Blogger Widgets TAMAMI JAYA: UPAYA MENINGKATKAN EFEKTIVITAS MENIMANG BOLA SEPAK TAKRAW DENGAN MODIFIKASI BOLA PADA SISWA KELAS V SDN 2 SUKOSONO KEDUNG JEPARA TAHUN PELAJARAN 2011/2012
SELAMAT DATANG Di Web tamamijaya.blogspot.com Jalan DR.Wahidin 76 Dema'an Jepara

Sunday 30 December 2012

UPAYA MENINGKATKAN EFEKTIVITAS MENIMANG BOLA SEPAK TAKRAW DENGAN MODIFIKASI BOLA PADA SISWA KELAS V SDN 2 SUKOSONO KEDUNG JEPARA TAHUN PELAJARAN 2011/2012


Achmad Chusairi
Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Fakultas Ilmu Keolahragaan Unnes

Abstrak
Achmad Chusairi. 2012. Skripsi. Upaya Meningkatkan Efektivitas Menimang Bola Sepak Takraw Dengan Modifikasi Bola Pada Siswa Kelas V SDN 2 Sukosono Kedung Jepara Tahun Pelajaran 2011/2012 , jurusan PJKR. Fakultas Ilmu Keolahragaan. Universitas Negeri Semarang.
Latar belakang penulisan skripsi ini adalah kurang maksimalnya pembelajaran menimang bola sepak takraw karena banyaknya siswa yang merasa takut pada pembelajaran sepak takraw, persepsi siswa khususnya pada pembelajaran sepaktakraw merasakan bola yang terkesan keras, dan siswa lebih menyukai pembelajaran olahraga permainan sepakbola. Permasalahan yang menjadi pusat perhatian dalam penelitian ini adalah:Apakah ada peningkatan kemampuan menimang bola sepak takraw dengan modifikasi bola pada siswa kelas V SDN 2 Sukosono Kecamatan Kedung Kabupaten Jepara?. Tujuan dari penelitian ini adalah:untuk mengetahui peningkatan kemampuan menimang bola sepak takraw melalui modifikasi bola pada siswa kelas V SDN 2 Sukosono Kecamatan Kedung Kabupaten Jepara dilihat dari aspek kognitif, afektif, psikomotor dan fisik. 
Penelitian ini melibatkan seluruh siswa kelas V SDN 2 Sukosono yang hadir dalam penelitian yaitu berjumlah 45 siswa yang terdiri dari 28 siswa putra dan 17 siswa putri. Teknik analisa data menggunakan penilaian lembar observasi aktifitas guru, penilaian lembar observasi aktifitas siswa, Instrumen analisis ketrampilan, sikap dan pengetahuan
Berdasarkan hasil penelitian dapat digambarkan bahwa pelaksanaan pembelajaran menimang bola sepak takraw dengan modifikasi bola di SDN 2 Sukosono tahun pelajaran 2011/2012, pada siklus I hasil aktivitas guru dalam mengajar menimang bola sepak takraw  dengan modifikasi bola telah mencapai 78% sedangkan untuk siklus II telah mencapai 90% dengan kualifikasi keberhasilan sangat baik (A). Persentase keberhasilan belajar siswa dalam melakukan ketiga  aspek ketrampilan  pada siklus I yaitu sebesar 79%, dan pada pelaksanaan siklus II mengalami kenaikan sebesar 96% dan dikategorikan tuntas, aspek sikap dan pengetahuan pad siklus I sebesar 80,5% dan pada siklus II sebesar 85% kategori tuntas. Sehingga dalam pengamatan aktivitas siswa dalam mengikuti proses pembelajaran pada pelaksanaan siklus I hasil belajar mencapai 78% dan hasil pengamatan siklus II mencapai 86%. Penentuan untuk indikator keberhasil dalam belajar yaitu 80%, sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran dikatakan berhasil dan tergolong dalam kriteria tinggi. Peneliti juga mengajukan saran yaitu: 1) Bagi siswa, agar meningkatkan semangat belajar dalam situasi dan kondisi apapun, 2) Bagi guru, guru supaya memunculkan ide-ide kreatif untuk meningkatkan kualitas belajar mengajar, bertanya dan bertanya kuncinya.

Abstract
Achmad Chusairi. 2012. Thesis. Efforts to Improve Effectiveness Takraw Soccer Ball Rocking With The Ball Modifications Grade V 2 Sukosono Kedung Jepara SDN Academic Year 2011/2012, majoring PJKR. Faculty of Sport Science. Semarang State University.
The background of this thesis writing is less maximum sepak takraw ball cradled learning because of the many students who are afraid of learning sepak takraw, particularly on students' perceptions of learning sepaktakraw seem to feel the ball hard, and students prefer learning the game of football sports. The problems are the center of attention in this study is: Is there an increase in the ability of sepak takraw ball fondling balls with modifications in class V SDN 2 Sukosono Kedung Jepara district?. The purpose of this study is: to know the ball fondling upgrade through modification sepak takraw ball in the fifth grade students of SDN 2 Sukosono Kedung Jepara District viewed from the cognitive, affective, psychomotor and physical.
The study included all fifth grade students of SDN 2 Sukosono are present in the study are 45 students comprising 28 boys and 17 girls students. Data analysis techniques using assessment activities teacher observation sheet, observation assessment of student activity sheets, instrument analysis skills, attitudes and knowledge
Based on the results of this study illustrated that the implementation of learning sepak takraw ball cradled the ball in SDN 2 modification Sukosono school year 2011/2012, on the first cycle activity results in teachers teaching sepak takraw ball fondling balls with modifications has reached 78%, while for the second cycle has been reached 90% very well qualified success (A). The percentage of successful students in doing all three aspects of the skills in the first cycle is equal to 79%, and on the implementation of the second cycle increased by 96% and completely categorized, attitudes and knowledge aspects pad cycle of 80.5% and on the second cycle by 85% category completely. Thus, in observation of student activity in following the learning process on the implementation of the first cycle of learning outcomes achieved 78% and the second cycle observations reach 86%. Determination for success indicator in the study is 80%, so it can be concluded that the activities of students in participating in learning is successful and relatively high in the criteria. Researchers also proposed suggestions are: 1) For students, in order to increase the spirit of learning under any circumstances, 2) For the teachers, so that teachers bring creative ideas to improve the quality of teaching and learning, asking and asking key.

PENDAHULUAN
Sumber daya alam yang banyak dan melimpah pada suatu negara belum merupakan jaminan bahwa negara tersebut akan makmur, bila pendidikan sumber daya manusianya ditelantarkan. Suatu negara yang mempunyai sumber daya alam yang banyak, bila tidak ditangani oleh sumber daya manusia yang berkualitas, pada suatu saat pasti akan mengalami kekecewaan. Upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia merupakan tugas besar dan berjangka waktu yang panjang karena masalahnya menyangkut pendidikan bangsa. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia harus melalui proses pendidikan yang baik dan terarah serta terprogram, sehingga tujuan pendidikan yang diharapkan dapat tercapai. Salah satu pendukung utama tercapainya tujuan pendidikan adalah suasana kelas yang baik dalam arti seluas-luasnya. Di kelaslah segala aspek pengajaran bertemu dan berproses, sehingga diharapkan di kelas akan terwujud suasana belajar mengajar yang efektif dan menyenangkan serta dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan baik sesuai kemampuan. Berbagai cara digunakan untuk meningkatkan mutu lembaga pendidikannya dari Kurikulum sampai ke hal yang menyangkut tata tertib sekolahnya, dari kelas yang dilaksanakan di lingkup ruangan yang dibatasi tembok sampai kelas yang dilakukan di alam terbuka, semua demi meningkatkan mutu pendidikan maupun menarik perhatian calon peserta didik. Begitu juga dengan mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, tidak hanya identik dengan mata pelajaran lari-lari atau mengeluarkan tenaga saja tetapi sudah saatnya Pendidikan jasmani harus sejajar dengan mata pelajaran yang lain.  Dalam hal ini seorang guru pendidikan jasmani dituntut untuk lebih kreatif dalam mengemas paket mata pelajaran pendidikan jasmani, termasuk berusaha untuk memberdayakan dan mengoptimalkan penggunaan sarana dan prasarana yang ada. Seorang guru pendidikan jasmani yang kreatif akan mampu menciptakan sesuatu yang baru, atau memodifikasi yang sudah ada tetapi disajikan dengan cara yang semenarik mungkin, sehingga anak didik akan merasa senang mengikuti pelajaran penjas yang diberikan. Banyak hal-hal sederhana yang dapat dilakukan oleh guru pendidikan jasmani untuk kelancaran jalannya pendidikan jasmani, diantaranya dengan pendekatan modifikasi. Pendekatan modifikasi ini dimaksudkan agar materi yang ada dalam kurikulum dapat disajikan sesuai dengan tahap-tahap perkembangan kognitif, afektif dan psikomotorik anak. Proses pendidikan dapat berjalan dan berhasil dengan baik seperti yang diharapkan juga ditentukan oleh banyak faktor baik internal maupun eksternal yang harus didukung oleh semua pihak baik sekolah, pemerintah, maupun masyarakat, terutama dalam penyampaian materi yang diberikan oleh pendidik terhadap anak didiknya dengan baik. Sesuai dengan hal tersebut bahwa seorang pendidik (guru) setidaknya harus menggunakan suatu metode pembelajaran pendidikan jasmani yang tepat agar peserta didik usia sekolah dasar yang masih rawan dan memerlukan pembinaan serta bimbingan dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat karakteristiknya.
Kenyataan di lapangan, saat pembelajaran pendidikan jasmani masih saja ditemui kegiatan belajar mengajar yang hasil pembelajarannya kurang maksimal. Paling tidak ada dua macam faktor yang menyebabkan rendahnya tingkat kemampuan siswa dalam melakukan gerak menimang bola Sepak takraw siswa SD Negeri 2 Sukosono Kec.Kedung Kab.Jepara, yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Yang termasuk faktor eksternal, di antaranya pengaruh lingkungan, yakni lingkungan pedesaan yang sebagian besar orangtuanya dari golongan menengah kebawah dan berprofesi buruh yang dituntut untuk memenuhi kebutuhan primer sehingga kurang memperhatikan kemajuan belajar siswa. Akibatnya, siswa tidak terbiasa untuk melakukan aktifitas jasmani dan lebih tertarik untuk membantu orangtuanya.
Dari faktor internal, faktor-faktor yang berpengaruh di antaranya pendekatan pembelajaran, metode, media, atau sumber pembelajaran. Jika kondisi pembelajaran semacam itu dibiarkan berlarut-larut, bukan tidak mungkin kemampuan  aktifitas jasmani dikalangan siswa akan terus berada pada tataran yang rendah. Para siswa akan terus-menerus mengalami kesulitan dalam mengekspresikan kemampuan menimang bola. Begitu juga dengan KBM di SD Negeri 2 Sukosono, siswa kurang aktif dalam bergerak khususnya saat mengikuti mata pelajaran olahraga pokok bahasan permainan bola besar sepak takraw. Dengan berbagai alasan kalau menyundul sakit, takut kena hidung, bisa  merusak sepatu, sehingga dalam proses pembelajaran permainan sepak takraw guru penjas mengalami kesulitan jika tidak mengemas materi permainan sepak takraw dengan cara yang efektif dan menyenangkan. Dan untuk itu perlu solusi yang tepat, salah satunya dengan cara memodifikasi alatnya, sehingga upaya untuk mengatasi permasalahan dalam pencapaian hasil belajar menimang bola sepak takraw tersebut mudah-mudahan dapat teratasi. Maka perlu dikaji dan diteliti lebih mendalam baik secara teoritik maupun praktik melalui Penelitian Tindakan Kelas. Sebagai subyek yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Sukosono Kecamatan Kedung Kabupaten Jepara tahun pelajaran 2011/2012.
Sepak Takraw adalah suatu jenis permainan yang menggunakan bola yang terbuat dari rotan (sintetic), yang dimainkan di atas lapangan datar dibatasi oleh jaring/net seperti permainan Bulutangkis. Pemainnya terdiri dari dua pihak yang berhadapan, masing-masing terdiri dari 3 (tiga) orang. Dalam permainan ini yang dipergunakan terutama kaki dan semua anggota badan kecuali tangan. Tujuan dari permainan ini adalah mengembalikan bola sedemikian rupa sehingga dapat jatuh di lapangan lawan atau menyebabkan lawan membuat pelanggaran atau bermain salah.
Dalam permainan Sepak Takraw timangan (sepakan) adalah sangat penting, karena dapat dikatakan bahwa kemampuan menimang bola sangat dominan mulai dari permulaan permainan sampai membuat angka dapat dilakukan dengan timangan (sepakan).
Modifikasi berasal dari kata modif yang berarti pengubahan atau perubahan (Poerwadarminta,2003:751).
Modifikasi pembelajaran dapat dikaitkan dengan kondisi lingkungan pembelajarannya. Modifikasi lingkungan pembelajaran ini dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa klasifikasi seperti Peralatan, Penataan ruang gerak dalam belajar, Jumlah siswa yang terlibat, dan Organisasi atau formasi belajar.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini adalah jenis penelitian tindakan kelas, prosedur atau langkah–langkah yang dilakukan dalam penelitian ini dilaksanakan dalam kegiatan yang berbentuk siklus penelitian. Dalam penelitian ini menggunakan dua siklus, setiap siklusnya terdapat satu pertemuan.
Prosedur penelitian terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan awal, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Hal tersebut harus direncanakan secara matang dan sistematis untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan keinginan.
Subyek penelitian adalah siswa kelas V sebanyak 45 siswa yang terdiri dari 28 siswa putra dan 17 siswa putri.
Tempat penelitian tindakan kelas ini adalah di SD Negeri 2 Sukosono yang beralamat Rt 19/05 Desa Sukosono kode pos 59463, kecamatan Kedung, Kabupaten Jepara. Penulis mengambil lokasi atau tempat ini dengan pertimbangan bekerja pada sekolah tersebut, sehingga memudahkan dalam mencari data,peluang waktu yang luas dan subyek penelitian yang sangat sesuai dengan profesi penulis.
Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan mulai bulan Mei  s.d Juli 2012. Waktu dari perencanaan sampai penulisan laporan hasil penelitian tersebut pada semester II Tahun pelajaran 2011/ 2012.

HASIL PEMBAHASAN
       Penelitian yang telah dilaksanakan di SDN 2 Sukosono Kecamatan Kedung Kabupaten Jepara pada siswa kelas V merupakan suatu penelitian tindakan kelas (classroom action research). Penelitian tindakan yang telah dilakukan ini terdiri dari dua siklus, yang setiap siklusnya terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Hasil penelitian yang dilakukan pada siswa kelas V yang berjumlah 45 melalui pembelajaran menimang bola sepak takraw yang dimodifikasi terhadap respon minat siswa pada pembelajaran penjasorkes, diperoleh hasil bahwa minat siswa kelas V SDN 2 Sukosono termasuk dalam kategori minat sangat tinggi yaitu 91%, yang dapat dilihat dalam diagram respon minat siswa.

Gambar4.1. Data Deskripsi Minat siswa kelas V SDN 2 Sukosono
Pembahasan Siklus Pertama
       Siklus pertama dilaksanakan pada tanggal 9 Juni 2012 dengan alokasi waktu 4x35 menit. Pada pelaksanaan siklus pertama guru menyampaikan materi tentang keterampilan gerak menimang bola sepak takraw yang dilakukan melalui modifikasi bola.
Setelah melaksanakan siklus pertama, peneliti melakukan diskusi dan refleksi.
Aktivitas Siswa
Siklus pertama ini, dilaksanakan pada saat proses pembelajaran pendidikan jasmani berlangsung. Penilaian pembelajaran dilakukan dengan melihat hasil observasi terhadap aktifitas siswa dalam menimang bola.

Tabel 4.1 Hasil Penelitian Aktivitas Siswa pada Siklus Pertama
No.
Aspek Penelitian
Hasil Penelitian
Indikator Ketercapaian
1.       
Aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran  gerak menimang bola sepak takraw melalui modifikasi bola
78%
80%

Pada penilaian terhadap aktifitas terhadap hasil pembelajaran untuk aktivitas siswa mencapai 78%. 
Dari penilaian hasil pembelajaran tersebut, belum dikategorikan tuntas, karena belum melampaui indikator ketercapaian yaitu 80%. Sehingga guru atau peneliti harus melanjutkan ke siklus kedua untuk mencapai target indikator ketercapaian aktivitas pembelajaran siswa yang sudah ditentukan guru atau peneliti.
Ketrampilan siswa
Berdasarkan pada hasil perhitungan siklus pertama pencapaian per gerak dasar pada siswa kelas V yang berjumlah 45 siswa mencapai 89% untuk aspek melempar dikatakan tuntas, untuk aspek menimang mencapai 70% tergolong tidak tuntas, dan 79% untuk aspek  menangkap tidak tuntas.
Dari ke tiga penilaian analisis aspek melempar dikatakan tuntas karena pencapaian hasil belajar mencapai > 80%, dari perhitungan aspek menimang dan menangkap tidak dikatakan tuntas karena < 80%. Total prosentase untuk aspek ketrampilan pada siklus pertama mencapai 79% tergolong tidak tuntas. Pada siklus pertama perolehan nilai siswa untuk aspek melempar mencapai 89%, terdiri dari 17 siswa (38%) tidak tuntas, 28 siswa (62%) tuntas. Untuk aspek menimang mencapai 70%, terdiri dari 30 siswa (67%) tidak tuntas, 15 siswa (33%) tuntas. Dan untuk kategori aspek menangkap mencapai 79%, terdiri dari 18 siswa (40%) tidak tuntas dan 27 siswa (60%) tuntas.
Sikap dan Pengetahuan siswa
Berdasarkan pada hasil perhitungan siklus pertama pencapaian per aspek  pada siswa kelas V yang berjumlah 45 siswa mencapai 86,0% untuk aspek afektif (Perilaku berkarakter) dikatakan tuntas, untuk aspek afektif (Ketrampilan sosial) mencapai 88,4% tergolong tuntas, untuk aspek kognitif (Produk) mencapai 69,5% tergolong tidak tuntas, dan 78,0% untuk aspek  kognitif (Proses) tidak tuntas.
Dari keempat penilaian analisis aspek afektif (Perilaku berkarakter) dan afektif (Ketrampilan sosial) dikatakan tuntas karena pencapaian hasil belajar mencapai > 80%, dari perhitungan aspek kognitif (Produk) dan kognitif (Proses)  tidak dikatakan tuntas karena < 80%. Total prosentase untuk aspek sikap dan pengetahuan pada siklus pertama mencapai 80,5% tergolong tuntas. Pada siklus pertama perolehan nilai siswa untuk aspek afektif (Perilaku berkarakter)  mencapai 86,0%, terdiri dari 3 siswa (7%) tidak tuntas, 42 siswa (93%) tuntas. Untuk aspek afektif (Ketrampilan sosial) mencapai 88,4%, terdiri dari 0 siswa (0%) tidak tuntas, 45 siswa (100%) tuntas. Untuk kategori aspek kognitif (Produk) mencapai 69,5%, terdiri dari 36 siswa (80%) tidak tuntas dan 9 siswa (20%) tuntas. Dan untuk kategori aspek kognitif (Proses) mencapai 78,0%, terdiri dari 14 siswa (31%) tidak tuntas dan 31 siswa (69%) tuntas.
      Hasil Refleksi Pada Siklus Pertama
Tahap perencanaan pada siklus pertama tidak mengalami hambatan dan berjalan dengan baik, yaitu RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), persiapan sarana dan prasarana serta sumber pembelajaran, instrument penelitian yang berupa checklist analisa gerak dasar dan lembar observasi aktivitas pembelajaran terhadap  siswa yang sudah diberi petunjuk dengan jelas.
Sedangkan pada tahap tindakan, guru atau peneliti mengalami kesulitan dalam mengelola kelas, dalam menjelaskan dan menyampaikan materi kepada siswa masih kurang maksimal sehingga dalam pelaksanaan tindakan masih banyak siswa yang belum mengetahui tugas gerak yang dilakukan tersebut, selain itu kedisiplinan dalam mengelola waktu masih belum tertata rapi. Selain dalam proses pembelajarannya, dalam hal sarana dan prasarana juga masih ada kekurangan, yaitu dalam hal pemberian giliran untuk melakukan tugas gerak masih belum jelas.
Hasil dari diskusi yang dilakukan dengan rekan sejawat, guru atau peneliti dianjurkan untuk memberikan ide–ide kreatif untuk mendapatkan perhatian dari siswanya, sehingga siswanya dapat dikondisikan dengan baik sesuai dengan apa yang tercantum pada RPP. Selain itu guru atau peneliti juga harus terampil dalam membimbing siswanya untuk lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran. Sedangkan dalam menetapkan metode pembelajaran, ada saran untuk  menambah metode pembelajaran dengan variasi-variasi yang menarik pada siklus pertama agar lebih efektif dalam pelaksanaanya.
Metode yang digunakan pada siklus kedua harus efektif dan menarik bagi siswa. Penambahan variasi-variasi metode pembelajaran pada siklus kedua yaitu bisa menggunakan lomba antar kelompok dan merubah peraturan permainan. Peneliti juga disarankan untuk meningkatkan interaksi dengan siswa serta meningkatkan kedisiplinan pada siswa, harapannya tidak ada siswa yang bermain sendiri selama proses pembelajaran berlangsung.
Pembahasan Siklus Kedua
       Siklus kedua dilaksanakan pada tanggal 16 Juni 2012 dengan alokasi waktu 4x35 menit. Pada pelaksanaan siklus kedua guru menyampaikan materi tentang keterampilan gerak menimang bola sepak takraw yang dilakukan melalui modifikasi bola.
Aktivitas Siswa
Siklus kedua ini, dilaksanakan pada saat proses pembelajaran pendidikan jasmani berlangsung. Penilaian pembelajaran dilakukan dengan melihat hasil observasi terhadap aktifitas siswa dalam menimang bola.
       Penelitian yang dilakukan pada siklus kedua juga terdapat empat tahap yaitu pelaksanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Setelah melaksanakan dan menyelesaikan siklus kedua, peneliti melakukan diskusi serta refleksi, maka diperoleh hasil pembelajaran terhadap aktivitas siswa seperti terlihat pada tabel.

Tabel 4.2 Hasil Penelitian Aktivitas Siswa pada Siklus kedua
No.
Aspek Penelitian
Hasil Penelitian
Indikator Ketercapaian
1.       
Aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran gerak menimang bola sepak takraw melalui modifikasi bola
86%
80%

Pada penilaian terhadap aktivitas siswa mencapai 86%. 
Dari penilaian hasil pembelajaran tersebut, dapat dikategorikan tuntas, karena sudah melampaui indikator ketercapaian yaitu 80%.
      Ketrampilan siswa
Tujuan diadakan penelitian diantaranya pada pelaksanaan siklus kedua ini yaitu untuk mengetahui peningkatan kemampuan menimang bola sepak takraw  pada siklus pertama yang diantaranya adalah rangkaian gerak  melempar, menimang dan menangkap ini, dilakukan dengan rangkaian permainan. Cara penilaiannya yaitu peneliti dan guru melihat dan menilai analisis gerak dasar siswa dengan menggunakan instrument penelitian yang sudah dibuat. Penilaian pembelajaran ini lebih mengarah pada penilaian kemampuan geraknya, jadi peneliti dan guru kolaborator hanya menilai hasil gerakan yang mengena pada aspek psikomotor dan fisik. Dengan cara menilai hasil gerakannya maka pembelajaran dapat dikategorikan tuntas dan tidak tuntas. Untuk melihat hasil belajar gerak dasar meningkat dan tidak meningkat maka ditetapkan pencapaian standarisasi pembelajaran yaitu 80% sudah tercapai atau dikatakan tuntas.
Berdasarkan pada hasil perhitungan siklus kedua pencapaian per gerak dasar pada siswa kelas V yang berjumlah 45 siswa mencapai 98% untuk aspek melempar dikatakan tuntas, untuk aspek menimang mencapai 93% tergolong tuntas, dan 97% untuk aspek  menangkap juga tuntas.
Dari ke tiga penilaian analisis aspek ketiganya dikatakan tuntas karena pencapaian hasil belajar mencapai > 80%.. Total prosentase untuk aspek ketrampilan pada siklus kedua mencapai 96% tergolong tuntas. Pada siklus kedua perolehan nilai siswa untuk aspek melempar mencapai 98%, terdiri dari 4 siswa (9%) tidak tuntas, 41 siswa (91%) tuntas. Untuk aspek menimang mencapai 93%, terdiri dari 11 siswa (24%) tidak tuntas, 34 siswa (76%) tuntas. Dan untuk kategori aspek menangkap mencapai 97%, terdiri dari 4 siswa (9%) tidak tuntas dan 41 siswa (91%) tuntas.
      Sikap dan Pengetahuan Siswa
Setelah menilai ketrampilan siswa pada siklus kedua, kemudian peneliti bersama guru kolaborator menilai aktifitas siswa secara aspek kognitif dan afektif.
Berdasarkan pada hasil perhitungan siklus kedua pencapaian per aspek  pada siswa kelas V yang berjumlah 45 siswa mencapai 88,0% untuk aspek afektif (Perilaku berkarakter) dikatakan tuntas, untuk aspek afektif (Ketrampilan sosial) mencapai 90,0% tergolong tuntas, untuk aspek kognitif (Produk) mencapai 80,0% tergolong  tuntas, dan 82,0% untuk aspek  kognitif (Proses) tuntas.
Dari keempat penilaian analisis semua aspek dikatakan tuntas karena pencapaian hasil belajar mencapai > 80%. Total prosentase untuk aspek sikap dan pengetahuan pada siklus kedua mencapai 85% tergolong tuntas. Pada siklus kedua perolehan nilai siswa untuk aspek afektif (Perilaku berkarakter)  mencapai 88,0%, terdiri dari 0 siswa (0%) tidak tuntas, 45 siswa (100%) tuntas. Untuk aspek afektif (Ketrampilan sosial) mencapai 90,0%, terdiri dari 0 siswa (0%) tidak tuntas, 45 siswa (100%) tuntas. Untuk kategori aspek kognitif (Produk) mencapai 80,0%, terdiri dari 22 siswa (49%) tidak tuntas dan 23 siswa (51%) tuntas. Dan untuk kategori aspek kognitif (Proses) mencapai 82,0%, terdiri dari 8 siswa (18%) tidak tuntas dan 37 siswa (82%) tuntas.
Hasil Refleksi Pada Siklus Kedua
Tahap perencanaan pada siklus kedua dalam pembelajaran menimang bola sepak takraw dengan modifikasi bola dengan lancar dan sesuai dengan skenario pembelajaran, sedangkan pada tahap tindakan, guru atau peneliti sudah mampu mengatasi permasalahan yang terjadi pada siklus pertama dan pada siklus kedua ini ada peningkatan aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran menimang bola sepak takraw dengan modifikasi bola.
Pada siklus kedua, dapat disimpulkan bahwa hasil refleksi pada siklus kedua yaitu, hasil perencanaan, tindakan, pengamatan yang dilakukan guru atau peneliti sudah berjalan dengan baik dan sudah ada perubahan. Sehingga pada penelitian siklus kedua ini sudah dikatakan berhasil dan tidak perlu melanjutkan ke siklus berikutnya.
KESIMPULAN
Aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran menimang bola sepak takraw dengan modifikasi bola mencapai 78%, sedangkan pada siklus kedua setelah melakukan perubahan skenario pembelajaran di RPP, aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran mencapai 86%, hal ini berarti ada kenaikan sebesar 8% pada pelaksanaan siklus kedua.
Ketercapaian pada pembelajaran menimang bola sepak takraw dengan modifikasi bola dilihat melalui ranah afektif, psikomotor, kognitif pada siswa. Ketercapaian dapat diketahui melalui pengamatan terhadap siswa dalam melakukan ketrampilan melempar, menimang, dan menangkap. Rangkaian gerakan tersebut dipraktekkan oleh siswa melalui modifikasi bola yang pada dasarnya melalui rangkaian permainan.
Hasil pengamatan tersebut mencapai ketuntasan pada siklus pertama sebesar 79% dengan kategori baik (B), sedangkan pada siklus kedua tingkat keberhasilan belajar gerak mencapai 96% dengan kategori sangat baik (A).
Sedang hasil pengamatan aspek sikap dan pengetahuan siswa sudah mencapai ketuntasan pada siklus pertama sebesar 80,5% dengan kategori baik (B), sedangkan pada siklus kedua tingkat keberhasilan aspek sikap dan pengetahuan mencapai 85% dengan kategori baik (B)
Maka dengan melihat hasil belajar gerak siswa, dapat diperoleh ketercapaian  aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran menimang bola sepak takraw dengan modifikasi bola.
DAFTAR PUSTAKA
BNSP. 2007. Standar Isi Untuk Stuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta : Depdiknas.
Mansur Muslich. 2007. KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual.  Jakarta: Bumi Aksara.
Nana Syaodih Sukmadinata. 2010. Metode Penelitian Pendidikan, Bandung : PT.Remaja Rosdakarya
Nasution. S. 2004. Didaktik Asas-asas Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara
Nyoman Sumaryadi. 2008. Efektivitas Implementasi Bebijakan Otonomi Daerah. Jakarta: Citra Utama
Poerwadaminta. W. J. S. 2000. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Edisi Ke-3. Jakarta: Balai Pustaka.
Pupuh Fathurrohman. dan M. Sobry Sutikno. 2010. Strategi belajar Mengajar, Bandung, PT. Refika Aditama.
Ratinus Darwis. dan Penghulu Basa. 1992. Olahraga Pilihan Sepak Takraw. Jakarta: Depdikbud
Slameto. 1988. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Sudrajat Prawirasaputra. 2000. Sepak Takraw. Jakarta: Depdiknas.
Surawan Martinus. 2008. Kamus Kata Serapan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Tim Penyusun Fakultas Ilmu Keolahragaan UNNES. 2011. Buku Panduan Penulisan Skripsi FIK UNNES. Semarang: Percetakan UNNES.
Ucup Yusup. et al. 2004. Pembelajaran Permainan Sepak Takraw. Jakarta: Depdiknas.
Uno. H. B. 2008. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara
Yudha M. Saputra (2010).”Pendidikan Jasmani dan Olahraga”Jakarta: Universitas Pendidikan Indonesia.

No comments: