Blogger Widgets TAMAMI JAYA: BAHASA DAERAH SEMAKIN PUNAH
SELAMAT DATANG Di Web tamamijaya.blogspot.com Jalan DR.Wahidin 76 Dema'an Jepara

Sunday 23 February 2014

BAHASA DAERAH SEMAKIN PUNAH



Dari sekitar 746 bahasa daerah di wilayah Sabang di ujung barat sampai Merauke di ujung timur, sebanyak 50 bahasa daerah di Indonesia terancam punah. Kepunahan terjadi karena jumlah penutur bahasa daerah semakin sedikit,

Mereka yang punah ini karena jumlah penuturnya di bawah 500 orang. Apalagi penuturnya sendiri sudah tua dan belum ada yang menggantikan.

Sembilan bahasa daerah di Papua sudah punah karena penuturnya sedikit dan karakteristik daerahnya yang terpencil, juga di Maluku Utara

Yang paling kecil jumlah penuturnya adalah wilayah bagian timur dan tengah, padahal jumlah bahasa daerahnya sangat banyak. Di Papua sendiri ada sekitar 250 bahasa daerah

Berdasarkan data, bahasa di Papua yang punah ialah bahasa Mapia, Tandia, Bonerif dan Saponi. Sementara bahasa yang terancam punah ialah bahasa Lom di Sumatera, bahasa Budong-budong, Dampal, Bahonsai dan Baras di Sulawesi.

Selanjutnya bahasa Lengilu, Punan Merah dan Kareho Uheng di Kalimantan. Begitu pula di Maluku bahasa Hukumina, Kayeli, Nakaela, Hoti, Hulung, Kamarian dan bahasa Salas terancam punah.

Ancaman kepunahan 50 bahasa daerah masih bisa dicegah. Adanya kurikulum baru menjadi suatu pencerahan karena diperbesarnya porsi bahasa daerah sebagai bahan ajar, terutama di jenjang SD.

Memang sudah banyak perhatian pemerintah daerah untuk menjaga kelestarian bahasa. Di antaranya di Pemkot Bandung yang menyelenggarakan acara Rebo Nyunda, dan di Tegal ada agenda Kamis Ngapak-ngapak yang mengajak generasi muda untuk bertutur dengan bahasa daerah.

Tetapi justru pelaku bahasa di wilayah kita sendiri terkadang malah semakin membuat bahasa daerah semakin kecil jumlah penuturnya.

·         Pendidikan keluarga, yang sangat dominan dalam pelestarian bahasa daerah. Ayah ibu lebih banyak menggunakan bahasa Indonesia atau bahkan bahasa Inggris sebagai bahasa sehari-hari di lingkungan keluarga.
·         Anak-anak SD masih bisa menggunakan bahasa daerah, tetapi kenyataannya pelajaran bahasa daerah juga semakin kecil porsinya.
·         PAUD/TK sudah menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar

Diharapkan masih banyak daerah yang mengapresiasi bahasa ibu, namun tidak cukup itu saja. pemerintah juga perlu turun tangan untuk mencegah kepunahan bahasa daerah dengan memperbesar anggaran penelitian.

No comments: