Blogger Widgets TAMAMI JAYA: December 2012
SELAMAT DATANG Di Web tamamijaya.blogspot.com Jalan DR.Wahidin 76 Dema'an Jepara

Sunday 30 December 2012

UPAYA MENINGKATKAN EFEKTIVITAS MENIMANG BOLA SEPAK TAKRAW DENGAN MODIFIKASI BOLA PADA SISWA KELAS V SDN 2 SUKOSONO KEDUNG JEPARA TAHUN PELAJARAN 2011/2012


Achmad Chusairi
Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Fakultas Ilmu Keolahragaan Unnes

Abstrak
Achmad Chusairi. 2012. Skripsi. Upaya Meningkatkan Efektivitas Menimang Bola Sepak Takraw Dengan Modifikasi Bola Pada Siswa Kelas V SDN 2 Sukosono Kedung Jepara Tahun Pelajaran 2011/2012 , jurusan PJKR. Fakultas Ilmu Keolahragaan. Universitas Negeri Semarang.
Latar belakang penulisan skripsi ini adalah kurang maksimalnya pembelajaran menimang bola sepak takraw karena banyaknya siswa yang merasa takut pada pembelajaran sepak takraw, persepsi siswa khususnya pada pembelajaran sepaktakraw merasakan bola yang terkesan keras, dan siswa lebih menyukai pembelajaran olahraga permainan sepakbola. Permasalahan yang menjadi pusat perhatian dalam penelitian ini adalah:Apakah ada peningkatan kemampuan menimang bola sepak takraw dengan modifikasi bola pada siswa kelas V SDN 2 Sukosono Kecamatan Kedung Kabupaten Jepara?. Tujuan dari penelitian ini adalah:untuk mengetahui peningkatan kemampuan menimang bola sepak takraw melalui modifikasi bola pada siswa kelas V SDN 2 Sukosono Kecamatan Kedung Kabupaten Jepara dilihat dari aspek kognitif, afektif, psikomotor dan fisik. 
Penelitian ini melibatkan seluruh siswa kelas V SDN 2 Sukosono yang hadir dalam penelitian yaitu berjumlah 45 siswa yang terdiri dari 28 siswa putra dan 17 siswa putri. Teknik analisa data menggunakan penilaian lembar observasi aktifitas guru, penilaian lembar observasi aktifitas siswa, Instrumen analisis ketrampilan, sikap dan pengetahuan
Berdasarkan hasil penelitian dapat digambarkan bahwa pelaksanaan pembelajaran menimang bola sepak takraw dengan modifikasi bola di SDN 2 Sukosono tahun pelajaran 2011/2012, pada siklus I hasil aktivitas guru dalam mengajar menimang bola sepak takraw  dengan modifikasi bola telah mencapai 78% sedangkan untuk siklus II telah mencapai 90% dengan kualifikasi keberhasilan sangat baik (A). Persentase keberhasilan belajar siswa dalam melakukan ketiga  aspek ketrampilan  pada siklus I yaitu sebesar 79%, dan pada pelaksanaan siklus II mengalami kenaikan sebesar 96% dan dikategorikan tuntas, aspek sikap dan pengetahuan pad siklus I sebesar 80,5% dan pada siklus II sebesar 85% kategori tuntas. Sehingga dalam pengamatan aktivitas siswa dalam mengikuti proses pembelajaran pada pelaksanaan siklus I hasil belajar mencapai 78% dan hasil pengamatan siklus II mencapai 86%. Penentuan untuk indikator keberhasil dalam belajar yaitu 80%, sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran dikatakan berhasil dan tergolong dalam kriteria tinggi. Peneliti juga mengajukan saran yaitu: 1) Bagi siswa, agar meningkatkan semangat belajar dalam situasi dan kondisi apapun, 2) Bagi guru, guru supaya memunculkan ide-ide kreatif untuk meningkatkan kualitas belajar mengajar, bertanya dan bertanya kuncinya.

Abstract
Achmad Chusairi. 2012. Thesis. Efforts to Improve Effectiveness Takraw Soccer Ball Rocking With The Ball Modifications Grade V 2 Sukosono Kedung Jepara SDN Academic Year 2011/2012, majoring PJKR. Faculty of Sport Science. Semarang State University.
The background of this thesis writing is less maximum sepak takraw ball cradled learning because of the many students who are afraid of learning sepak takraw, particularly on students' perceptions of learning sepaktakraw seem to feel the ball hard, and students prefer learning the game of football sports. The problems are the center of attention in this study is: Is there an increase in the ability of sepak takraw ball fondling balls with modifications in class V SDN 2 Sukosono Kedung Jepara district?. The purpose of this study is: to know the ball fondling upgrade through modification sepak takraw ball in the fifth grade students of SDN 2 Sukosono Kedung Jepara District viewed from the cognitive, affective, psychomotor and physical.
The study included all fifth grade students of SDN 2 Sukosono are present in the study are 45 students comprising 28 boys and 17 girls students. Data analysis techniques using assessment activities teacher observation sheet, observation assessment of student activity sheets, instrument analysis skills, attitudes and knowledge
Based on the results of this study illustrated that the implementation of learning sepak takraw ball cradled the ball in SDN 2 modification Sukosono school year 2011/2012, on the first cycle activity results in teachers teaching sepak takraw ball fondling balls with modifications has reached 78%, while for the second cycle has been reached 90% very well qualified success (A). The percentage of successful students in doing all three aspects of the skills in the first cycle is equal to 79%, and on the implementation of the second cycle increased by 96% and completely categorized, attitudes and knowledge aspects pad cycle of 80.5% and on the second cycle by 85% category completely. Thus, in observation of student activity in following the learning process on the implementation of the first cycle of learning outcomes achieved 78% and the second cycle observations reach 86%. Determination for success indicator in the study is 80%, so it can be concluded that the activities of students in participating in learning is successful and relatively high in the criteria. Researchers also proposed suggestions are: 1) For students, in order to increase the spirit of learning under any circumstances, 2) For the teachers, so that teachers bring creative ideas to improve the quality of teaching and learning, asking and asking key.

PENDAHULUAN
Sumber daya alam yang banyak dan melimpah pada suatu negara belum merupakan jaminan bahwa negara tersebut akan makmur, bila pendidikan sumber daya manusianya ditelantarkan. Suatu negara yang mempunyai sumber daya alam yang banyak, bila tidak ditangani oleh sumber daya manusia yang berkualitas, pada suatu saat pasti akan mengalami kekecewaan. Upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia merupakan tugas besar dan berjangka waktu yang panjang karena masalahnya menyangkut pendidikan bangsa. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia harus melalui proses pendidikan yang baik dan terarah serta terprogram, sehingga tujuan pendidikan yang diharapkan dapat tercapai. Salah satu pendukung utama tercapainya tujuan pendidikan adalah suasana kelas yang baik dalam arti seluas-luasnya. Di kelaslah segala aspek pengajaran bertemu dan berproses, sehingga diharapkan di kelas akan terwujud suasana belajar mengajar yang efektif dan menyenangkan serta dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan baik sesuai kemampuan. Berbagai cara digunakan untuk meningkatkan mutu lembaga pendidikannya dari Kurikulum sampai ke hal yang menyangkut tata tertib sekolahnya, dari kelas yang dilaksanakan di lingkup ruangan yang dibatasi tembok sampai kelas yang dilakukan di alam terbuka, semua demi meningkatkan mutu pendidikan maupun menarik perhatian calon peserta didik. Begitu juga dengan mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, tidak hanya identik dengan mata pelajaran lari-lari atau mengeluarkan tenaga saja tetapi sudah saatnya Pendidikan jasmani harus sejajar dengan mata pelajaran yang lain.  Dalam hal ini seorang guru pendidikan jasmani dituntut untuk lebih kreatif dalam mengemas paket mata pelajaran pendidikan jasmani, termasuk berusaha untuk memberdayakan dan mengoptimalkan penggunaan sarana dan prasarana yang ada. Seorang guru pendidikan jasmani yang kreatif akan mampu menciptakan sesuatu yang baru, atau memodifikasi yang sudah ada tetapi disajikan dengan cara yang semenarik mungkin, sehingga anak didik akan merasa senang mengikuti pelajaran penjas yang diberikan. Banyak hal-hal sederhana yang dapat dilakukan oleh guru pendidikan jasmani untuk kelancaran jalannya pendidikan jasmani, diantaranya dengan pendekatan modifikasi. Pendekatan modifikasi ini dimaksudkan agar materi yang ada dalam kurikulum dapat disajikan sesuai dengan tahap-tahap perkembangan kognitif, afektif dan psikomotorik anak. Proses pendidikan dapat berjalan dan berhasil dengan baik seperti yang diharapkan juga ditentukan oleh banyak faktor baik internal maupun eksternal yang harus didukung oleh semua pihak baik sekolah, pemerintah, maupun masyarakat, terutama dalam penyampaian materi yang diberikan oleh pendidik terhadap anak didiknya dengan baik. Sesuai dengan hal tersebut bahwa seorang pendidik (guru) setidaknya harus menggunakan suatu metode pembelajaran pendidikan jasmani yang tepat agar peserta didik usia sekolah dasar yang masih rawan dan memerlukan pembinaan serta bimbingan dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat karakteristiknya.
Kenyataan di lapangan, saat pembelajaran pendidikan jasmani masih saja ditemui kegiatan belajar mengajar yang hasil pembelajarannya kurang maksimal. Paling tidak ada dua macam faktor yang menyebabkan rendahnya tingkat kemampuan siswa dalam melakukan gerak menimang bola Sepak takraw siswa SD Negeri 2 Sukosono Kec.Kedung Kab.Jepara, yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Yang termasuk faktor eksternal, di antaranya pengaruh lingkungan, yakni lingkungan pedesaan yang sebagian besar orangtuanya dari golongan menengah kebawah dan berprofesi buruh yang dituntut untuk memenuhi kebutuhan primer sehingga kurang memperhatikan kemajuan belajar siswa. Akibatnya, siswa tidak terbiasa untuk melakukan aktifitas jasmani dan lebih tertarik untuk membantu orangtuanya.
Dari faktor internal, faktor-faktor yang berpengaruh di antaranya pendekatan pembelajaran, metode, media, atau sumber pembelajaran. Jika kondisi pembelajaran semacam itu dibiarkan berlarut-larut, bukan tidak mungkin kemampuan  aktifitas jasmani dikalangan siswa akan terus berada pada tataran yang rendah. Para siswa akan terus-menerus mengalami kesulitan dalam mengekspresikan kemampuan menimang bola. Begitu juga dengan KBM di SD Negeri 2 Sukosono, siswa kurang aktif dalam bergerak khususnya saat mengikuti mata pelajaran olahraga pokok bahasan permainan bola besar sepak takraw. Dengan berbagai alasan kalau menyundul sakit, takut kena hidung, bisa  merusak sepatu, sehingga dalam proses pembelajaran permainan sepak takraw guru penjas mengalami kesulitan jika tidak mengemas materi permainan sepak takraw dengan cara yang efektif dan menyenangkan. Dan untuk itu perlu solusi yang tepat, salah satunya dengan cara memodifikasi alatnya, sehingga upaya untuk mengatasi permasalahan dalam pencapaian hasil belajar menimang bola sepak takraw tersebut mudah-mudahan dapat teratasi. Maka perlu dikaji dan diteliti lebih mendalam baik secara teoritik maupun praktik melalui Penelitian Tindakan Kelas. Sebagai subyek yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Sukosono Kecamatan Kedung Kabupaten Jepara tahun pelajaran 2011/2012.
Sepak Takraw adalah suatu jenis permainan yang menggunakan bola yang terbuat dari rotan (sintetic), yang dimainkan di atas lapangan datar dibatasi oleh jaring/net seperti permainan Bulutangkis. Pemainnya terdiri dari dua pihak yang berhadapan, masing-masing terdiri dari 3 (tiga) orang. Dalam permainan ini yang dipergunakan terutama kaki dan semua anggota badan kecuali tangan. Tujuan dari permainan ini adalah mengembalikan bola sedemikian rupa sehingga dapat jatuh di lapangan lawan atau menyebabkan lawan membuat pelanggaran atau bermain salah.
Dalam permainan Sepak Takraw timangan (sepakan) adalah sangat penting, karena dapat dikatakan bahwa kemampuan menimang bola sangat dominan mulai dari permulaan permainan sampai membuat angka dapat dilakukan dengan timangan (sepakan).
Modifikasi berasal dari kata modif yang berarti pengubahan atau perubahan (Poerwadarminta,2003:751).
Modifikasi pembelajaran dapat dikaitkan dengan kondisi lingkungan pembelajarannya. Modifikasi lingkungan pembelajaran ini dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa klasifikasi seperti Peralatan, Penataan ruang gerak dalam belajar, Jumlah siswa yang terlibat, dan Organisasi atau formasi belajar.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini adalah jenis penelitian tindakan kelas, prosedur atau langkah–langkah yang dilakukan dalam penelitian ini dilaksanakan dalam kegiatan yang berbentuk siklus penelitian. Dalam penelitian ini menggunakan dua siklus, setiap siklusnya terdapat satu pertemuan.
Prosedur penelitian terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan awal, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Hal tersebut harus direncanakan secara matang dan sistematis untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan keinginan.
Subyek penelitian adalah siswa kelas V sebanyak 45 siswa yang terdiri dari 28 siswa putra dan 17 siswa putri.
Tempat penelitian tindakan kelas ini adalah di SD Negeri 2 Sukosono yang beralamat Rt 19/05 Desa Sukosono kode pos 59463, kecamatan Kedung, Kabupaten Jepara. Penulis mengambil lokasi atau tempat ini dengan pertimbangan bekerja pada sekolah tersebut, sehingga memudahkan dalam mencari data,peluang waktu yang luas dan subyek penelitian yang sangat sesuai dengan profesi penulis.
Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan mulai bulan Mei  s.d Juli 2012. Waktu dari perencanaan sampai penulisan laporan hasil penelitian tersebut pada semester II Tahun pelajaran 2011/ 2012.

HASIL PEMBAHASAN
       Penelitian yang telah dilaksanakan di SDN 2 Sukosono Kecamatan Kedung Kabupaten Jepara pada siswa kelas V merupakan suatu penelitian tindakan kelas (classroom action research). Penelitian tindakan yang telah dilakukan ini terdiri dari dua siklus, yang setiap siklusnya terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Hasil penelitian yang dilakukan pada siswa kelas V yang berjumlah 45 melalui pembelajaran menimang bola sepak takraw yang dimodifikasi terhadap respon minat siswa pada pembelajaran penjasorkes, diperoleh hasil bahwa minat siswa kelas V SDN 2 Sukosono termasuk dalam kategori minat sangat tinggi yaitu 91%, yang dapat dilihat dalam diagram respon minat siswa.

Gambar4.1. Data Deskripsi Minat siswa kelas V SDN 2 Sukosono
Pembahasan Siklus Pertama
       Siklus pertama dilaksanakan pada tanggal 9 Juni 2012 dengan alokasi waktu 4x35 menit. Pada pelaksanaan siklus pertama guru menyampaikan materi tentang keterampilan gerak menimang bola sepak takraw yang dilakukan melalui modifikasi bola.
Setelah melaksanakan siklus pertama, peneliti melakukan diskusi dan refleksi.
Aktivitas Siswa
Siklus pertama ini, dilaksanakan pada saat proses pembelajaran pendidikan jasmani berlangsung. Penilaian pembelajaran dilakukan dengan melihat hasil observasi terhadap aktifitas siswa dalam menimang bola.

Tabel 4.1 Hasil Penelitian Aktivitas Siswa pada Siklus Pertama
No.
Aspek Penelitian
Hasil Penelitian
Indikator Ketercapaian
1.       
Aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran  gerak menimang bola sepak takraw melalui modifikasi bola
78%
80%

Pada penilaian terhadap aktifitas terhadap hasil pembelajaran untuk aktivitas siswa mencapai 78%. 
Dari penilaian hasil pembelajaran tersebut, belum dikategorikan tuntas, karena belum melampaui indikator ketercapaian yaitu 80%. Sehingga guru atau peneliti harus melanjutkan ke siklus kedua untuk mencapai target indikator ketercapaian aktivitas pembelajaran siswa yang sudah ditentukan guru atau peneliti.
Ketrampilan siswa
Berdasarkan pada hasil perhitungan siklus pertama pencapaian per gerak dasar pada siswa kelas V yang berjumlah 45 siswa mencapai 89% untuk aspek melempar dikatakan tuntas, untuk aspek menimang mencapai 70% tergolong tidak tuntas, dan 79% untuk aspek  menangkap tidak tuntas.
Dari ke tiga penilaian analisis aspek melempar dikatakan tuntas karena pencapaian hasil belajar mencapai > 80%, dari perhitungan aspek menimang dan menangkap tidak dikatakan tuntas karena < 80%. Total prosentase untuk aspek ketrampilan pada siklus pertama mencapai 79% tergolong tidak tuntas. Pada siklus pertama perolehan nilai siswa untuk aspek melempar mencapai 89%, terdiri dari 17 siswa (38%) tidak tuntas, 28 siswa (62%) tuntas. Untuk aspek menimang mencapai 70%, terdiri dari 30 siswa (67%) tidak tuntas, 15 siswa (33%) tuntas. Dan untuk kategori aspek menangkap mencapai 79%, terdiri dari 18 siswa (40%) tidak tuntas dan 27 siswa (60%) tuntas.
Sikap dan Pengetahuan siswa
Berdasarkan pada hasil perhitungan siklus pertama pencapaian per aspek  pada siswa kelas V yang berjumlah 45 siswa mencapai 86,0% untuk aspek afektif (Perilaku berkarakter) dikatakan tuntas, untuk aspek afektif (Ketrampilan sosial) mencapai 88,4% tergolong tuntas, untuk aspek kognitif (Produk) mencapai 69,5% tergolong tidak tuntas, dan 78,0% untuk aspek  kognitif (Proses) tidak tuntas.
Dari keempat penilaian analisis aspek afektif (Perilaku berkarakter) dan afektif (Ketrampilan sosial) dikatakan tuntas karena pencapaian hasil belajar mencapai > 80%, dari perhitungan aspek kognitif (Produk) dan kognitif (Proses)  tidak dikatakan tuntas karena < 80%. Total prosentase untuk aspek sikap dan pengetahuan pada siklus pertama mencapai 80,5% tergolong tuntas. Pada siklus pertama perolehan nilai siswa untuk aspek afektif (Perilaku berkarakter)  mencapai 86,0%, terdiri dari 3 siswa (7%) tidak tuntas, 42 siswa (93%) tuntas. Untuk aspek afektif (Ketrampilan sosial) mencapai 88,4%, terdiri dari 0 siswa (0%) tidak tuntas, 45 siswa (100%) tuntas. Untuk kategori aspek kognitif (Produk) mencapai 69,5%, terdiri dari 36 siswa (80%) tidak tuntas dan 9 siswa (20%) tuntas. Dan untuk kategori aspek kognitif (Proses) mencapai 78,0%, terdiri dari 14 siswa (31%) tidak tuntas dan 31 siswa (69%) tuntas.
      Hasil Refleksi Pada Siklus Pertama
Tahap perencanaan pada siklus pertama tidak mengalami hambatan dan berjalan dengan baik, yaitu RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), persiapan sarana dan prasarana serta sumber pembelajaran, instrument penelitian yang berupa checklist analisa gerak dasar dan lembar observasi aktivitas pembelajaran terhadap  siswa yang sudah diberi petunjuk dengan jelas.
Sedangkan pada tahap tindakan, guru atau peneliti mengalami kesulitan dalam mengelola kelas, dalam menjelaskan dan menyampaikan materi kepada siswa masih kurang maksimal sehingga dalam pelaksanaan tindakan masih banyak siswa yang belum mengetahui tugas gerak yang dilakukan tersebut, selain itu kedisiplinan dalam mengelola waktu masih belum tertata rapi. Selain dalam proses pembelajarannya, dalam hal sarana dan prasarana juga masih ada kekurangan, yaitu dalam hal pemberian giliran untuk melakukan tugas gerak masih belum jelas.
Hasil dari diskusi yang dilakukan dengan rekan sejawat, guru atau peneliti dianjurkan untuk memberikan ide–ide kreatif untuk mendapatkan perhatian dari siswanya, sehingga siswanya dapat dikondisikan dengan baik sesuai dengan apa yang tercantum pada RPP. Selain itu guru atau peneliti juga harus terampil dalam membimbing siswanya untuk lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran. Sedangkan dalam menetapkan metode pembelajaran, ada saran untuk  menambah metode pembelajaran dengan variasi-variasi yang menarik pada siklus pertama agar lebih efektif dalam pelaksanaanya.
Metode yang digunakan pada siklus kedua harus efektif dan menarik bagi siswa. Penambahan variasi-variasi metode pembelajaran pada siklus kedua yaitu bisa menggunakan lomba antar kelompok dan merubah peraturan permainan. Peneliti juga disarankan untuk meningkatkan interaksi dengan siswa serta meningkatkan kedisiplinan pada siswa, harapannya tidak ada siswa yang bermain sendiri selama proses pembelajaran berlangsung.
Pembahasan Siklus Kedua
       Siklus kedua dilaksanakan pada tanggal 16 Juni 2012 dengan alokasi waktu 4x35 menit. Pada pelaksanaan siklus kedua guru menyampaikan materi tentang keterampilan gerak menimang bola sepak takraw yang dilakukan melalui modifikasi bola.
Aktivitas Siswa
Siklus kedua ini, dilaksanakan pada saat proses pembelajaran pendidikan jasmani berlangsung. Penilaian pembelajaran dilakukan dengan melihat hasil observasi terhadap aktifitas siswa dalam menimang bola.
       Penelitian yang dilakukan pada siklus kedua juga terdapat empat tahap yaitu pelaksanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Setelah melaksanakan dan menyelesaikan siklus kedua, peneliti melakukan diskusi serta refleksi, maka diperoleh hasil pembelajaran terhadap aktivitas siswa seperti terlihat pada tabel.

Tabel 4.2 Hasil Penelitian Aktivitas Siswa pada Siklus kedua
No.
Aspek Penelitian
Hasil Penelitian
Indikator Ketercapaian
1.       
Aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran gerak menimang bola sepak takraw melalui modifikasi bola
86%
80%

Pada penilaian terhadap aktivitas siswa mencapai 86%. 
Dari penilaian hasil pembelajaran tersebut, dapat dikategorikan tuntas, karena sudah melampaui indikator ketercapaian yaitu 80%.
      Ketrampilan siswa
Tujuan diadakan penelitian diantaranya pada pelaksanaan siklus kedua ini yaitu untuk mengetahui peningkatan kemampuan menimang bola sepak takraw  pada siklus pertama yang diantaranya adalah rangkaian gerak  melempar, menimang dan menangkap ini, dilakukan dengan rangkaian permainan. Cara penilaiannya yaitu peneliti dan guru melihat dan menilai analisis gerak dasar siswa dengan menggunakan instrument penelitian yang sudah dibuat. Penilaian pembelajaran ini lebih mengarah pada penilaian kemampuan geraknya, jadi peneliti dan guru kolaborator hanya menilai hasil gerakan yang mengena pada aspek psikomotor dan fisik. Dengan cara menilai hasil gerakannya maka pembelajaran dapat dikategorikan tuntas dan tidak tuntas. Untuk melihat hasil belajar gerak dasar meningkat dan tidak meningkat maka ditetapkan pencapaian standarisasi pembelajaran yaitu 80% sudah tercapai atau dikatakan tuntas.
Berdasarkan pada hasil perhitungan siklus kedua pencapaian per gerak dasar pada siswa kelas V yang berjumlah 45 siswa mencapai 98% untuk aspek melempar dikatakan tuntas, untuk aspek menimang mencapai 93% tergolong tuntas, dan 97% untuk aspek  menangkap juga tuntas.
Dari ke tiga penilaian analisis aspek ketiganya dikatakan tuntas karena pencapaian hasil belajar mencapai > 80%.. Total prosentase untuk aspek ketrampilan pada siklus kedua mencapai 96% tergolong tuntas. Pada siklus kedua perolehan nilai siswa untuk aspek melempar mencapai 98%, terdiri dari 4 siswa (9%) tidak tuntas, 41 siswa (91%) tuntas. Untuk aspek menimang mencapai 93%, terdiri dari 11 siswa (24%) tidak tuntas, 34 siswa (76%) tuntas. Dan untuk kategori aspek menangkap mencapai 97%, terdiri dari 4 siswa (9%) tidak tuntas dan 41 siswa (91%) tuntas.
      Sikap dan Pengetahuan Siswa
Setelah menilai ketrampilan siswa pada siklus kedua, kemudian peneliti bersama guru kolaborator menilai aktifitas siswa secara aspek kognitif dan afektif.
Berdasarkan pada hasil perhitungan siklus kedua pencapaian per aspek  pada siswa kelas V yang berjumlah 45 siswa mencapai 88,0% untuk aspek afektif (Perilaku berkarakter) dikatakan tuntas, untuk aspek afektif (Ketrampilan sosial) mencapai 90,0% tergolong tuntas, untuk aspek kognitif (Produk) mencapai 80,0% tergolong  tuntas, dan 82,0% untuk aspek  kognitif (Proses) tuntas.
Dari keempat penilaian analisis semua aspek dikatakan tuntas karena pencapaian hasil belajar mencapai > 80%. Total prosentase untuk aspek sikap dan pengetahuan pada siklus kedua mencapai 85% tergolong tuntas. Pada siklus kedua perolehan nilai siswa untuk aspek afektif (Perilaku berkarakter)  mencapai 88,0%, terdiri dari 0 siswa (0%) tidak tuntas, 45 siswa (100%) tuntas. Untuk aspek afektif (Ketrampilan sosial) mencapai 90,0%, terdiri dari 0 siswa (0%) tidak tuntas, 45 siswa (100%) tuntas. Untuk kategori aspek kognitif (Produk) mencapai 80,0%, terdiri dari 22 siswa (49%) tidak tuntas dan 23 siswa (51%) tuntas. Dan untuk kategori aspek kognitif (Proses) mencapai 82,0%, terdiri dari 8 siswa (18%) tidak tuntas dan 37 siswa (82%) tuntas.
Hasil Refleksi Pada Siklus Kedua
Tahap perencanaan pada siklus kedua dalam pembelajaran menimang bola sepak takraw dengan modifikasi bola dengan lancar dan sesuai dengan skenario pembelajaran, sedangkan pada tahap tindakan, guru atau peneliti sudah mampu mengatasi permasalahan yang terjadi pada siklus pertama dan pada siklus kedua ini ada peningkatan aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran menimang bola sepak takraw dengan modifikasi bola.
Pada siklus kedua, dapat disimpulkan bahwa hasil refleksi pada siklus kedua yaitu, hasil perencanaan, tindakan, pengamatan yang dilakukan guru atau peneliti sudah berjalan dengan baik dan sudah ada perubahan. Sehingga pada penelitian siklus kedua ini sudah dikatakan berhasil dan tidak perlu melanjutkan ke siklus berikutnya.
KESIMPULAN
Aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran menimang bola sepak takraw dengan modifikasi bola mencapai 78%, sedangkan pada siklus kedua setelah melakukan perubahan skenario pembelajaran di RPP, aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran mencapai 86%, hal ini berarti ada kenaikan sebesar 8% pada pelaksanaan siklus kedua.
Ketercapaian pada pembelajaran menimang bola sepak takraw dengan modifikasi bola dilihat melalui ranah afektif, psikomotor, kognitif pada siswa. Ketercapaian dapat diketahui melalui pengamatan terhadap siswa dalam melakukan ketrampilan melempar, menimang, dan menangkap. Rangkaian gerakan tersebut dipraktekkan oleh siswa melalui modifikasi bola yang pada dasarnya melalui rangkaian permainan.
Hasil pengamatan tersebut mencapai ketuntasan pada siklus pertama sebesar 79% dengan kategori baik (B), sedangkan pada siklus kedua tingkat keberhasilan belajar gerak mencapai 96% dengan kategori sangat baik (A).
Sedang hasil pengamatan aspek sikap dan pengetahuan siswa sudah mencapai ketuntasan pada siklus pertama sebesar 80,5% dengan kategori baik (B), sedangkan pada siklus kedua tingkat keberhasilan aspek sikap dan pengetahuan mencapai 85% dengan kategori baik (B)
Maka dengan melihat hasil belajar gerak siswa, dapat diperoleh ketercapaian  aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran menimang bola sepak takraw dengan modifikasi bola.
DAFTAR PUSTAKA
BNSP. 2007. Standar Isi Untuk Stuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta : Depdiknas.
Mansur Muslich. 2007. KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual.  Jakarta: Bumi Aksara.
Nana Syaodih Sukmadinata. 2010. Metode Penelitian Pendidikan, Bandung : PT.Remaja Rosdakarya
Nasution. S. 2004. Didaktik Asas-asas Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara
Nyoman Sumaryadi. 2008. Efektivitas Implementasi Bebijakan Otonomi Daerah. Jakarta: Citra Utama
Poerwadaminta. W. J. S. 2000. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Edisi Ke-3. Jakarta: Balai Pustaka.
Pupuh Fathurrohman. dan M. Sobry Sutikno. 2010. Strategi belajar Mengajar, Bandung, PT. Refika Aditama.
Ratinus Darwis. dan Penghulu Basa. 1992. Olahraga Pilihan Sepak Takraw. Jakarta: Depdikbud
Slameto. 1988. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Sudrajat Prawirasaputra. 2000. Sepak Takraw. Jakarta: Depdiknas.
Surawan Martinus. 2008. Kamus Kata Serapan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Tim Penyusun Fakultas Ilmu Keolahragaan UNNES. 2011. Buku Panduan Penulisan Skripsi FIK UNNES. Semarang: Percetakan UNNES.
Ucup Yusup. et al. 2004. Pembelajaran Permainan Sepak Takraw. Jakarta: Depdiknas.
Uno. H. B. 2008. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara
Yudha M. Saputra (2010).”Pendidikan Jasmani dan Olahraga”Jakarta: Universitas Pendidikan Indonesia.

Friday 28 December 2012

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMBELAJARAN SERVIS BAWAH PERMAINAN BOLA VOLI MENGGUNAKAN BOLA KARET PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 SUKOSONO TAHUN 2011 / 2012


Abstrak
Achmad Chusairi

Proses pembelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan di kelas V SD Negeri 2 Sukosono Kecamatan Kedung Kabupaten Jepara selama ini siswa cenderung pasif, jenuh, dan kurang mempunyai inisiatif dalam menerima pelajaran, siswa tidak berani bertanya kepada guru, siswa tidak berani mengemukan pendapatnya dan siswa kurang mampu merspon pelajaran yang disampaikan guru.
Sebagai bahan guna mengatasi masalah di atas adalah dengan melakukan pendekatan pembelajaran  servis bawah permainan bola voli menggunakan bola plastik berlapis busa bagi kelas V SD Negeri 2 Sukosono. Diharapkan dengan penerapan pendekatan ini hasil belajar siswa dapat meningkat dan mencapai kriteria ketuntasan minimum (KKM). Dengan demikian siswa dapat mencapai ketuntasan belajar minimum klasikal. Selain itu peneliti juga berharap setelah menerapkan pendekatan pembelajaran servis bawah permainan bola voli menggunakan bola plastic berlapis busa  bagi kelas V ini dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.
Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan yaitu sejak bulan April sampai bulan Juni 2012. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 2 Sukosono  semester genap tahun pelajaran 2011/2012, yang terdiri dari 25 siswa dengan rincian 13 siswa putra dan 12 siswa putri.
            Hasil penelitian pada Siklus I diperoleh data hasil belajar atau ketuntasan belajar minimum siswa 44 % atau 11 siswa , meningkat pada Siklus II menjadi 92% atau 23 siswa, hasil pengamatan aspek Psikomotor pada siklus I sebesar 65,75 %, meningkat pada siklus II menjadi 74,00 %,  hasil pengamatan aspek Kognitif pada Siklus I sebesar 63 % meningkat pada Siklus II menjadi 76,75 %, hasil pengamatan aspek Afektif pada Siklus I sebesar 66,50 %, meningkat pada Siklus II menjadi 79,50 %. Nilai rata-rata siklus I 64,80 meningkat menjadi 76,20 pada siklus II, nilai tertinggi pada siklus I 85 meningkat menjadi 90 pada siklus II, sedangkan nilai terendah pada siklus I 45 berubah menjadi 60 pada siklus II.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pendekatan pembelajaran permainan bola voli melalaui servis bawah permainan bola voli menggunakan bola plastik berlapis busa ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Siswa hendaknya lebih aktif berinisiatif dalam melaksanakan kegiatan belajar ini dan diharapkan menjadi lebih baik.

Kata kunci : permainan bola voli, servis bawah, bola plastic berlapis busa.

Abstraction
Achmad Chusairi

Process the study of Physical Education and Health in class of V SD Country 2 Sukosono of District of Kedung of Sub-Province Jepara during the time student tend to passive, saturated, and less having of initiative in accepting Iesson, student  not dare to enquire to teacher, student not its opinion emu dare to and student of indigent of merspon Iesson by teacher.
Upon which utilize to overcome the problem above is by study approach service under netball game use the laminated plastic ball foam to class of V SD Country 2 Sukosono. Expected with the this approach applying result of learning student can mount and reach the complete criterion of minimum ( KKM). Thereby student can reach complete learn the minimum klasikal. Besides researcher also hope after applying study approach service under netball game use the laminated ball plastic foam to this class V can improve the quality of study
This research is executed during three months that is since April month;moon until June month;moon 2012. this Subyek Research is student of class of V SD Country 2 even Sukosono semester even school year 2011 / 2012, consisted of by 25 student with the detail 13 student man and 12 student women.
Result of research of  Cycle I obtained by data result of learning or complete learn the student minimum 44 % or 11 student , mounting at Cycle II become 92% or 23 student, result of perception of aspect Psikomotor at cycle I equal to 65,75 %, mounting at cycle II become 74,00 %, Cognate aspect perception result at Cycle I equal to 63 % mounting at Cycle II become 76,75 %, result of perception of aspect Afektif at]Cycle I equal to 66,50 %, mounting at Cycle II become 79,50 %. average value of Cycle I 64,80 mounting to become 76,20 at cycle II, highest value at cycle I 85 mounting to become 90 at cycle II, while value terendah [of] [at] cycle I 45 turning into 60 at cycle II.
Pursuant to inferential research result that approach of study of game of netball melalaui service under netball game use the laminated plastic ball foam is can improve the result learn the student. Student shall be more be active  have initiative  in executing activity learn this and expected to become better.

Keyword : netball game, service under, laminated ball plastic of spume

PENDAHULUAN
Penjasorkes  merupakan proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani dan direncanakan secara sistematik bertujuan untuk meningkatkan individu secara organik, neuromuskular, perseptual, kognitif, sosial dan emosional.
Permainan bola voli sudah lama dikenal di negara kita bahkan bisa dikatakan sudah popular sejak lama. Bola voli dapat dimainkan oleh anak-anak sampai orang dewasa baik pria maupun wanita. Permainan bola voli dapat dipakai sebagai sarana untuk pembentukan individu secara harmonis antara perkembangan jasmani dan rohani. Prestasi pemain bola voli akan baik bila jasmani dan rohani saling kait-mengkait didalam gerakan gerakan bermain, jiwa sebagai pendorong utama untuk menggerakan kemampuan raga yang telah dimiliki.
Dari pembelajaran pada SD Negeri 2 Sukosono diperoleh kenyataan  bahwa secara umum siswa belum mampu   melakukan servis bawah melewati net dalam permainan bola voli dengan menggunakan bola mini standar. Ada berbagai kemungkinan penyebab terjadinya ketidak mampuan siswa dalam melakukan servis bawah  mengunakan bola voli mini tersebut. Mungkin karena bola terlalu berat atau barangkali siswa takut merasakan sakit dalam melakukannya. Kemungkinan sarana prasarana dan metode pembelajaran belum sesuai. Untuk itu sarana prasarana dan metode pembelajaran merupakan salah satu bagian yang strategis dalam pencapaian tujuan pembelajaran.
Melihat permasalahan di atas, maka satu pemikiran yang muncul adalah bahwa perlu adanya sebuah metode yang tepat yaitu untuk mengganti bola voli yang standart dengan bola karet. metode yang tepat yaitu tersebut bisa mewakili karakteristik bola standart dan  mudah dilakukan siswa serta menyenangkan.
Berdasarkan dari hal itu penulis tertarik untuk mengadakan penelitian  tentang peningkatan kemampuan pembelajaran servis bawah  permainan  bola voli menggunakan bola karet pada siswa kelas V SD N 2 Sukosono, di karenakan  hal ini sangat penting dicari  pemecahan masalahnya.
Rumuskan masalah  pada penelitian ini adalah apakah dengan menggunakan bola karet dapat meningkatkan  kemampuan pembelajaran servis bawah dalam permainan bola voli pada siswa kelas V SDN 2 Sukosono?
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan pembelajaran servis bawah dalam permainan bola voli menggunakan bola karet siswa kelas V SDN  2 Sukosono.
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dalam peningkatan hasil belajar permainan bola voli melalui servis bawah menggunakan bola karet bagi kelas V SD Negeri 2 Sukosono adalah : bagi siswa dapat mengetahui betapa pentingnya permainan bola voli serta siswa dapat melakukan tehnik bermain dalam permainan bola voli. Bagi guru adalah sebagai bahan masukan dan menambah ilmu pengetahuan. Sehingga diharapkan KBM yang diselenggaran menjadi lebih menarik,inovatif, menyenangkan dan memperoleh pengalaman baru dengan menggunakan model-model pembelajaran yang inovatif dan kreaif. Bagi sekolah diharapkan dapat dipergunakan untuk referensi penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan hal yang sama. Serta dapat dipergunakan sebagai media alternatif bagi guru di sekolah lain dalam mengajarkan materi gerak dasar dan minat siswa dalam pelajaran bola voli yang lebih menyenangkan bagi siswa.
            Sumber pemecahan masalah pada penelitian ini adalah tes hasil perbuatan dan pengamatan siswa kelas V SD Negeri 2 Sukosono dalam Peningkatan Hasil belajar Bola Voli melalui servis bawah menggunakan bola karet. Serta mengolah data untuk kemudian di diskripsikan dalam bentuk prosentase.

METODE PENETILAN
Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas ( PTK ) yang merupakan salah satu jenis penelitian yang sedang popular dikalangan pendidik (guru) yang dilaksanakan pada kelas V SD Negeri 2 Sukosono Kecamatan Kedung Kabupaten Jepara.
Penelitian ini di laksanakan selama tiga bulan yaitu mulai bulan April sampai bulan Juni yang terdiri dari dua dua tahap pada tahap I atau tindakan pertama ( Siklus I ) dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 18 Mei 2012 dan Tahap atau tindakan kedua ( Siklus II ) pada hari Selasa tanggal  8 Juni 2012.
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 2 Sukosono semester genap tahun pelajaran 2011/2012. Terdiri dari 25 siswa dengan rincian 13 siswa putra dan 12 siswa putri.
Tehnik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan langkah - langkah atau metode sebagai berikut : Metode Observasi yaitu penulis melihat secara langsung tentang keadaan atau kondisi siswa kelas V SD Negeri 2 Sukosono, Metode Wawancara yaitu Peneliti menggali informasi dengan berkomunikasi lansung dengan siswa kelas V SD Negeri 2 Sukosono. tentang kebiasaan siswa melakukan servis bawah pada permainan bola voli, Metode Evaluasi atau Tes yaitu pengumpulan dengan berbagai cara evaluasi agar peneliti mengetahui sejauh mana kemampuan siswa dalam menguasai tehnik permainan bola voli yang disesuaikan fakta yang ada dilapangan, Metode Dokumentasi yaitu pengumpulan data dimana peneliti menyelididki benda-benda tertulis, seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya. Dokumentasi digunakan sebagai bukti otentik pelaksanaan tindakan kelas ( penelitian ) berupa data siswa dalam penelitian tindakan kelas dan dokumen peristiwa proses penelitian tindakan kelas berupa foto atau video.
Instrumen penelitian yang digunakan adalah berupa jawaban indikator pertanyaan  yang terdiri dari tiga aspek ( kognitif, psikomotor dan afektif ) yang diberikan kepada siswa sebagai tolok ukur keberhasilan pembelajaran. Adapun jumlah pertanyaan setiap aspek terdiri dari empat butir pernyaan dengan cara siswa menjawab pertanyaan adalah sesuai dengan kriteria pensekoran setiap aspek sedangkan nilai tertinggi setiap soal adalah 4.
Dalam penelitiain ini yang dilakukan menggunakan analisis data kualitatif dan analisis data kuantitatif. Analisis data kualitatif dilakukan untuk mengetahui minat siswa terhadap model pembelajaran yang diterapkan oleh peneliti yang dihasilkan melalui kuisioner. Analisis data secara kuantitatif dilakukan untuk mengetahui prestasi siswa yang dihasilkan dengan model pembelajaran yang disajikan peneliti. Data dalam penelitian ini terdiri dari data pada siklus I dan data pada siklus II.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah menggunakan teknik analisis deskriptif berbentuk persentase. Sedangkan data yang berupa saran dan alasan memiilih jawaban dianalisis menggunakan teknik analisis kualitatif.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.      Sikuls I
Pada pelaksanaan penelitian Siklus I diperoleh temuan pada siswa yaitu motivasi dan minat siswa dalam proses pembelajaran masih belum kelihatan baik. Kelemahan utama dari pembelajaran Siklus I siswa masih kurang benar dan kurang berani dalam mengajukan pertanyaan kepada guru, masih lemah dalam melakukan tehnik dasar bola voli yang dicontohkan guru, kurang berani dalam melakukan servis bawah. Sehingga masih banyak yang hasil prestasi belajarnya rendah. Hal ini dibuktikan dengan perolehan dengan nilai rata-rata 64,80, nilai tertinggi 85, nilai terendah 45 serta yang mencapai ketuntasan belajar minimum (KKM) 11 siswa atau dengan prosentase baru mencapai 44 %.



B. Sikuls II
Selanjutnya dari pelaksanaan sikuls I peneliti melaksanakan pembelajaran permainan bola voli melalui servis bawah menggunakan bola karet pada sikuls II. Kelemahan-kelemahan yang ada pada sikuls I sudah dapat diperbaiki dan aktivitas dan hasil belajar siswa meningkat. Sehingga pada siklus II dapat diperoleh data  sebagai berikut nilai rata-rata 76,70, nilai tertinggi 90, nilai terendah 60 dengan ketuntasan minimum 23 siswa dengan prosentase 92 %.



C. Pembahasan        
Setelah diadakan penelitian selama dua Siklus, pendekatan permainan bola voli melalui servis bawah menggunakan bola karet pada siswa kelas VI SD Negeri 2 Sukosono Kecamatan Kedung Kabupaten Jepara tahun pelajaran 2011/2012 diperoleh data sebagai berikut nilaia rata-rata pada siklus I 64,80 meningkat menjadi 76,20 pada siklus II, nilai tertinggi pada siklus I 85 meningkat menjadi 90 pada siklus II, nilai terendah pada siklus I 45 berubah menjadi 60, serta siswa yang mencapai ketuntasan minimum ( KKM ) pada siklus I hanya 11 siswa meningkat menjadi 23 siswa pada siklus II. Sehingga kalau diprosentase ketuntasan minimum pada siklus I sebesar 44 % meningkat menjadi 92 % pada siklus II. Artinya kegiatan belajar mengajar dengan pendekatan permainan bola voli melalui servis bawah menggunakan bola karet pada siswa kelas V SD Negeri 2 Sukosono Kecamatan Kedung Kabupaten Jepara tahun pelajaran 2011/2012 dapat dikatan berhasil dengan baik.

SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdsarkan hasil analisis data dan pembahasan siklus I dan siklus II yang telah dilaksankan peneliti maka simpulan penelitian ini adalah sebagai berikut “ kualitas pembelajaran permainan bola voli melalui servis bawah menggunakan bola karet, dapat ditingkatkan melalui pendekatan pembelajaran permainan bola voli ini pada siswa kelas V SD Negeri 2 Sukosono Kecamatan Kedung Kabupaten Jepara “. Hal ini dapat dibuktikan dengan peningkatan aktifitas siswa dan hasil belajar siswa. kelas V SD Negeri 2 Sukosono  Kecamatan Kedung Kabupaten Jepara tahun pelajaran 2011/2012 semester genap.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan maka saran yang diajukan adalah sebagai berikut :
a. Bagi para pendidik ( Guru ) yang sedang mengalami permasalahan dalam pembelajaran seperti peneliti alami, penilitian ini dapat diterapakan pada strategi pembelajaran permainan bola voli melalui servis bawah menggunakan bola karet.  Untuk itu agar guru  mempertimbangkan lebih jauh sebelum menggunakan metode ini. Diharapkan ketrampilan guru juga dapat meningkat.
b. Jika menggunakan metode pembelajaran permainan bola voli melalui servis bawah menggunakan bola karet, guru perlu memberikan tugas yang jelas dan agar tidak membingungkan siswa, sehingga prestasi belajar siswa dapat meningkat secara nyata.
c. Melibatkan partisipasi aktif siswa dalam proses pembelajaran menggunakan metode pembelajaran permainan bola voli melalui servis bawah menggunakan bola karet bagi siswa kelas V agar dapat meningkatkan aktifitas siswa.
d. Untuk lebih menguji kebenaran dari penelitian ini diperlukan penelitian lebih lanjut. Selain itu semoga laporan penelitian ini dapat bermanfaat sebagai referensi dan acuan apabila di antara para guru sedang mengalami permasalahan pembelajaran yang sama seperti yang peneliti hadapi.


DAFTAR PUSTAKA
Bainil. 2003/2004. Hubungan kekuatan otot Lengan dengan Kemampuan Passing dalam Permainan Bola Voli. Skripsi (tidak dipublikasikan)

DEPDIKNAS. 2003 : Pedoman Pembinaan dan Pengembangan Olahraga Usia Dini. Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah. Direktorat Pendidikan Taman Kanak-kanak SD Jakarta 

Sukintaka. dkk. 1979. Permainan Dan Metodik. Bandung : Remadja Karya
Kuswajaya Wihardi .2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Universitas Terbuka

Rochiati Wiriatmaja.2005. Metode Penelitian Tindakan Kelas . Bandung : PT.Remaja Rosdakarya.

Sarayin.1998.Penuntun Pelajaran Orkes Kelas I SMA. Ganeca Excac. Bandung.
Suharsimi Arikunto. 2007. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta
Sukirman, dkk. 2004. Matematika. Jakarta : Universitas Terbuka
Viera,Barbaral dan Fengason Bonnic Jill.1996.Volley Ball. University of Delawk .

Friday 21 December 2012

INDUK ORGANISASI OLAHRAGA INTERNASIONAL




AAU             : the Amateur Atletic Union (Atlit amatir)
ABC             : Asian Badminton Confederation (Bulutangkis asia)
AFA             : Association Football Amateur (Sepakbola amatir)
AFC             : Asian Football Confederation (Sepakbola asia)
AGF             : Association Golf Federation (Golf)
AIMS           : Association of International Marathons and distance race
AIBA           : Association International Boxing Amateur (Tinju)
BWF            : Badminton World Federation (Bulutangkis)
CAF             : Confederation Africaine  de Futball (Sepakbola afrika)
Concacaf      : Confederation of north Central American and Carebean Association  Footbal (Sepakbola amerika utara-tengah-karibia)
CSF             : Confederacion Sudamericana de Futbol (Sepakbola amerika selatan)
FAI              : Federation Aeronautic International (Terjun payung)
FEI              : Federation Equestre Internationale (Berkuda)
FIAC           : Federation International Amateur Cycliste (Balap sepeda amatir)
FIBA           : Federation Internationale de Basketball Amateur (Bolabasket)
FICP           : Federation International Cycliste Proffesional (Balap sepeda pro)
FIFA           : Federation Internationale de Football Association (Sepakbola)
FIFI            : Federation of International Football Independents
FIG             : Federation Internationale de Gymnastique (Senam)
FIHA           : Federation Internationale de Hockey Association (Hoki)
FILA           : Federation Internationale de Letter Amateur (Gulat)
FIM             : Federation International Motorcyrcle (Sepeda motor)
FINA           : Federation International de Natation Amateur (Renang)
FIQ             : Federation Internationale des Quelleurs (Boling)
FISA           : Federation International Sport Automobile (Balap mobil)
FITA           : Federation Internationale de Tir L’Are (Panahan)
FOTA          : Formula One Team’s Association (F 1)
IAAF           : International Amateur Athletic Federation (Atletik)
IAF              : International Aerobic’s Federation (Aerobik)
IAHF           : International Amateur Handball Federation (Bolatangan)
IBAD           : International Badminton Association for the Disabled
IBF              : International Badminton Federation (Bulutangkis)
IBF              : International Boxing Federation (Tinju)
IBO             : International Boxing Organisation (Tinju)
ICU             : International Cycliste Union (Sport sepeda)
IFFHS         : International Federation of Football History and Statistics
IFU             : International Football Union
IIHF            : International Ice Hockey Federation (Hoki es)
IJF              : International Judo Federation (Judo)
ILTA           : International Lawn Tennis Association (Tennis)
IOC            : International Olympic Commite (Olimpiade)
IPC             : International Parasut Commite (Dirgantara)
IPF             : International Powerlighting Federation (Angkat berat)
ISF             : the International Softball Federation (Softbol)
ISRF          : International Squast Racket Federation (Squas)
ISTF          : International Sepak Takraw Federation (Sepak takraw)
ITF            : International Tennis Federation (Tennis)
ITKF          : International Traditional Karate Federation (Karate tradisional)
ITTF          : International Table Tennis Federation (Tenis meja)
IVBF          : International Volley Ball Federation (Bola voli)
IWF           : International Weightlighting Federation (Angkat besi)
IWUF        : International Wushu Union Federation (Wushu)     
IYRU         : International Yachting  Racing Union (Layar)
JKA           : Ju-jitsu Karate-do Association (Ju-jitsu)
KICK         : Karate International Council Kickboxing (Tinju bebas)
MTC          : Mens Tennis Council (Tennis pria)
NF-Board   : New Federation Board
OFC           : Oceania Football Confederation (Sepak bola oceania)
OPBF         : Orient Pasific Boxing Federation (Tinju asia pasifik)
Persilat        : Persekutuan Silat antar bangsa (Pencak silat)
PGA           : Proffesional Golf Association (Golf pro)
PKC           : Proffesional Karate Council (Karate pro)
UEFA         : Union of European Football Association (Sepak bola eropa)
UIAA         : Union Internationale des Association d’Alpinisme (Pendakian gn)
WAFA        : World Association of Veteran Athletes (Atlit veteran)
WBA         : World Boxing Association (Persatuan tinju)
WBC         : World Boxing Council (Dewan tinju)
WBF         : World Boxing Federation (Federasi tinju)
WBO        : World Boxing Organization (Organisasi tinju)
WBF         : World Badminton Federation (Bulutangkis)
WKF         : World Karate-do Federation (Karate)
WSKO      : World Shorinji Kempo Organisation (Kempo)
WTA         : Womens Tennis Association (Tenis wanita)
WTF         : World Taekwondo Federation (Taekwondo)
WWF        : World Westling Federation (Gulat)
WUKO      : World Union of Karate-do Organisation (Karate)
UIT           : Union Internationale de Tir (Menembak)