Blogger Widgets TAMAMI JAYA: PERSIJAP JEPARA
SELAMAT DATANG Di Web tamamijaya.blogspot.com Jalan DR.Wahidin 76 Dema'an Jepara

Tuesday 18 March 2014

PERSIJAP JEPARA



Pada 28 Agustus 1973, di Salatiga digelar partai puncak perebutan Piala Makutarama. Dua tim bertetangga dari daerah pesisir utara Pulau Jawa, Persijap Jepara dan Persipa Pati berjuang mati-matian untuk menjadi juara.

Langit cerah, dan tak ada pertanda hujan akan turun saat wasit Dardiri asal Salatiga meniup peluit isyarat kick off babak pertama dimulai. Di babak pertama, Kamal Djunaidi, seorang striker muda Persijap menunjukkan kelasnya sebagai ujung tombak tim. Gerakannya lincah, agresif, dan variatif. Suatu saat di babak pertama itu, tendangannya menggetarkan jala lawan, dan kedudukan tetap 1-0 hingga 45 menit pertama berakhir.

Ketika kaki Syarief KS, kapten tim Persijap, menggelindingkan bola kick off babak kedua, langit gelap oleh mendung yang menggelayut. Suara halilintar datang bertubi, memekakkan ribuan pasang telinga yang memadati stadion. Saat itulah, di lapangan terlihat api berkobar.

Hampir semua pemain tergeletak, termasuk wasit Dardiri. Syarif KS masih berdiri terpaku, tak mafhum apa yang baru saja terjadi. Tubuh Kamal Djunaidi yang semula lincah terlihat mengepulkan asap. Kaus kaki, sepatu, dan celananya terkoyak api. Tujuh anggota skuad Persijap lainnya luka bakar parah. Hanya Kamal Djunaidi, pemuda asal Kelurahan Panggang yang meninggal di tengah lapangan. Api halilintar itu mengakhiri kariernya di tim yang sangat dicintainya.

Tapi, hembusan nafas terakhirnya menorehkan prestasi gemilang. Kedudukan 1-0 itu membuat Persijap berhak memboyong Piala Makutarama. Nama Kamal Djunaidi kemudian diabadikan menjadi nama stadion untuk mengenang pengorbanan, spirit, sekaligus prestasi yang pernah diukir pahlawan bola bagi masyarakat Jepara tersebut.

Tak hanya itu, tulisan Diego de Ceuto asal Portugis tentang perjuangan Ratu Kalinyamat mengusir penjajah pada 1550 juga menjadi inspirasi bagi klub berkostum merah merah tersebut. Ratu Kalinyamat merupakan putri
Sultan Trenggono dari Demak. Dia terkenal sebagai ratu yang gagah berani dan rupawan serta memiliki jiwa patriotiksme antipenjajah. Hal itu dibuktikan dengan pengiriman armada perangnya ke Malaka guna menggempur Portugis pada tahun 1551 dan tahun 1574. Sekitar 2.000 dari 4.000 prajurit Ratu Kalinyamat gugur. Mereka berani mati untuk sebuah perjuangan.

Atas keberaniannya itu, maka bangsa Portugis lantas menyebut Sang Ratu Kalinyamat sebagai De Krange Dame atau wanita yang gagah berani. Bahkan seorang penulis bangsa Portugis dalam bukunya Da Asia menyebut diri
Ratu Kalinyamat sebagai Rainha de Jepara , senhora Poderosa e rice (Raja Jepara, seorang perempuan yang kaya dan mempunyai kekuasaan besar). Sekarang, nama Ratu Kalinyamat digunakan sebagai julukan tim dari kota ukir tersebut.

Memang,selain terkenal sebagai kota kerajinan ukir kayu, sudah sejak lama kota Jepara dikenal memiliki publik yang sangat antusias dan bersemangat dengan sepakbola. Tak mengherankan, jika sejak Persijap berdiri pada tahun 1954, tim ini selalu mendapat dukungan yang kuat dari masyarakat Jepara.

Prestasi Persijap cukup mengkilat di tingkat yunior dengan keberhasilan tim yunior mereka beberapa kali menjadi juara Piala Suratin pada tahun 1982, 1998, dan 2002. Sayang di tingkat senior, prestasi Persijap belum mengesankan. Persijap merupakan tim yang sejak lama berkutat dengan kompetisi Divisi I Liga Indonesia.

Baru pada pentas Divisi I Liga Indonesia 1999/2000 Persijap berhasil merengkuh tiket promosi. Persijap berhasil menjuarai Grup Tengah I mengungguli Perseden, Mitra Surabaya, PSJS, dan Perserang, untuk lolos ke babak 8 besar. Bertanding di depan publik sendiri, Persijap berhasil menduduki peringkat 2 Grup B Babak 8 Besar untuk memastikan promosi ke Divisi Utama. Persijap akhirnya hanya menempati peringkat keempat setelah pada semifinal yang digelar di Stadion Benteng, Persijap dikalahkan Persita Tangerang, dan kalah dari Persikabo Bogor dalam perebutan tempat ketiga.

Sayangnya aksi Persijap di Divisi Utama Liga Indonesia 2001 hanya berlangsung setahun. Diwarnai dengan pergantian pelatih, Persijap harus kembali ke Divisi I setelah terpaut dua poin setelah hanya menempati peringkat ke-12 dari 14 peserta. Tak mau menyerah, Persijap berusaha keras untuk kembali naik ke Divisi Utama dengan persiapan tim yang matang dan perekrutan pemain yang berpengalaman. Selama tiga tahun berturut-turut Persijap selalu disegani di Divisi I, dan lolos dari penyisihan grup. Sayang prestasi Persijap selalu mentok di babak penentuan.

Perubahan jumlah peserta Divisi Utama pada Liga Indonesia memberikan berkah bagi Persijap. Tiket promosi gratis diberikan oleh PSSI, sehingga Persijap kembali berlaga di kasta tertinggi sepakbola Indonesia. Langkah Persijap tidak terlalu menggembirakan, dan terseok seok menghadapi persaingan di Liga Indonesia. Beruntung di saat saat akhir, Persijap berhasil lepas dari bayangan suram degradasi pada tahun 2001.


Profil Persijap

Data Klub
Berdiri: 11 April 1954
Alamat: Kompleks Stadion Gelora Bumi Kartini, Ujung Batu, Jepara, Jawa Tengah.
Telpon: +62 (0) 291 591018
Ketua Umum: Johar Lin Eng
Manajer Tim: Mohammad Said Basalamah
Pelatih: Raja Isa
Julukan: Laskar Kalinyamat
Slogan klub : “YOU CAN NOT STOP THE RED WARRIOR” (Kamu tidak bisa menghentikan Pasukan Merah)
Stadion: Gelora Bumi Kartini, kapasitas 20.000 penonton

Sejarah

Persatuan Sepak bola Indonesia Jepara (disingkat Persijap atau Persijap Jepara) adalah sebuah klub sepak bola yang bermarkas di Jepara, sebuah kabupaten yang terletak paling utara pulau Jawa. Jepara sendiri merupakan kota kecil dengan mayoritas masyarakatnya bekerja di sektor industri pengolahan kayu. Produk mebel kayu merupakan lokomotif perekonomian masyarakat kabupaten ini.
Persijap didirikan pada tahun 1954. Pada tahun 2001 tim ini berhasil masuk ke jajaran Divisi Utama, sebelum akhirnya kembali ke Divisi I. Mulai tahun 2005, Persijap yang dilatih oleh Rudy William Keltjes berhasil kembali ke Divisi Utama. Untuk musim 2006 Persijap bergabung di Wilayah Barat.
Belum ada prestasi hebat bagi tim Persijap Senior. Namun demikian Persijap sudah mampu mengalahkan tim-tim besar di Divisi Utama seperti Persipura, PSM dan PSIS Semarang. Bahkan untuk PSIS Semarang, Persijap pernah mengalahkannya dua kali di Copa Indonesia dengan skor 2-0 di Jepara dan 3-2 di Semarang.
Untuk Kelompok Junior, Persijap merupakan klub besar di tanah air. Tim ini sudah tiga kali menjuarai Piala Suratin (kompetisi junior tertinggi di Indonesia). Kebesaran tim junior Persijap bahkan menyamai tim-tim Persebaya Surabaya, PSM Makassar, dan klub besar lainnya.
Klub ini mendapatkan perhatian yang besar dari Bupati Jepara, Hendro Martojo, yang merupakan Pembina Persijap. Kelompok pendukungnya bernama JETMAN (Jepara Tifosi Mania), BANASPATI (Barisan Suporter Persijap Sejati) dan CURVA NORD 1954 (ULTRAS1954).

Persatuan Sepakbola Indonesia Jepara atau lebih dikenal dengan sebutan Persijap Jepara adalah sebuah klub profesional yang berkedudukan di Kota Jepara. Tim berjuluk "Laskar Kalinyamat" saat ini adalah salah satu kontestan Superliga 2009/10, kompetisi sepakbola kasta tertinggi di tanah air.

Meski telah berdiri sejak 11 April 1945, Persijap baru mulai menunjukkan eksistensinya setelah sepakbola nasional memasuki era profesional yang ditandai dengan digulirkannya Liga Indonesia. Tepatnya, pada musim kompetisi 1999/00, di mana kala itu tim ini berhasil menembus divisi utama.

Sayang prestasi itu tidak bisa dipertahankan karena hanya numpang lewat dan harus kembali ke divisi I pada musim berikutnya. Barulah pada musim kompetisi 2004, pelatih Rudi William Keltjes berhasil mengembalikan tim ini ke level atas kompetisi sepakbola nasional, hingga akhirnya mampu meraih tiket ke Superliga.

Sepanjang tampil di pentas divisi utama Liga Indonesia, tim "Plat Merah" milik Pemkot Jepara ini belum pernah meraih posisi terhormat. Kecuali dengan catatan prestasi manis, yakni menumbangkan sejumlah tim papan atas seperti Persipura Jayapura, PSM Makassar, dan lainnya.

Hal ini pula yang dilakukan di awal kompetisi Superliga edisi perdana. Tim kebanggaan warga Kota Jepara ini bahkan mampu bertengger di papan atas. Hanya saja hal tersebut tidak bisa dipertahankan, hingga akhirnya mereka finish di urutan kesebelas klasemen akhir kompetisi.

Prestasi

Liga Indonesia

1994/95: Divisi I
1995/96: Divisi I
1996/97: Divisi I
1998/99: Peringkat ke-3 Grup II Divisi I
1999/00: Juara Grup I Divisi I (Promosi ke divisi utama)
2001: Peringkat ke-12 Wilayah Timur (Degradasi ke divisi I)
2002: Peringkat ke-2 Grup Barat Divisi I
2003: Peringkat ke-8 Grup Barat Divisi I
2004: Peringkat ke-3 Grup Barat Divisi I (Promosi ke divisi utama)
2005: Peringkat ke-12 Wilayah Timur
2006: Peringkat ke-9 Wilayah Barat
2007: Peringkat ke-9 (Promosi ke Superliga)
2009/10: Peringkat ke-11 Superliga
2010/11: Peringkat ke-14 Superliga

Copa Indonesia
2005/06: 16 besar
2006/07: 64 besar (babak pertama)
2007/08: 32 besar
2008/09: Empat besar

Daftar Persijap JeparaISL Musim 2014


[GK] Dedi Heriyanto (89)
[GK] Danang Widiatmoko (82)
[GK] Dimas Galih Pratama (92)
[CB] Evaldo Silva de Assis (4) Captain
[CB] Danial (5)
[CB] M. Fatkhul Manan (19)
[CB;RWB,RB] Sugiyono (3)
[CB] Achmad Taufiq (6)
[CB] Andika Dian Asruri (8)
[DM;CB,RWB,RB] Anam Syahrul Fitrianto (24)
[DM;CM] Cucu Hidayat (28)
[DM;CM] Diva Tarkas (25)
[CM;AM,SM/WG] Claudio Luis Jandre Sobrinho * (60)
[CM] Khanif Muhajirin (14)
[CM] Lucky Oktavianto (23)
[RWB;RB,CB] Catur Rintang Setiawan (29)
[RWB;RB] Murwanto (27)
[LWB;LB] M. Fauzan Jamal (12)
[LWB;LB] Achmad Buchori (35)
[LWB;LB] Slamet Riyadi (22)
[AM;SM/WG,CF] Ahmad Noviandani (17)
[AM;SM/WG] Ahmad Rajendra Paturusi (44)
[CF;SS] Noor Hadi (9)
[CF;SS,SM/WG] Kornelis Kaimu (39)
[CF;SS] Boy Jati Asmara (99)

Head Coach :: Raja Isa (MAS)

No comments: