Blogger Widgets TAMAMI JAYA: Upaya Meningkatkan Kesegaran Jasmani melalui modifikasi alat dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani pada siswa kelas VI SDN 2 Sukosono Kedung Jepara
SELAMAT DATANG Di Web tamamijaya.blogspot.com Jalan DR.Wahidin 76 Dema'an Jepara

Friday 28 October 2011

Upaya Meningkatkan Kesegaran Jasmani melalui modifikasi alat dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani pada siswa kelas VI SDN 2 Sukosono Kedung Jepara


Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan,
perilaku hidup sehat, aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi. Pengalaman belajar yang disajikan akan membantu siswa untuk memahami mengapa manusia bergerak dan bagaimana cara melakukan gerakan yang aman, efisien, dan efektif.
Penelitian ini bertujuan :
1)      Mengetahui perbedaan tingkat kesegaran jasmani siswa yang diajar dengan model pembelajaran dengan modifikasi alat dalam pendidikan jasmani
2)      Mengetahui seberapa banyak perbedaan tingkat kesegaran jasmani siswa yang diajar dengan model pembelajaran dengan modifikasi alat dalam pendidikan jasmani.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas yang merupakan suatu siklus yang terdiri atas : adanya masalah-rencana tindakan-pelaksanaan tindakan-evaluasi dan refleksi. Subyek yang digunakan adalah seluruh siswa kelas VI SD Negeri 2 Sukosono Kedung Jepara tahun pelajaran 2010/2011 sebanyak 46 siswa.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa :
1)      Banyak faktor yang dapat mempengaruhi tingkat kesegaran jasmani seseorang, salah satunya adalah melalui aktivitas jasmani.
2)      Pendidikan jasmani dapat digunakan sebagai bentuk kegiatan siswa dalam upaya menjaga dan meningkatkan kesegaran jasmani
3)      Dalam proses pendidikan jasmani diperlukan adanya modifikasi dan variasi pembelajaran.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dengan model pembelajaran dengan pendekatan modifikasi alat dalam pembelajaran ada dampak perubahan motivasi dan sekaligus tingkat kesegaran jasmani siswa. Hal ini disebabkan karena mereka dapat belajar sambil bermain. Dengan kegiatan ini pula kemampuan kognitif, afekfif dan psikomotorik siswa dapat berkembang.

A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan. Oleh karena itu, pelaksanaan pendidikan jasmani harus diarahkan pada pencapaian tujuan tersebut. Tujuan pendidikan jasmani bukan hanya mengembangkan ranah jasmani, tetapi juga mengembangkan aspek kesehatan, kebugaran jasmani, keterampilan berfikir kritis, stabilitas emosional, keterampilan sosial, penalaran dan tindakan moral melalui kegiatan aktivitas jasmani dan olah raga.
Pendidikan jasmani merupakan media untuk mendorong perkembangan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai-nilai (sikap-mental-emosional-spritual-dan sosial), serta pembiasan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan yang seimbang.
Pendidikan jasmani memiliki peran yang sangat penting dalam mengintensifkan penyelenggaraan pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup. Pendidikan jasmani memberikan kesempatan pada siswa untuk terlibat langsung dalam aneka pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani, bermain, dan berolahraga yang dilakukan secara sistematis, terarah dan terencana. Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan untuk membina, sekaligus membentuk gaya hidup sehat dan aktif sepanjang hayat.
Dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani guru harus dapat mengajarkan berbagai keterampilan gerak dasar, teknik dan strategi permainan / olahraga, internalisasi nilai-nilai (sportifitas, jujur kerjasama, dan lain-lain) dari pembiasaan pola hidup sehat. Pelaksanaannya bukan melalui pengajaran konvensional di dalam kelas yang bersifat kajian teoritis, namun melibatkan unsur fisik mental, intelektual, emosional dan sosial. Aktivitas yang diberikan dalam pengajaran harus mendapatkan sentuhan dikdakdik-metodik, sehingga aktivitas yang dilakukan dapat mencapai tujuan pengajaran. Melalui pendidikan jasmani diharapkan siswa dapat memperoleh berbagai pengalaman untuk mengungkapkan kesan pribadi yang menyenangkan, kreatif, inovatif, terampil, meningkatkan dan memeliharan kesegaran jasmani serta pemahaman terhadap gerak manusia.
Adapun ruang lingkup pendidikan jasmani meliputi aspek permainan dan olahraga, aktivitas pengembangan, uji diri / senam, aktivitas ritmik, aktivitas ritmik, akuatik (aktivitas air) dan pendidikan luar kelas.
Sesuai dengan karakteristik siswa SD usia 6-12 tahun, mereka cenderung masih suka bermain dan memang masih dalam periode masa bermain. Untuk itu guru harus mampu mengembangkan pembelajaran yang efektif, disamping harus memahami dan memperhatikan karakteristik dan kebutuhan siswa. Pada masa usia tersebut seluruh aspek perkembangan manusia baik itu kognitif, psikomotorik dan afektif mengalami perubahan. Perubahan yang paling mencolok adalah pertumbuhan dan perkembangan fisik dan psikologis.
Agar standar kompetensi pembelajaran pendidikan jasmani dapat terlaksana sesuai dengan pedoman, maksud dan juga tujuan sebagaimana yang ada dalam kurikulum, maka guru pendidikan jasmani harus mampu membuat pembelajaran yang efektif dan menyenangkan. Untuk itu perlu adanya pendekatan, variasi maupun modifikasi alat dalam pembelajaran.
Berdasarkan uraian di atas, penulis melakukan penelitian dengan judul Upaya Meningkatkan Kesegaran Jasmani melalui Modifikasi alat dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani Siswa Kelas VI SD Negeri 2 Sukosono Kedung Jepara Tahun Pelajaran 2010/2011.

B. Identifikasi Masalah
Dengan adanya kurikulum berbasis kompetensi yang merupakan pedoman bagi guru dan merupakan bahan kegiatan dalam pembelajaran, maka siswa perlu mempelajari dan melaksanakan untuk mencapai kompetensi yang sudah dirumuskan. Untuk mencapai standar kompetensi tersebut bukanlah yang mudah. Adapun permasalahan-permasalahan yang muncul dilapangan adalah sebagai berikut:
1)      Banyak dikalangan pendidikan yang belum memahami tentang perbedaan Pendidikan Jasmani dan Olah Raga.
2)      Kurangnya pemahaman dari siswa tentang maksud dan tujuan pendidikan jasmani sehingga pada proses pembelajaran belum semua antusias untuk beraktivitas jasmani.
3)      Kurangnya pemahaman tentang arti pentingnya tubuh bugar dan sehat, sehingga mereka mengikuti pendidikan jasmani hanya sekedar ikut bermain.

C. Batasan Masalah
Penelitian ini memiliki beberapa batasan yang perlu dikembangkan agar substansi penelitian ini tidak melebar dan agar dapat kesepahaman penafsiran tentang substansi yang ada dalam penelitian ini. Batasan-batasan masalah tersebut adalah sebagaimana berikut ini:
1)      Penelitian ini hanya menitikberatkan pada model pembelajaran dengan pendekatan modifikasi alat untuk meningkatkan kesegaran jasmani siswa.
2)      Penelitian ini menerapkan model pembelajaran dengan pendekatan modifikasi alat pada pendidikan jasmani dalam upaya meningkatkan tingkat kesegaran jasmani siswa.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, peneliti dapat merumuskan masalah sebagai berikut :
1)      Apakah pembelajaran pendidikan jasmani dengan model pembelajaran dengan modifikasi alat tingkat kesegaran jasmani siswa dapat meningkat?
2)      Seberapa besar peningkatan tingkat kesegaran jasmani siswa setelah mengikuti model pembelajaran dengan modifikasi alat dalam pendidikan jasmani.

E. Tujuan Pendidikan
Tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah :
1)      Mengetahui perbedaan tingkat kesegaran jasmani siswa yang diajar dengan model pembelajaran dengan modifikasi alat dalam pendidikan jasmani.
2)      Untuk mengetahui seberapa besar perbedaan tingkat kesegaran jasmani siswa yang diajar dengan model pembelajaran dengan modifikasi alat dalam pendidikan jasmani.
F. Manfaat Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak yaitu :
1. Guru
Untuk meningkatkan kualitas mengajar dan mencoba menerapkan model pembelajaran sebagai inovasi baru dalam proses pembelajaran
2. Siswa
Dengan banyaknya model pembelajaran mereka mendapatkan banyak variasi dalam pembelajaran. Selain itu siswa dapat belajar sambil bermain
3. Sekolah
Hasil penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan sekolah untuk mengembangkan model pembelajaran.




No comments: