Blogger Widgets TAMAMI JAYA: October 2012
SELAMAT DATANG Di Web tamamijaya.blogspot.com Jalan DR.Wahidin 76 Dema'an Jepara

Saturday 20 October 2012

PILOT PROJECT



PILOT PROJECT

Program Indonesia Bangkit tampaknya menjadi inspirasi terbentuknya suatu sistem pembinaan yang dilakukan pengurus POPDA SD Kecamatan Kedung Kabupaten Jepara yang dinakhodai Bapak F.Sunaryo (Kepala SDN Bulak Baru) pada periode tahun 2013 ini. Dengan Dorongan dari Bapak Winarto,S.Pd (Pemilik Pengobatan alternative Winarto Asma sesak) selaku Penilik Non Formal Informal Kecamatan Kedung Jepara, akhirnya teralisir suatu program pembinaan jangka panjang dengan tajuk Pilot Project 2013.
Program ini tidak terlepas dari sisa anggaran tahun 2012 dari donator PLTU Tanjung Jati, Bank Jateng dan BKK Kedung yang masih ada saldo dengan kesepakatan Pengurus POPDA dan Guru-guru Olahraga se Kecamatan Kedung dana sisa anggaran tidak dialokasikan pada momentum pembubaran panitia tetapi untuk program pembinaan selanjutnya. Salut buat rekan-rekan guru-guru olahraga yang siap memback up program ini. Dan dengan sedikit strategi tentunya bahwa di cabang olahraga yang banyak mendulang medali seperti Renang, Senam, Kid Atletics dll.
Dengan berbagai pertimbangan dari segi sarana dan prasarana yang ada akhirnya hanya dua cabang olahraga yang dibidik yaitu Senam Lantai dan Kid Atletics. “Dengan program ini saya optimis akan menjadi juara umum dalam cabang Senam Lantai pada POPDA SD 2013 tingkat Kabupaten Jepara”, kata Bapak Karnyoto pelatih Senam Lantai 
 Kecamatan Kedung. Sedang Bapak Dian Sejahtera (pelatih Kid Atletics) menganggap positif program ini, apalagi kalau persiapannya cukup dan dalam pembinaan nanti diupayakan mendekati limit  ukuran Jawa Tengah. Maka dengan eksekusi waktu akhirnya mulai tanggal 20 Oktober 2012 setiap hari Sabtu cabang olahraga senam Lantai sudah mengawali pembinaan di Aula Gedung KPRI “Jaya” Kedung. Dan Hari Sabtu tanggal 20 Oktober 2012 cabang olahraga Kid Atletics juga mengadakan seleksi atlit bidikan bertempat di Lapangan sepakbola desa Bugel Kedung Jepara dengan hasil-hasil sebagai berikut :

Kanga’s Escape Putra
1.      Achmad Syafe’i           (SDN 3 Bugel)
2.      Misbah                        (SDN 3 Kedung)
3.      Rian                             (SDN 1 Dongos)
4.      Rizal.M                       (SDN 2 Sowan Lor)
5.      Feri Erfianto                (SDN 1 Sowan Lor)

Kanga’s Escape Putri
1.      Nurul Afifah               (SDN 1 Sowan Lor)
2.      Amilia                         (SDN Kalianyar)
3.      Yulia.N                       (SDN 1 Dongos)
4.      Eva Erawati                (SDN 2 Bugel)
5.      Veni Anisa                  (SDN 2 Sukosono)

Loncat Katak Putra
1.      Misbah                        (SDN 3 Kedung)
2.      Achmad Syafe’i          (SDN 3 Bugel)
3.      Feri Erfianto                (SDN 1 Sowan Lor)
4.      Hendrik Ismail            (SDN 2 Sukosono)
5.      Fatkfhur.R                  (SDN Panggung)

Loncat Katak Putri
1.      Nurul Afifah               (SDN 1 Sowan Lor)
2.      Dina                            (SDN Jondang)
3.      Seril                             (SDN 3 Menganti)
4.      Nihayatur.R                (SDN Panggung)
5.      Yulia.N                       (SDN 1 Dongos)

Turbo Putra
1.      Eka A.S                       (SDN Wanusobo)
2.      Misbah                        (SDN 3 Kedung)
3.      A.Gofur                      (SDN Jondang)
4.      Hendrik Ismail            (SDN 2 Sukosono)
5.      M.Iqbal                       (SDN 2 Dongos)

Turbo Putri
1.      Kiswatul                      (SDN 3 Bugel)
2.      Dina                            (SDN Jondang)
3.      Risa                             (SDN 4 Dongos)
4.      Santi                            (SDN 5 Sukosono)
5.      Nur Azizah                  (SDN 2 Sowan Lor)

Formula-1 tidak seleksi karena nomor beregu yang  rencananya akan diambil dari atlit binaan 5 Putra dan 5 Putri  dari hasil seleksi 34 siswa putra dan 34 siswa putrid se kecamatan kedung.

Friday 19 October 2012

OLIMPIC GAMES


PEROLEHAN MEDALI INDONESIA PADA OLIMPIADE

Olimpic Games (tamamijaya)
Pada Olimpiade Seoul 1988 Korea Selatan di Seoul,. Trio pemanah Indonesia berhasil meraih medali perak cabang panahan beregu putri yang anggotanya adalah Nurfitriyana Saiman, Kusuma Wardhani dan Lilies Handayani

Pada Olimpiade Barcelona 1992 di Barcelona, Spanyol, Medali emas pertama bagi kontingen Indonesia sepanjang sejarah Olimpiade dipersembahkan oleh Susi Susanti (bulutangkis, tunggal putri) disusul oleh Alan Budikusuma (bulutangkis, tunggal putra). Perak: Ardi B. Wiranata (bulutangkis, tunggal putra), Eddy Hartono/ Rudy Gunawan (bulutangkis, ganda putra); Perunggu: Hermawan Susanto (bulutangkis, tunggal putra).
Pada Olimpiade ini, Indonesia meraih 2 emas, 2 perak dan 1 perunggu, yang semuanya dipersembahkan oleh kontingen bulutangkis.

Pada Olimpiade Atlanta 1996 di Atlanta, Amerika Serikat, Indonesia meraih 1 emas, 1 perak dan 2 perunggu. Semua medali untuk Kontingen Indonesia dipersembahkan oleh tim bulutangkis: Emas: Rexy Mainaky/Ricky Subagja (nomor ganda Putra); Perak: Mia Audina (tunggal puteri); Perunggu: Susi Susanti (tunggal putri), Denny Kantono/Antonius B. Ariantho (ganda putra).

Pada Olimpiade Sydney 2000 di Sydney, Australia, Indonesia meraih 1 emas, 3 perak dan 2 perunggu. Emas: Tony Gunawan/Chandra Wijaya (Bulutangkis, ganda putra); Perak: Hendrawan (Bulutangkis, tunggal putra), Tri Kusharjanto/Minarti Timur (Bulutangkis, ganda campuran), Raema Lisa Rumbewas (Angkat Berat putri 48 kg.); Perunggu: Sri Indriyani (Angkat berat, putri 48 kg.), Winarni Weightlifting, (Angkat berat, putri 53 kg.)

Pada Olimpiade Athena 2004 di Athena, Yunani, Indonesia meraih 1 emas dan 2 perunggu. Emas: Taufik Hidayat (Bulutangkis, tunggal putra), Perunggu: Soni Dwi Kuncoro (bulutangkis, tunggal putra) dan Flandy Limpele/Eng Hian (bulutangkis, ganda putra).

Pada Olimpiade Beijing 2008 di Beijing, China, Indonesia mendapatkan emas melalui cabang bulutangkis oleh pasangan ganda putra Markis Kido/Hendra Setiawan. Perak: Nova Widianto/Lilyana Natsir (Bulutangkis, ganda campuran), Perunggu: Maria Kristin Yulianti (Bulutangkis, Tunggal Putri), Eko Yuli Irawan (Angkat Besi, Total angkatan 288 kg), Triyatno (Angkat Besi, Total angkatan 298 kg)

Pada Olimpiade London 2012 di London, Inggris, Indonesia mendapatkan 1 perak dan 1 perunggu hasil dari  Eko Yuli Irawan dan Triyatno (Angkat Besi)

Sunday 14 October 2012

Learning Model


Learning Model

On going process of learning can not be separated with the surrounding environment. Indeed, learning is not confined to the four walls of the classroom. Learning approach to remove the saturation and create learners who love the environment.
Based on learning theory, the approach to meaningful learning environments. Verbal attitudes of students toward mastery of concepts can be minimized and understanding students will be burned into his memory.
The fruits of education and the learning process will eventually lead to the environment. The benefits will be felt when the success of the learning gained from learning what can be applied and implemented in the reality of life. This is one of the underlying positive learning environment approach.
Learning model approach to the environment, is not a new teaching approach, but has been well known and popular, it's just often overlooked. As is the approach to the environment is a learning strategy that uses the environment as a learning objective, learning resources and learning tools. It can be used to solve environmental problems and to instill the love attitude (Karli and Yuliaritiningsih, 2002).
 
Learning the most effective approach is applied in primary schools. This is relevant to the level of intellectual development of primary school age (7-11 years old) are in the concrete operational stage (Piaget, the Wilis: 154). The same thing is said Margaretha SY, (2002) that the tendency of elementary school students who love to play and move led children prefer to learn through exploration and inquiry outside of the classroom.
The concepts of science and environment students can easily master students through observations on the concrete situation. The positive impact of the implementation of the approach that students can be motivated attitude of curiosity about something in the environment.

 If we contemplate the four pillars of education which is learning to know (belajar untuk mengetahui), learning to be (belajar untuk menjadi jati dirinya), learning to do (Belajar untuk mengerjakan sesuatu) and learning to life together (belajar untuk bekerja sama) can be implemented through learning approach that is packaged in such a way the teacher.

Sunday 7 October 2012

ADA APA DENGAN PSSI ?








ADA APA DENGAN PSSI ?

Sepakbola menjadi olahraga permainan yang sangat diminati tidak hanya di dalam negeri tetapi sudah mendunia baik di negara yang maju maupun di negara berkembang. Setiap event baik itu Olimpiade, Asian Games atau di Sea Games cabang olahraga sepakbola selalu menjadi incaran medali emas, bahkan menjadi tuan rumah kalau tidak dilengkapi dengan emas sepakbola rasanya kurang lengkap.
Begitu pula di dalam negeri di event PON, Porprov, Porkab bahkan di Porcam ataupun di Pordes, emas sepakbola merupakan impian dari setiap peserta. Dari cabang sepakbola masih terlihat pekik sorak yang heroik. Dikala PSSI masih dikenal klub amatir (Perserikatan) dan semi profesional (Galatama), pada final Divisi utama pemenangnya bak pahlawan yang baru memenangkan pertempuran, diarak keliling kota. Meski saat itu masih terbatas siaran sepakbola anak-anak kecil sangat mengenal pemain seperti Ajad Sudrajad, Robby Darwis, Sobur, Sutiyono (Persib) Ponirin (PSMS) Ribut Waidi, Tugiyo (PSIS). Gebyar Divisi utama lebih melekat di hati suporter, dibanding Kompetisi Galatama. Pejabat pemerintah bisa dipastikan akan menjadi Ketua umum karena pendanaan klub perserikatan tadi dibiayai dana APBD. Sampai pada penyatuan perserikatan dan galatama pada satu kompetisi Liga Indonesia mulai tahun 1994 klub dari Perserikatan masih menjadi idola.
Suporter tidak mengenal dan tidak perduli klubnya didanai dari uang apa atau darimana yang penting dapat menyaksikan tim kebanggaannya bermain apalagi bermain di Liga Indonesia yang merupakan kompetisi bergengsi setingkat La Liganya Spanyol atau selevel Seria-A Italia. Suporter tidak mau tahu siapa pengurus PSSInya, siapa Bapak Nugroho Besoes yang bertahun-tahun menjabat sebagai Sekretaris Umum (Sekum), bahkan tidak mau tahu Ketum PSSInya memimpin dari balik jeruji (Nurdin Halid), saat itulah genderang perang di tubuh PSSI mulai ditabuh. Dengan kekuasaan yang dijabat seorang Menteri Pemuda dan Olahraga (Bapak Andi Malarangeng) mengijinkan digelarnya Kompetisi Liga Primer Indonesia di bawah naungan Badan Pengawasan dan Pengendalian Olahraga Profesional Indonesia (BPPOPI). Dari sinilah mulai terjadi hal-hal yang mau tidak mau menyeret suporter untuk menjadi tahu permasalahan yang menimpa PSSI. Perang terjadi di dunia maya lewat jejaring sosial Anti Liga Primer Indonesia (ALPI) mewakili suara PSSI nya La Nyalla Matalitti dan Info Liga Indonesia (ILI) mewakili PSSI nya Djohar Arifin.
Dari permasalahan di tubuh PSSI berimbas pada hal yang lebih utama, Timnas menjadi bulan-bulanan lawan yang dulu setara dengan kekuatan Timnas PSSI. Thailand, Vietnam, Malaysia, Singapura bahkan Piliphina menjadi lawan yang sulit dikalahkan. Timnas PSSI pun berisi pemain yang bukan mewakili seluruh pemain terbaik, petinggi-petinggi PSSI menjadi merasa berkuasa. Siapa yang berani menjadi penengah? Kemenpora…? KON/KOI…? AFC…? Sampai dibentuk Joint Commite.
Sulit memang membedakan posisi pengurus PSSI dengan politikus, karena dari pengurus PSSI bisa menjadi Politikus, atau dari politikus bisa menjadi pengurus PSSI, atau dua-duanya pengurus PSSI sekaligus politikus (biasa terjadi di kepengurusan olahraga yang lain)
Disini siapa yang merasa mewakili kepentingan nasional? Menjadi pemain sepakbola yang menjadi punggawa Tim nasional adalah cita-cita seorang pesepakbola. Dengan dipanggil Tim nasional berarti pemain itu adalah seorang yang mempunyai kemampuan bermain bola di atas kemampuan pemain sepakbola yang lain. Kalau ada pemain sepakbola yang menolak dipanggil Tim nasional berarti ada masalah, tidak lantas memberdayakan pemain yang ada bahkan “asal-asalan”. Semua suporter menginginkan Tim nasional yang tangguh dan betul-betul pemain yang handal, sehingga tidak ada kalimat lagi seperti “Ini Timnasku mana Timnasmu ?”