yakni Rengo Tai Iku
Kai.
Tapi sebagai
organisasi bernapaskan perjuangan, Persib tidak takluk begitu saja pada
keinginan Jepang. Memang nama Persib secara resmi berganti dengan nama yang
berbahasa Jepang tadi. Tapi semangat juang, tujuan dan misi Persib sebagai
sarana perjuangan tidak berubah sedikitpun.
Pada masa Revolusi
Fisik, setelah Indonesia merdeka, Persib kembali menunjukkan eksistensinya.
Situasi dan kondisi saat itu memaksa Persib untuk tidak hanya eksis di Bandung.
Melainkan tersebar di berbagai kota, sehingga ada Persib di Tasikmalaya, Persib di Sumedang, dan Persib di Yogyakarta. Pada masa itu prajurit-prajurit Siliwangi
hijrah ke ibukota perjuangan Yogyakarta.
Baru tahun 1948
Persib kembali berdiri di Bandung, kota kelahiran yang kemudian membesarkannya.
Rongrongan Belanda kembali datang, VBBO diupayakan hidup lagi oleh Belanda
(NICA) meski dengan nama yang berbahasa Indonesia Persib sebagai bagian dari
kekuatan perjuangan nasional tentu saja dengan sekuat tenaga berusaha
menggagalkan upaya tersebut. Pada masa pendudukan NICA tersebut, Persib
didirikan kembali atas usaha antara lain, dokter
Musa, Munadi, H.
Alexa, Rd.
Sugeng dengan Ketua Munadi.
Perjuangan Persib
rupanya berhasil, sehingga di Bandung hanya ada satu perkumpulan sepak bola
yakni Persib yang dilandasi semangat nasionalisme. Untuk kepentingan pengelolaan
organisasi, dekade 1950-an ini pun mencatat kejadian penting. Pada periode 1953-1957
itulah Persib mengakhiri masa pindah-pindah sekretariat. Wali Kota Bandung saat
itu R.
Enoch, membangun Sekretariat Persib di Cilentah.
Sebelum akhirnya atas upaya R.
Soendoro, Persib berhasil memiliki sekretariat Persib yang sampai
sekarang berada di Jalan
Gurame.
Pada masa itu,
reputasi Persib sebagai salah satu jawara kompetisi perserikatan mulai
dibangun. Selama kompetisi perserikatan, Persib tercatat pernah menjadi juara
sebanyak empat kali yaitu pada tahun 1961, 1986,
1990,
dan pada kompetisi terakhir pada tahun 1994.
Selain itu Persib berhasil menjadi tim peringkat kedua pada tahun 1950,
1959,
1966,
1983,
dan 1985.
Keperkasaan tim
Persib yang dikomandoi Robby Darwis
pada kompetisi perserikatan terakhir terus berlanjut dengan keberhasilan mereka
merengkuh juara Liga Indonesia pertama pada tahun 1995.
Persib yang saat itu tidak diperkuat pemain asing berhasil menembus dominasi
tim tim eks galatama yang merajai babak penyisihan dan menempatkan tujuh tim di
babak delapan besar. Persib akhirnya tampil menjadi juara setelah mengalahkan Petrokimia Putra melalui gol yang diciptakan oleh Sutiono Lamso pada menit ke-76.
Sayangnya setelah
juara, prestasi Persib cenderung menurun. Puncaknya terjadi saat mereka hampir
saja terdegradasi ke Divisi I pada tahun 2003.
Beruntung, melalui drama babak playoff, tim berkostum biru-biru ini berhasil
bertahan di Divisi Utama.
Sebagai tim yang
dikenal baik, Persib juga dikenal sebagai klub yang sering menjadi penyumbang
pemain ke tim nasional baik yunior maupun senior. Sederet nama seperti Risnandar
Soendoro, Nandar Iskandar,
Adeng Hudaya, Heri Kiswanto, Ajat Sudrajat, Yusuf Bachtiar, Dadang
Kurnia, Robby Darwis,
Budiman, Nur'alim,
Yaris Riyadi hingga generasi Erik Setiawan dan Eka Ramdani merupakan sebagian pemain timnas hasil
binaan Persib.Sampai saat ini Persib Bandung adalah tim Indonesia yang bisa di
bilang paling dibanggakan oleh Indonesia karena prestasi dan kemampuannya.
Hingga saat ini,
Persib masih menggunakan Stadion Si Jalak Harupat
untuk memainkan laga kandangnya. Setelah sebelumnya memakai Stadion Siliwangi.
Pada Indonesian Super League
2008/2009, Persib terpaksa harus meninggalkan Stadion Siliwangi
setelah terjadi kerusuhan ketika menjamu Persija Jakarta pada pekan kedua.
Ditambah situasi politik yang sedang memanas akibat berlangsungnya Pemilu 2009, Kepolisian Kota Bandung tidak lagi mengeluarkan surat izin
menyelenggarakan pertandingan di Stadion Siliwangi bagi Persib. Sebagai
alternatif, dipilihlah Stadion Si Jalak Harupat,
Soreang, Kabupaten Bandung, sebagai "home-base"
hingga akhir musim kompetisi.
Berdasarkan
permasalahan itulah Pemerintah Kota Bandung berencana membangun Sarana Olahraga
baru, termasuk stadion, di kawasan Gedebage. Stadion itu sendiri, yang
peletakan batu pertamanya dilakukan pada awal 2008, ini diproyeksikan untuk
menjadi home-base Persib serta untuk menyelenggarakan SEA Games tahun 2011 nanti. Stadion ini juga
direncanakan untuk digunakan pada Porprov Jawa Barat 2010. Saat ini, kontrak
pembangunan stadion yang rencananya akan diberi nama Stadion
Gelora Bandung Lautan Api ini telah diperoleh PT Adhi Karya Tbk
dengan nilai Rp495,945 miliar. Diperkirakan, pembangunan stadion ini akan
memakan waktu 883 hari.
Untuk lapangan
latihan, Persib menggunakan Stadion Persib di Jl. Ahmad Yani. Stadion yang
dulunya dikenal dengan nama Stadion Sidolig ini direnovasi sejak tahun lalu.
Kini di stadion tersebut terdapat lapangan latihan dengan rumput baru dan trek
berlari serta di sampingnya terdapat mess untuk tempat tinggal para pemain dan
staff Persib serta untuk kantor. Pada pertengahan bulan Juli diadakan rencana
renovasi tahap kedua, yaitu merenovasi bagian depan stadion yang sekarang ini
hanya merupakan ruko-ruko tempat menjual kaos Persib dll. Rencana
ini menimbulkan kerisauan bagi para pedagang di sekitar Stadion Persib karena
mereka tidak akan mendapat penghasilan jika diwajibkan mengosongkan lahan
bisnis mereka.
Sejak diresmikan,
pernah bocor dan ambruk akibat pipa air yang bocor. Belum lagi masalah rumput
lapangan yang mengering karena terlamess persib sudah beberapa kali mendapatkan
masalah. Atap ruang VIP di mess itu sering dipakai. Akhir-akhir ini atap mess
juga bocor akibat musim hujan, sehingga menyebabkan licinnya lantai dan
terganggunya aktivitas. Letak Stadion Persib yang berada di Jl. Ahmad Yani yang
merupakan pusat keramaian juga membuat istirahat para pemain terganggu dan
mudahnya para bobotoh untuk masuk ke dalam stadion.
Di kompetisi musim
2011/12, Persib mengambil keputusan untuk memilih bergabung di Indonesia Super
League (ISL) di bawah pengelolaan PT. Liga Indonesia, ketimbang Indonesia
Premier League (IPL) di bawah Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS).
Sponsor Persib
- PT Daya Adira Mustika (Honda Dealer) (2009/2010 — 2012/2013)
- PT Wiraswasta Gemilang Indonesia (WGI) (Evalube) (2009/2010 — 2011/2012)
- PT Indosat Tbk. (Indosat IM3) (2012/2013)
- PT Harum Energy Tbk (Coal Mining Company) (2011/2012)
- PT Multistrada Arah Sarana, Tbk. (MASA) (Corsa Tire) (2009/2010 & 2011/2012)
- PT Surya Eka Perkasa (2011/2012)
- Kopi ABC
- Achilles Radial
Apparel
Prestasi
Salah satu catatan
unik dari tim ini adalah ketika menjuarai kompetisi sepak bola Perserikatan
yang untuk terakhir kalinya diadakan, yaitu pada tahun 1993/1994. Dalam
pertandingan final, Persib yang ditulang-punggungi oleh pemain-pemain seperti
Sutiono Lamso dan Robby Darwis mengalahkan PSM Makassar. Kompetisi sepak bola Galatama dan tim-tim Perserikatan di Indonesia
kemudian dilebur menjadi Liga Indonesia (LI). Pada laga kompetisi
LI pertama tahun 1994/1995, Persib kembali menorehkan catatan
sebagai juara setelah dalam pertandingan final mengalahkan Petrokimia Putra Gresik
dimana gol tunggal pada pertandingan tersebut dicetak oleh Sutiono. Persib juga
merupakan salah satu klub Indonesia yang berhasil mencapai babak perempat final
Liga Champions Asia.
- Tahun 1937, Juara Perserikatan (1)
- Tahun 1961, Juara Perserikatan (2)
- Tahun 1986, Juara Perserikatan (3)
- Tahun 1990, Juara Perserikatan (4)
- Tahun 1994, Juara Perserikatan (5) (Edisi Terakhir Perserikatan sebelum dilebur dengan Galatama)
Juara
(1): 1994–95
Liga Indonesia
- Tahun 1995, Juara Liga Indonesia
- Tahun 1996, Penyisihan Grup C, Peringkat 3 Divisi Barat
- Tahun 1997, Penyisihan Grup B, Peringkat 1 Divisi Tengah
- Tahun 1998, Semifinalis
- Tahun 1999, Peringkat 3 Grup B, Wilayah Barat
- Tahun 2000, Peringkat 8 Wilayah Barat
- Tahun 2001, 8 Besar Liga Indonesia, Peringkat 3 Divisi Barat
- Tahun 2002, Peringkat 8 Wilayah Barat
- Tahun 2003, Peringkat 16 Liga Bank Mandiri
- Tahun 2004, Peringkat 6 Liga Bank Mandiri
- Tahun 2005, Peringkat 5 Wilayah Satu
- Tahun 2006, Peringkat 12 Wilayah Satu
- Tahun 2007, Peringkat 5 Wilayah Barat, Juara Turnamen Paruh Musim "Laga Bintang" Liga Djarum melawan Peringkat 1 Wilayah Timur
Liga Super Indonesia
- Musim 2008 - 2009, Peringkat 3 Liga Super Indonesia
- Musim 2009 - 2010, Peringkat 4 Liga Super Indonesia
- Musim 2010 - 2011, Peringkat 7 Liga Super Indonesia
- Musim 2011 - 2012, Peringkat 8 Liga Super Indonesia
- Musim 2012 - 2013, Peringkat 4 Liga Super Indonesia
Piala
- Piala Persija
Juara
(1): 1991
- Piala Kang Dada
Juara
(1): 2008
- Piala Celebes
Juara
(1): 2012
Internasional
Perempat Final
(1): 1995
Daftar Pemain & Pelatih
2013.2014
1
|
Kiper
|
16
|
Gelandang
|
|||
12
|
Kiper
|
17
|
Gelandang
|
|||
69
|
Kiper
|
24
|
Gelandang
|
|||
13
|
Bek
|
-
|
Gelandang
|
|||
18
|
Bek
|
-
|
Gelandang
|
|||
22
|
Bek
|
10
|
Striker
|
|||
23
|
Bek
|
11
|
Striker
|
|||
28
|
Bek
|
29
|
Striker
|
|||
7
|
Gelandang
|
-
|
Fortune
Udo
|
Striker
|
||
13
|
Gelandang
|
-
|
Striker
|
|||
15
|
Gelandang
|
-
|
Manajer/Pelatih
|
diambil
: dari berbagai sumber
No comments:
Post a Comment